Inovasi Batik Kidang Mas Lasem, Tawarkan Warna Pastel hingga Kolaborasi Metaverse
Ilustrasi batik Kidang Mas Lasem. (Foto: Unsplash /Ema Lalita)
NAMANYA Rudi Siswanto, ialah generasi keenam yang mengelola rumah batik Kidang Mas Lasem sejak 2014. Bisnis batik Kidang Mas Lasem ini rupanya turunan kakek buyut Rudi sekitar pertengahan 1800-an. Bukan perkara yang mudah bagi Rudi dan keluarga untuk rela kembali ke pesisir utara Jawa, Lasem, meneruskan usaha batik ini.
"Saya masih beruntung masih bisa tinggal di rumah yang dibangun oleh generasi pertama, leluhur saya," kata Rudi saat dihubungi Merahputih.com, Selasa (13/9).
Rumah batik Kidang Mas Lasem berdiri sejak 1970-an yang merupakan turunan dari sang kakek, Tjan Liong Khoen (generasi keempat), lalu diteruskan ibunda Djoeniati dan kemudian Rudi Siswanto. Kehidupan berjalan seperti biasanya hingga pada suatu hari, Rudi dan kakak-kakaknya ditawari oleh orang tua untuk mengelola usaha batik keluarga.
Kedua kakak Rudi angkat tangan, namun tidak dengan Rudi yang justru mengajukan diri untuk meneruskan usaha keluarga yang mencerminkan budaya Lasem ini.
Baca juga:
Istana Kerajinan Kerang di Cirebon Hasilkan Jualain Berupa Furnitur Cantik
Lihat postingan ini di Instagram
"Sebenarnya pengetahuan saya tentang batik itu nol, karena sejak kecil itu enggak pernah men-drive kita meneruskan usaha batik. Tapi, orang tua saya selalu menceritakan tentang usaha batik ini. Rasanya sayang banget untuk dilewatkan karena saya satu-satunya generasi terakhir yang masih membuat batik," tuturnya.
Tak hanya itu, Rudi merasa bahwa batik Lasem memiliki nilai akulturasi budaya yang begitu kuat, yakni antara etnis Tionghoa, pengaruh dari Belanda, dan akar budaya Nusantara. Masing-masing memiliki peran penting sampai terciptalah batik Tiga Negeri.
"Dari generasi kedua sampai keempat, itu masih pakai nama pemilik, Tjan Liong Khoen. Dan nama Kidang Mas sebenarnya sudah dicetuskan sekitar tahun 70-an sama papa saya. Cuma kan waktu itu belum didaftarkan haknya. Saya baru daftarkan di HAKI itu 2016, dan 2018 baru diterima," ujar Rudi.
Batik Tiga negeri adalah batik yang memiliki tiga warna, yakni merah di Lasem, biru di Pekalongan, dan sogan di Solo.
Rudi yang merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, menjadi satu-satunya penerus batik Kidang Mas Lasem. Sebelumnya sejak 2009 hingga 2012, ia tinggal di Grogol, dan kemudian pindah ke daerah Tangerang Selatan untuk menetap bersama keluarga hingga 2013 akhir. Bukan keputusan yang mudah bagi Rudi untuk memilih kembali dan menetap di Lasem demi melanjutkan bisnis keluarga ini.
"Saya butuh waktu satu tahun untuk memikirkan semuanya. Karena banyak pertimbangan, mulai dari pendidikan, hiburan, fasilitas, dan lingkungan. Kan itu jauh berbeda sama kita di tengah kota. Akhirnya saya memutuskan untuk resign, dan pas awal tahun 2014, saya dan keluarga memutuskan pindah ke Lasem," kata Rudi.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Rudi mengatakan setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, produksi batik Lasem mulai diramaikan kembali hingga munculnya pengrajin baru.
"Jadi mereka membuat batik yang cepat diproduksi, jadi produk batik Lasem itu berubah wujud. Jadi yang harusnya pakem lama ini, muncul warna-warna pastel yang cenderung cerah dan muda. Memang pangsa pasar sudah berkata lain," tuturnya.
Rudi yang menyebutnya sebagai warna kontemporer, bahkan sempat belajar ke Pekalongan untuk membuat warna-warna tersebut. Tak hanya sekadar berani menampilkan warna pastel, Rudi juga menerima pesanan motif dari para customer, mulai dari gambar naga, merak, hingga kuda latar Kawung Baganan.
"Customer-nya sih macam-macam, ada dari instansi, per orang, dari kampus juga ada. Yang bikin lama itu justru pas deal sama customer, entah sketsa dan lain-lain. Untuk harga kita patok dari Rp 200 ribu sampai yang Rp 10 juta juga ada," tuturnya.
Kidang Mas Lasem, lanjut Rudi, juga bekerja sama dengan Unika Soegijapranata Semarang untuk membuat metaverse. Nantinya, para pengunjung tidak hanya bisa melihat-lihat produk batik Kidang Mas Lasem tetapi juga membelinya.
"Kerja sama ini baru mulai dua minggu yang lalu. Dan tidak menutup kemungkinan juga kita akan buat NFT," kata Rudi.
Jika kamu berminat membeli batik Kidang Mas Lasem ini, bisa secara online lewat Instagram di @kendorokendiri, Facebook di Kidang Mas Batik Lasem, Shopee di Kidang Mas Batik Lasem, dan Blibli di Kidang Mas Batik Lasem. Ada beragam produk yang bisa kamu beli mulai dari kain, kemeja pria, hingga masker. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.