BRIN Gandeng BRGM Lakukan Modifikasi Cuaca Hujan Buatan di Riau


Ilustrasi - Petugas kepolisian berada di sekitar lahan yang terbakar di Desa Pelintung Kecamatan Medang Kampai Dumai, Riau, Selasa (2/5/2023). ANTARA/Aswaddy Hamid
MerahPutih.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) kembali melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau setelah sempat beberapa bulan dihentikan.
"Setelah sempat dihentikan, kini pemerintah pusat kembali melakukan operasi hujan buatan (TMC) di wilayah Provinsi Riau dan TMC menyamai garam di awan potensial yang diharapkan bisa membantu curah hujan di Riau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.
Baca Juga:
Polri Telah Periksa Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin Terkait Kasus Ujaran Kebencian
Ia mengharapkan hujan buatan ini bisa membantu proses pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) serta membasahi lahan gambut di Riau agar terhindar dari kebakaran lahan.
Sebab katanya saat ini Provinsi Riau sedang dilanda musim kemarau yang cukup panas dan kering. Ia bersyukur Riau mendapat dapat bantuan TMC kembali untuk tahap kedua dan operasi hujan buatan tersebut sudah dimulai beberapa hari.
"Terima kasih kepada BRGM dan BRIN yang telah melaksanakan TMC periode kedua ini. Karena secara umum, lahan gambut di Riau relatif kering. Pada musim hujan sudah ada kejadian lahan gambut yang terbakar dan hujan yang terjadi beberapa hari masih belum cukup untuk memadamkan api secara sempurna," katanya.
Karena itu pihaknya berharap agar kegiatan TMC kolaborasi BRIN dan BRGM yang akan dilaksanakan selama 11 hari itu perlu diprioritaskan pada daerah pesisir timur yang didominasi lahan gambut.
Ia menjelaskan pesisir timur Riau berbatasan langsung dengan negara tetangga sehingga kemunculan titik api atau bahkan kabut asap di daerah prioritas akan berpotensi menimbulkan sebaran asap ke negara tetangga.
Baca Juga:
Sebelumnya BNPB juga telah melaksanakan operasi TMC di Provinsi Riau selama 20 hari dari 9 April-8 Mei 2023.
Sejumlah wilayah yang sempat dilanda Karhutla seperti di Sinaboi Rokan Hilir, di Pelintung dan Sungai Sembilan Dumai serta di Rupat dilaporkan sudah padam hanya tersisa di Teluk Makmur Dumai masih pendinginan.
"Sebelumnya Karhutla juga sempat di temukan di wilayah Tapung Kampar. Namun sudah berhasil di padamkan petugas. Masyarakat diimbau agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Tidak boleh sembarangan membuang puntung rokok yang masih menyala bara api. Apalagi saat berada di kebun, tanah kosong atau di hutan," katanya.
Masyarakat yang hobi memancing ikan dan membakar ikan atau api unggun, maka harus hati-hati dan pastikan api sudah padam semua baru ditinggalkan pulang dan jangan ditinggal begitu saja karena berpotensi kebakaran lahan.
"Masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas dan aparat setempat yang terdekat jika di daerah mereka ditemukan kebakaran hutan dan lahan. Tujuannya supaya api bisa segera ditangani dan dipadamkan dengan segera. Sebab jika sudah meluas api akan sulit dipadamkan," katanya. (*)
Baca Juga:
Emosi Jadi Alasan Peneliti BRIN Lontarkan Ancaman Terhadap Muhammadiyah
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Prakiraan Cuaca Jakarta Minggu (21/9), BMKG: Pagi Berawan, Malam Hujan Ringan

Bibit Siklon 90W dan 94W Picu Cuaca Buruk, Ini Peringatan BMKG untuk Masyarakat Pesisir dan Nelayan di Seluruh Indonesia

Jumat (19/9) Sore, Mayoritas Wilayah DKI Jakarta Diprakirakan Diguyur Hujan

Bibit Siklon Tropis 99W Terpantau di laut Filipina, Pengaruhi Hujan di Indonesia

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Kamis (18/9)

Kamis (18/9) Sore, DKI Jakarta Diprakirakan Diguyur Hujan

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan pada Rabu (17/9)

Prakiraan Cuaca Jakarta, 17 September 2025: Mayoritas Wilayah Bakal Diguyur Hujan pada Malam Hari

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter
