Dampak Emosional yang Dirasakan Penyintas Kanker Payudara
Kanker payudara memberikan dampak emosional yang dalam bagi para penyintasnya. (Foto: Pixabay/marijana1)
KANKER bukan penyakit yang bisa dianggap remeh dan sembuh dalam semalam. Hampir semua penyintas kanker tidak bisa menerima kenyataan ketika dokter memvonis ada sel kanker yang tumbuh di dalam tubuhnya. Tentu saja proses “penerimaan” sangat sulit dilalui oleh para penyintas. Ada begitu banyak air mata yang berjatuhan, waktu yang dikorbankan, dan usaha yang tidak murah demi berjuang untuk sembuh.
Ketika akhirnya penyintas berhasil menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap kanker, bukan berarti ia sudah pulih secara mental. Setelah proses penerimaan, penyintas memasuki babak baru yaitu berani mengambil langkah penyembuhan. Dimulai dari rutin melakukan pemeriksaan mendalam, proses kemoterapi, atau melakukan operasi pengangkatan organ yang memang sudah tidak bisa diselamatkan seperti misalnya payudara.
Organ payudara merupakan sebuah aset yang harus dijaga karena menjadi sumber nutrisi bagi bayi baru lahir sekaligus menjadi identitas diri bagi perempuan. Tetapi yang namanya penyakit tak pernah pandang bulu. Meskipun sudah dijaga sedemikian rupa, sel kanker tetap bisa hinggap di payudara tanpa menunjukkan tanda-tanda gejala.
Menurut canceraustralia.gov.au, seorang penyintas kanker payudara tak serta merta “sembuh” setelah dinyatakan bersih dari sel kanker. Tubuhnya memang sudah sembuh, tetapi jiwa seorang penyintas kanker payudara rupanya membutuhkan waktu yang panjang untuk pulih. Apalagi jika dokter terpaksa harus mengangkat salah satu atau kedua payudara karena tidak bisa diselamatkan melalui proses kemoterapi.
Baca Juga:
Paranoid
Tidak hanya dialami oleh penyintas kanker payudara, hampir semua penyintas kanker jenis apapun pasti mengalami paranoid. Mereka ketakutan jika suatu hari ada sel kanker baru yang hidup di dalam tubuhnya. Proses penyembuhan kanker yang sangat menyakitkan membuat para penyintas juga mengalami trauma karena tidak sanggup jika harus mengalami hal yang sama berulang kali.
Tidak percaya diri
Bagi seorang penyintas kanker payudara, aset kebanggaannya tak lagi berbentuk indah seperti sediakala sebelum digerogoti sel kanker. Ada penyintas yang terpaksa harus diangkat payudaranya karena sudah tidak bisa diselamatkan. Ada juga yang beruntung karena bisa sembuh total hanya dengan proses kemoterapi. Tetapi organ yang pernah digeroroti oleh sel kanker bentuknya tidak akan sama seperti dulu lagi. Itu lah mengapa penyintas kanker payudara seringkali tidak merasa percaya diri meskipun sudah dinyatakan sembuh dan bersih dari sel kanker.
Baca Juga:
Menutup diri
Masih banyak orang yang belum bisa menjaga lisan ketika berbicara dengan seorang penyintas kanker. Karena memiliki tubuh yang lebih sehat, mereka merasa bisa menasihati para penyintas untuk mengikuti gaya hidupnya yang dianggap lebih baik dan terarah. Padahal orang dengan gaya hidup sehat dan rajin olahraga tetap bisa terjangkit penyakit kanker. Akhirnya para penyintas kanker payudara pun terpaksa menutup diri dan enggan bertemu dengan teman-temannya lagi karena mendengar nasihat-nasihat omong kosong. Perlu diingat, penyakit kanker tak pernah pandang bulu. Jika kamu memiliki seorang teman yang berjuang melawan kanker. Kamu hanya perlu ada untuk mereka dengan mendengarkan curhatannya dan tidak menghakimi, apalagi memberikan nasihat seakan kamu pernah mengalami hal serupa. (Mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental