DPR Minta Pemda Beri Perhatian Khusus terhadap Akses Jalan Buruk ke Sekolah
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi (kanan) dengan Pelaksana Teknis Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri (kanan). (ANTARA/Ricky Prayoga)
MerahPutih.com - Komisi X DPR RI menyoroti masih banyaknya akses jalan menuju sekolah yang buruk di daerah-daerah.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan, pemerintah daerah (pemda) harus memberikan perhatian khusus terhadap buruknya akses jalan menuju ke sekolah di wilayahnya masing-masing.
Dede Yusuf melanjutkan, tidak sedikit siswa dan tenaga pengajar yang harus berjuang ekstra untuk sampai ke sekolah karena akses jalan yang memprihatinkan.
Baca Juga:
Anggota DPR Dorong LPDP Cetak Alumni Berdaya Saing
Bahkan, kata politikus Partai Demokrat ini, masih ada akses jalan ke sekolah yang membahayakan nyawa.
"Guru-guru juga cerita kepada saya untuk sampai ke sekolah itu, mereka harus naik motor melewati jalan berkubang atau berlumpur, atau berjalan kaki dua sampai tiga jam baru sampai di lokasi. Apalagi siswanya," kata Dede dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/6).
Politikus asal Jawa Barat ini mengingatkan pentingnya perhatian pemda pada akses jalan di daerah-daerah pedalaman.
"Pemerintah daerah sangat penting sekali untuk membuat mapping atau database terkait proses berangkat dan pulang ke sekolah," ujarnya.
Baca Juga:
DPR Ingatkan Ditjen PAS Selenggarakan Sistem Kemasyarakatan Secara Terarah
Dia menganggap, kurangnya pendataan dan pemetaan lokasi menjadi salah satu penyebab masih banyak ditemukannya anak-anak yang kesulitan ketika berangkat dan pulang sekolah.
"Agar tidak lagi terjadi anak-anak SD bergelantungan untuk menyeberang sungai seperti yang terjadi di Luwu," imbuhnya.
Dede mencontohkan, siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir.
Menurut Dede, permasalahan ini adalah bagian dari persoalan infrastruktur, bukan permasalahan kualitas pendidikan.
"Jadi harap dibedakan. Dan memang sebaiknya sekolah-sekolah yang sulit dijangkau itu dipindah ke lokasi yang mudah dijangkau," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Gali Persoalan Proyek Mangkrak, DPRD DKI Bakal Panggil Pihak Ancol
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Terkejut Ada Insiden Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Menteri PPPA: Sekolah Harus Jadi Tempat Aman!
Insiden Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, KPAI Sebut Longgarnya Pengawasan Keamanan Sekolah
Kapolda Metro Ungkap Detik-Detik Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Kejadian saat Salat Jumat
BPBD DKI Ungkap Kronologi dan Jumlah Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara
Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Polisi Temukan Benda Mirip Senpi
54 Orang Jadi Korban, Kapolda Metro Jaya Langsung Cek TKP Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading
Ledakan Misterius Terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, 2 Orang Luka-luka
Ledakan Guncang Masjid SMA 72 Kelapa Gading, 8 Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Jumlah Sekolah Rakyat Capai 164 Unit, Melebihi Target Yang Ditentukan Buat 2025
Polri Gelar SPMB SMA Kemala Taruna Bhayangkara, Mendiktisaintek: Ciptakan Generasi Cerdas hingga Berdaya Saing Global