Hidup Penyintas Kanker, Bukan Hanya Soal Kemenangan Melawan Penyakit

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 23 Maret 2022
Hidup Penyintas Kanker, Bukan Hanya Soal Kemenangan Melawan Penyakit

Tidak semua orang dengan riwayat kanker menganggap diri mereka sebagai penyintas. (Foto: freepik/rawpixel.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SESEORANG yang pernah menderita kanker biasanya disebut penyintas atau survivor kanker. Sementara, co-survivor kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah merawat orang tercinta yang memiliki kanker.

Tidak semua orang yang pernah menderita kanker menyukai kata 'sintas' atau survivor. Alasan untuk ini mungkin berbeda. Misalnya, mereka mungkin lebih mengidentifikasi diri sebagai seseorang yang menderita kanker. Atau jika mereka berurusan dengan kanker setiap hari, mereka mungkin menggambarkan diri sebagai yang "hidup dengan kanker." Oleh karena itu, mereka mungkin tidak menganggap diri mereka sebagai penyintas.

Hidup dengan riwayat kanker berbeda untuk setiap orang, tetapi kebanyakan orang memiliki keyakinan umum bahwa hidup akan berbeda setelah kanker.

Reaksi umum lain yang dialami orang setelah kanker antara lain: lebih menghargai hidup; menjadi lebih menerima diri mereka sendiri; merasa lebih cemas tentang kesehatan mereka, dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah pengobatan berakhir.

Baca Juga:

5 Manfaat Air Dingin bagi Kesehatan, Bisa Turunkan Berat Badan

Memahami kelangsungan hidup

cew
Kebanyakan orang memiliki keyakinan umum bahwa hidup akan berbeda setelah kanker. (Foto: 123RF/wavebreakmediamicro)


Kelangsungan hidup orang dengan riwayat kanker memiliki setidaknya dua arti umum. Pertama, orang yang tidak ada tanda-tanda kanker setelah menyelesaikan pengobatan. Kedua orang yang hidup dengan, melalui, dan di luar kanker. Ini berarti bahwa kelangsungan hidup kanker dimulai pada saat diagnosis.

Hal ini termasuk bagi orang-orang yang menerima perawatan dalam waktu yang lebih lama. Perawatan mereka dapat menurunkan kemungkinan kanker kembali atau membantu mencegah penyebaran kanker.

Orang dengan kanker mengalami tiga fase dalam bertahan hidup. Fase kelangsungan hidup akut yang dimulai saat diagnosis dan berlanjut hingga akhir pengobatan awal. Perawatan kanker adalah fokusnya.

Fase kelangsungan hidup yang diperpanjang dimulai pada akhir pengobatan awal dan berlangsung berbulan-bulan setelahnya. Efek kanker dan pengobatan menjadi fokusnya.

Dan, fase kelangsungan hidup permanen adalah ketika bertahun-tahun telah berlalu sejak pengobatan kanker berakhir. Ada kemungkinan kecil bahwa kanker dapat kembali. Efek jangka panjang dari kanker dan pengobatan adalah fokusnya.

Baca Juga:

Merokok Sebabkan Mendengkur? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Statistik penyintas

kanker
Kelangsungan hidup yang lebih tinggi mungkin disebabkan perbaikan dalam pencegahan dan pengobatan kanker. (Foto: 123RF/maksymiv)


Jumlah orang yang menderita kanker meningkat pesat selama 45 tahun terakhir di Amerika Serikat. Pada tahun 1971, ada tiga juta penderita kanker. Saat ini ada lebih dari 16,9 juta. Sekitar 67 persen dari penderita kanker saat ini didiagnosis lima tahun atau lebih yang lalu. Sekitar 17 persen dari semua penderita kanker didiagnosis 20 tahun atau lebih yang lalu. Hampir setengah (47 persen) orang yang selamat berusia 70 tahun atau lebih.

Sebagian besar penyintas yaitu 23 persen kanker payudara, 21 persen kanker prostat, 9 persen kanker kolorektal, 8 persen kanker serviks/rahim/ovarium, dan 8 persen melanoma.

Tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi mungkin disebabkan perbaikan besar dalam pencegahan dan pengobatan kanker. Ada tes skrining dapat menemukan kanker lebih awal, yang meliputi mamografi untuk kanker payudara, Prostat Spesifik Antigen (PSA) untuk kanker prostat, kolonoskopi untuk kanker kolorektal, dan tes pap untuk kanker serviks.

Selain itu, perawatan yang ada digunakan dengan cara yang lebih baik, lebih sedikit efek samping, yang membuat perawatan yang direncanakan sesuai jadwal. Ada pula perawatan baru seperti terapi bertarget dan imunoterapi

Pada akhir perawatan, seorang penyintas kanker memiliki lebih sedikit kontak dengan tim perawatan kesehatan. Penyintas mungkin merasa lega bahwa pengobatan sudah berakhir, tapi ada ketidakpastian tentang masa depan. Inilah yang kemudian meningkatnya kecemasan, takut kankernya kambuh lagi.

Selain itu penyintas juga memiliki rasa bersalah karena bertahan hidup, kehilangan orang lain karena kanker. Belum lagi jika kanker membuat mereka memiliki masalah fisik, psikologis, seksual atau kesuburan. Selain dari sisi fisik, penyintas juga memiliki hubungan sosial yang sulit. Ada yang merasakan diskriminasi di tempat kerja. Mereka juga kerap merasakan jejaring sosial yang sekarang terasa tidak cukup. (aru)

Baca Juga:

Dampak Emosional yang Dirasakan Penyintas Kanker Payudara

#Lipsus Maret Kanker #Kesehatan #Kesehatan Mental #Kanker
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan