Asal Muasal Tradisi Baju Baru pada Lebaran


Tradisi memakai baju baru dihari Lebaran itu sudah dilakukan di zaman dahulu. (Foto: freepik/comp)
MEMBELI baju baru jelang hari raya Idul Fitri seolah sudah menjadi sebuah tradisi yang tidak bisa dihilangkan di masyarakat Indonesia. Namun ternyata, tradisi memakai baju baru dihari Lebaran itu sudah dilakukan di zaman dahulu dan juga ada sejarahnya.
Tradisi baju baru saat lebaran tercatat dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Didalam buku sejarah itu diceritakan bahwa tradisi memakai baju baru berawal dari daerah Kesultanan Banten.
Baca Juga:

Kesultanan Banten menganut agama Islam sehingga tradisi ini sangat kental. Bahkan pada waktu itu. Untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, warga rela berbondong-bondong mencari baju baru.
Bagi mereka yang memiliki uang bisa membeli ke pasar. Tetapi bagi yang tidak punya uang, mereka harus menjahit terlebih dahulu untuk mendapatkan baju baru. Peluang profesi baru dadakan pun muncul saat itu. Sehingga akhirnya di wilayah kesultanan Banten banyak petani yang beralih profesi menjadi penjahit jika waktu lebaran datang.
Tradisi baju baru saat lebaran juga ternyata sudah ada di kerajaan Mataram baru, Yogyakarta. Kerajaan Mataram baru dengan mayoritas warga muslim melakukan tradisi yang sama. Terlebih jika sudah memasuki hari terakhir bulan Ramadan, dimana semua orang bersiap menyambut datangnya lebaran dengan baju baru.
Di Yogyakarta juga ketika sudah mendekati hari lebaran, masyarakat berbondong-bondong mencari baju baru baik beli maupun menjahit sendiri. Bukan hanya itu, ketika hari raya Idul Fitri semakin dekat, maka malam takbiran diiringi dengan semarak cahaya obor di sana sini. Sejak itulah muncul juga tradisi takbiran keliling yang sekarang banyak dilakukan.
Tradisi baju baru ini seolah jadi suatu hal yang wajib dilakukan. Padahal tentu saja hal itu bukanlah sesuatu yang diwajibkan. Tradisi memakai baju baru ketika lebaran sebenarnya punya esensi jika umat Islam sebisa mungkin merayakan Idul Fitri dengan meriah. Pada dasarnya, lebaran merupakan hari raya dimana mereka yang telah berpuasa kembali suci seperti bayi, karena diampuni dosa-dosanya.
Baca Juga:

Riwayat dalam Hadits Bukhari, "Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual di pasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah SAW dan berkata : “Wahai Rasulullah, belilah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan." Rasulullah berkata kepada Umar: “Sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian.” (HR. Al Bukhari)
Berdasarkan hadits, ulama Abu Al-Hasan dalam Hasyiah As-Sindi ala An-Nasa’i menjelaskan dari hadits ini diketahui, bahwa berhias di hari raya termasuk kebiasaan yang sudah ada di kalangan para sahabat dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga tidak mengingkarinya.
Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa membeli pakaian baru untuk menyambut hari raya Idul Fitri bukanlah kewajiban apalagi tradisi dalam Islam. Namun, umat muslim dianjurkan untuk berhias diri ketika lebaran seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ternyata tradisi memakai baju baru saat lebaran sudah ada sejak zaman kerajaan. Sudah menjadi sebuah tradisi kita umumnya, hal tersebut akhirnya terbawa hingga saat ini. Pakai baju baru di hari raya Idul Fitri tentu sah-sah saja, tidak pun tak mengapa. Hanya perlu diingat bahwa esensi Idul Fitri tak hanya sebatas berbaju baru yaa. (DGS)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui

H-1 Lebaran, Mantan Artis Sekar Arum Masukkan Uang Palsu Rp 10 ke Kotak Amal Istiqlal

Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta

Pekerja Kantoran Mulai Kembali Bekerja usai Libur Lebaran di Kawasan Perkantoran Jakarta

Kemacetan Lalu-Lintas Jakarta Hari Pertama Kerja usai Libur Lebaran

Kendaraan Pemudik Lewat Gerbang Tol Ngemplak Boyolali Naik 72,06 Persen Selama Arus Mudik dan Balik

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Pram-Doel Gelar Halalbihal Dengan Pegawai, 2,37 Persen Pegawai Tidak Hadir Hari Pertama Kerja Usai Libur.
