Zak Sorga, Membangun Mental Korban 'Broken Home' Lewat Wayang Daun

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 07 Maret 2017
Zak Sorga, Membangun Mental Korban 'Broken Home' Lewat Wayang Daun

Zak Sorga, pelestari Wayang Daun. (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Selain melestarikan budaya dan seni tradisional, Zak Sorga (40) juga menyelipkan syiar agama melalui pementasan Wayang Daun. Hal ini didedikasikan untuk anak-anak dan remaja, terutama mereka yang broken home alias menjadi korban perceraian. Tujuannya, untuk membesarkan hati mereka agar tetap optimis menjalani hidup, dan jangan sampai terjerumus dalam dunia yang salah.

Zak Sorga juga mengungkapkan, banyak anak-anak di Depok yang menjadi korban anak korban perceraian. Hal inilah yang meletarbelakanginya untuk 'berbuat', menjadikan kreativitas keseniannya sebagai media untuk menyebarkan kebaikan.

“Hampir 60 persen, penggugat perceraian adalah dari pihak perempuan. Menyedihkan. Apalagi kota ini sangat dekat dengan ibu kota negara. Pergaulan dari berbagai wilayah yang ditularkan dari media bisa cepat memengaruhi mereka. Jadi, tidak jarang terjadi pencabulan dan pemerkosaan karena anak ingin mencari perhatian yang tidak didapat di dalam keluarga yang bercerai,” papar Zak Sorga kepada merahputih.com.

Menurut bapak dua anak ini, persoalan rumah tangga sebenarnya bisa diselesaikan, apabila pasangan suami istri mampu memahami esensi berumah tangga. Dan perceraian, bukanlah solusi untuk menyelesaikan sebuah persoalan di rumah tangga. Karena ini akan menimbulkan persoalan baru bagi anak-anaknya.

Tidak menutup kemungkinan, mereka akan merasa kehilangan orang yang selama ini menjadi panutannya, dan mencari kasih sayang di luaran tanpa ada kontrol dan pengawasan dari keluarga atau orang-orang dekatnya.

Untuk itu, dalam memainkan lakon wayangnya, Zak memainkan tokoh dan kisah-kisah 25 nabi. Menurutnya, nabi merupakan tauladan yang paling baik dan bisa menuntun anak-anak menjadi orang yang hebat. “Tidak perlu ada anak-anak yang broken home, jika tidak ada orang tua yang bercerai. Kisah-kisah nabi sangat berguna membentuk karakter yang kuat dan mendidik keimanan anak,” jelasnya.

Metode yang digunakan Zak mengembalikan kepercayaan para anak yang broken home itu adalah mendekatkan diri dengan agama.

“Alhamdulilah, dari beberapa anak jalanan yang saya bina dapat menerima apa yang telah terjadi dan menimpa orang tua mereka. Justru sekarang ini mereka banyak membimbing rekannya yang bermasalah agar menjadi tegar menghadapi semua persoalan yang datang,” katanya.

Menurut Zak, kemasan cerita untuk memasukkan pesan moral kepada korban broken home tidak mudah. Ia membutuhkan proses lama dalam menemukan formula yang diinginkan itu.

“Sekali mendayung dua tiga pulau terlewati, seperti itu pepatahnya. Intinya jangan hanya melestarikan wayang, tetapi harus memiliki visi dan misi di dalamnya agar bermanfaat bagi sesama,” ujarnya.

Zak sangat yakin, dengan caranya mendalang menggunakan elemen daun pelepah kelapa itu dapat memberikan motivasi kepada para generasi muda, terutama anak-anak broken home. Baik dalam membangun mental spiritual, maupun kepercayaan dirinya untuk menjalani hidup yang lebih positif.

#Kesenian Tradisional #Wayang Kulit #Museum Wayang
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
KLB Keracunan Massal Makanan Pentas Wayang Kulit, Ratusan Orang Jadi Korban
Warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengalami keracunan massal usai menghadiri pentas wayang kulit di RT 13/RW 04, Dukuh Bendungan, Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno
Wisnu Cipto - Rabu, 16 April 2025
KLB Keracunan Massal Makanan Pentas Wayang Kulit, Ratusan Orang Jadi Korban
Tradisi
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Pertunjukan ini terinspirasi oleh keindahan dan misteri Danau Tolire.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Oktober 2024
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Tradisi
Pertunjukan Seni Akbar Reog Ponorogo yang Dahulu Ditakuti Penjajah
Reog Ponorogo mulanya disebut dengan nama 'Barongan', dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam yang berasal dari Bali.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 03 Oktober 2024
Pertunjukan Seni Akbar Reog Ponorogo yang Dahulu Ditakuti Penjajah
Video
Desa Wayang Sidowarno, Pelestarian Wayang Kulit Klaten
Total, ada sekitar 75 pengrajin wayang kulit di Desa Sidowarno.
Rezita Kesuma - Minggu, 25 Agustus 2024
Desa Wayang Sidowarno, Pelestarian Wayang Kulit Klaten
Foto Essay
Asa Mengukir Budaya Lestarikan Wayang Kulit di Desa Wisata Wayang Klaten
Pengrajin menyelesaikan pembuatan wayang kulityang menggunakan bahan kulit kerbau di Desa Wisata Wayang, Butuh, Sidowarno, Klaten, Jawa Tengah, kamis (15/8/2024).
Didik Setiawan - Jumat, 23 Agustus 2024
Asa Mengukir Budaya Lestarikan Wayang Kulit di Desa Wisata Wayang Klaten
Berita
Yusril Hadiri Pentas Wayang Kulit di Rumah Dinas Gibran
Yusril menghadiri pentas wayang kulit tolak bala di rumah dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Sabtu (27/4) malam.
Soffi Amira - Minggu, 28 April 2024
Yusril Hadiri Pentas Wayang Kulit di Rumah Dinas Gibran
Fun
PJ Gubernur Resmi Kukuhkan 30 Anggota DKJ Periode 2023-2026
PJ Gubernur kukuhkan para penerus anggota DKJ
Febrian Adi - Senin, 25 September 2023
PJ Gubernur Resmi Kukuhkan 30 Anggota DKJ Periode 2023-2026
Indonesia
Refleksi Tragedi Kudatuli, PDIP Gelar Wayang Kulit di Halaman Masjid At-Taufiq
Kegiatan ini digelar dalam rangka merefleksikan Tragedi Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996.
Andika Pratama - Jumat, 28 Juli 2023
Refleksi Tragedi Kudatuli, PDIP Gelar Wayang Kulit di Halaman Masjid At-Taufiq
Bagikan