Data Ponsel Pintar dapat Prediksi Berapa Lama Usiamu


Data ponsel dari aktivitas kardiomu sehari-hari dapat memprediksi berapa lama kamu akan hidup. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
KETIKA kamu sedang berjalan-jalan santai di lingkungan sekitar rumah atau keliling di perbelanjaan, kemungkinan ponsel pintarmu juga ikut dalam perjalanan. Bisa jadi kamu memerlukannya sebagai pemutar podcast atau sebagai sarana keamanan digital.
Namun, bagaimana jika ponsel itu dapat mengumpulkan data dari aktivitas kardiomu sehari-hari untuk memprediksi berapa lama kamu akan hidup?
Mungkin belum ada aplikasi untuk itu, tetapi para peneliti dari University of Illinois meletakkan dasar untuk kemungkinan itu dalam sebuah penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal PLOS Digital Health.
"Sudah diketahui bahwa orang [yang] bergerak lebih banyak--dan bergerak lebih kuat--hidup lebih lama," kata ahli informatika medis, Bruce Schatz, PhD, di University of Illinois, AS, seperti diberitakan WebMD (3/11).
Dia dan rekan penulis studi tersebut menambahkan, "Kami akhirnya mencoba melihat apa yang bisa diketahui dari gerakan berjalan yang memiliki beberapa signifikansi medis."
Baca juga:

Schatz dan rekan-rekannya mengambil data dari lebih dari 100.000 orang dewasa berusia 45-79 di UK Biobank, sebuah database biomedis di Inggris. Peserta memakai sensor pergelangan tangan sepanjang waktu selama seminggu saat mereka melakukan rutinitas harian mereka.
Kemudian peneliti meninjau data dari 12 interval berjalan 30 detik berturut-turut untuk setiap peserta studi.
Para peneliti menganalisis intensitas berjalan peserta dan menggunakannya untuk memprediksi risiko kematian mereka setiap tahun selama periode 5 tahun.
Karena data dikumpulkan dari 2013 hingga 2015, para peneliti dapat memeriksa keakuratan perkiraan terhadap catatan kematian. Prediksi tim sangat cocok dengan kematian yang terjadi pada peserta, meskipun modelnya sedikit lebih akurat untuk tahun-tahun sebelumnya daripada dalam periode 5 tahun.
"Itu tidak memberi tahu kamu, seolah-olah 'Kamu punya 5 menit untuk hidup,'" kata Schatz. Sebaliknya, hal itu memberikan berapa kemungkinan apakah kamu akan meninggal dalam 5 tahun atau dalam 2 tahun.
Perangkat pergelangan tangan yang dikenakan oleh para peserta memiliki akselerometer, yang dapat dipasang pada ponsel termurah sekalipun. "Sensor gerak ini adalah kunci untuk membuat informasi kesehatan dapat diakses oleh massa," kata Schatz.
Baca juga:
Penelitian Ungkap Tingkat Kesepian Seseorang dari Data Ponsel

Jam tangan pintar dan pelacak kebugaran yang dapat dikenakan menjadi semakin populer. Survei Pew Research Center pada 2019 menyebutkan bahwa 1 dari 5 orang dewasa AS secara teratur memakainya.
Sayangnya, alat tersebut belum menjangkau semua orang. Padahal ada 97 persen orang AS memiliki ponsel dan 85 persen memiliki ponsel pintar, menurut perkiraan tahun 2021 dari Pew. Bayangkan bila mereka semua terakses dengan teknologi serupa jam tangan pintar atau pelacak kebugaran itu.
Kemungkinan untuk menggunakan rumus yang dibuat oleh Schatz dan rekan-rekannya sangat luas. Sistem rumah sakit, misalnya, berpotensi memantau sebagian besar pasiennya sekaligus melalui ponsel cerdas mereka, dan diberi tahu tentang perubahan pola berjalan mereka yang mungkin mengindikasikan masalah medis. Semuanya tanpa mengganggu kehidupan pasien.
“Ini adalah penyaringan populasi yang signifikan. Ini adalah mengetahui sesuatu lebih awal ketika kamu masih bisa melakukan sesuatu,” kata Schatz.
Sebuah aplikasi yang dapat memprediksi kemungkinan kematian juga dapat membantu mengurangi kesenjangan kesehatan karena dapat diakses lebih banyak orang dengan ponsel pintar. Terlepas dari status sosial ekonomi.
Bahkan di negara-negara dengan ekonomi berkembang seperti Brasil dan Indonesia, rata-rata 45 persen orang memiliki ponsel. Demikian menurut survei Pew Research Center 2018.
“Manfaat menjadi aktif secara fisik tidak dapat dibantah,” kata dekan kesehatan masyarakat dan kebijakan kesehatan, Jan Carney, MD, di University of Vermont Larner College of Medicine, Burlington.
Menurut Carney, karya Schatz dan rekan-rekannya berkontribusi pada tujuan pemerataan kesehatan. (aru)
Baca juga:
Waspada Aplikasi Oksimeter Palsu, Bisa Mencuri Data Ponsel dan Sidik Jari
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap
