Anggota G20 Didorong Tunjukkan Kepempimpinan Dukung Pemulihan Ekonomi Dunia


Pertemuan G20 di Indonesia. (Foto: MP/Dicke Prasetia)
MerahPutih.com - Pertemuan kedua tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pada 15-16 Februari 2022 menandai dimulainya rangkaian pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) Jalur Keuangan Presidensi G20 Indonesia dengan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger.
Pertemuan kedua FCBD ini membahas usulan komunike pertama (First Communique Drafting) untuk selanjutnya dibahas dalam FMCBG meeting yang akan diselenggarakan pada 17-18 Februari 2022.
"Sangat penting bagi negara-negara anggota G20 untuk menunjukkan kepemimpinan dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia, serta dalam memperkuat koordinasi sektor keuangan dan kesehatan. Hal ini tentunya untuk mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Wempi Saputra, sebagai perwakilan Presidensi G20 Indonesia pada hari ini, Selasa (15/2), di Jakarta.
Baca Juga:
Menteri Airlangga Singgung Gelombang Omicron dalam Forum G20
Adapun komunike yang dirumuskan tertuju pada upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Meskipun telah terjadi pertumbuhan positif dalam beberapa kuartal terakhir, namun kemunculan varian Omicron dan distribusi vaksin yang belum merata menjadi tantangan tersendiri untuk pemulihan ekonomi.
"Diskusi G20 Jalur Keuangan akan mengupayakan strategi pemulihan ekonomi jangka panjang untuk pencegahan, kesiagaan, dan respons yang lebih baik untuk potensi pandemi di masa depan," kata Wempi.
Melalui pertemuan FCBD dua hari ini, kata dia, forum juga akan membahas skema bantuan restrukturisasi utang untuk negara miskin sebagai salah satu agenda, guna memperkuat ketahanan finansial negara tersebut.
Komunike merupakan pernyataan bersama para anggota forum G20 yang berisikan komitmen bersama, pernyataan-pernyataan bersama yang ingin disampaikan kepada publik dan biasanya terdiri dari isu-isu global terkini yang menjadi perhatian bersama dan merupakan hasil konsensus anggota forum G20.
Baca Juga:
Manfaat Forum G20 untuk Ekonomi Indonesia
Usulan komunike pertama dari pertemuan kedua tingkat Deputi Menteri Keuangan dan Bank Sentral ini akan dibahas lebih lanjut untuk dapat diadopsi sebagai komitmen bersama anggota G20 pada pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Selanjutnya, komunike akan menjadi landasan untuk pembahasan lebih jauh dalam forum kelompok kerja (Working Group).
Terdapat enam agenda yang dibahas dalam perumusan komunike ini, yaitu perekonomian dan kesehatan global, arsitektur keuangan internasional, isu sektor keuangan, keuangan berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional.
Dengan kondisi masih terjadinya peningkatan kasus baru COVID-19, penyelenggaraan rangkaian pertemuan G20 di tahun ini masih dilakukan secara hybrid (fisik dan virtual), dan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat untuk pertemuan fisik. (Asp)
Baca Juga:
Delegasi G20 Ikutin Skema Travel Bubble
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
APBN 2026 Disahkan, Program MBG Jadi Salah Satu Fokus Utama dengan Rp 335 Triliun

JITEX 2025 Bukukan Transaksi Rp 14,3 Triliun, Jakarta Tampilkan Daya Saing Ekonomi Global

Tax Amnesty Jilid III Mencuat, ini nih Kriteria Bisa Dapat Pengampunan

Menkeu Purbaya Ungkap Defisit APBN Capai Rp 321,6 Triliun per Agustus 2025

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Stimulus Ekonomi 8+4+5 Diklaim Gerakan Padat Karya, Daya Beli Warga Naik

Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 Yang Diklaim Bakal Serap Tenaga Kerja dan Beri Jaminan Kontrak Kerja

PCO Ungkap Strategi Ampuh Lewat Paket Ekonomi 2025 untuk Melindungi 'Gig Worker

Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy

Revisi RKP 2025: Target Ekonomi Baru dan Strategi Penerimaan Negara
