Yandex Gandeng UI Bahas Masa Depan Digital dengan AI


Yandex gelar seminar AI dengan menggandeng UI.(foto: dok Yandex)
MERAHPUTIH.COM - UNIVERSITAS Indonesia (UI) bekerja sama dengan perusahaan teknologi internasional Yandex menyelenggarakan seminar komprehensif mengenai kecerdasan buatan (AI). Ini merupakan acara kelima dari serangkaian kampanye yang diluncurkan Yandex berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia.
“Kami mengadvokasi kepentingan nasional untuk memastikan bahwa pengembangan tata kelola AI memberikan landasan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Diskusi tata kelola AI harus seimbang tidak hanya pada aspek keamanan tetapi juga dampak pada perekonomian,” kata Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria saat hadir dalam acara serupa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Desember 2023.
Baca juga:
Seminar di UI kali ini memfokuskan perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI. Direktur UI Advisory Firdaus R Rony, dalam sambutannya, menyampaikan harapannya terhadap kolaborasi Indonesia-Rusia di masa depan di bidang ilmu data dan AI, serta menyoroti pentingnya perusahaan lain bersaing di sektor ini selain raksasa teknologi ternama. “Seminar ini menandakan langkah penting menuju masa depan saat AI tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk kepentingan masyarakat, tetapi juga mematuhi standar keselamatan dan etika,” kata VP Strategy of Yandex Alexander Popovskiy dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.
Pada kesempatan itu, Direktur Pengembangan AI Yandex Alexander Krainov memberikan penjelasan rinci tentang sejarah modern AI, mengeksplorasi asal-usul jaringan saraf dan AI generatif. Dia menelusuri evolusinya hingga saat diperkenalkannya AlexNet pada 2012, yang menunjukkan kemampuan jaringan saraf dalam melakukan tugas pengenalan gambar, dan model pertama yang dapat menghasilkan gambar, musik, dan teks yang semakin tidak dapat dibedakan dari konten buatan manusia.
“Model terbaru seperti DALL-E dan ChatGPT, yang dapat membuat gambar dari deskripsi tekstual dan terlibat dalam percakapan mirip manusia, bukan sekadar program. Mereka ialah bagian dari proses sistematis penemuan, penelitian, dan pengembangan ilmiah. Saat ini, kita melihat semakin banyak inovasi di bidang AI, yang dunia dengan cara yang baru kita pahami,” ungkap Krainov.
Sementara itu, Dekan FMIPA UI Prof Alhadi Bustamam mencatat bahwa ada beberapa masalah yang mungkin terjadi di masa depan, termasuk ketergantungan ilmu data pada ketersediaan data, kekhawatiran seputar privasi dan keamanan, dan potensi penyalahgunaan AI. Lewat bahasannya, Data Science and AI Horizons: Navigating The Current Landscape and Future Prospects, ia mengeksplorasi cara matematika, ilmu data, dan AI dapat membantu mengatasi tantangan dunia nyata dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, mitigasi risiko, mendeteksi penipuan, dan menganalisis tren untuk perbaikan berkelanjutan.
Berbeda dengan Alhadi Bustaman, dosen Fakultas Ilmu Komputer UI Dr Muhammad Hilman membahas titik temu antara AI dan high-performance computing (HPC), menyoroti peran klub mahasiswa independen di UI yang terlibat dalam penelitian topik tersebut.
“Penelitian kami dengan HPC mencakup simulasi tingkat lanjut, analisis data, dan kolaborasi interdisipliner, serta menarik talenta. Banyak ilmuwan dari seluruh dunia yang ingin datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian kolaboratif,” ujar Hillman. Ia mengungkapkan cita-cita untuk menjadi yang terdepan, memanfaatkan sepenuhnya infrastruktur dan kemampuan untuk mengelola kumpulan data yang sangat besar dan menstimulasi model yang mereka buat. “Model-model tersebut nantinya dapat digunakan di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam dan komputasi,” terang Hillman.
Khusus untuk ranah industri farmasi, Dekan Fakultas Farmasi Prof Dr Arry Yanuar menguraikan berbagai jenis AI yang digunakan dalam industri ini, antara lain pembelajaran mesin, pembelajaran mendalam, pemrosesan bahasa alami, robotika dan otomatisasi, serta pemodelan dan simulasi prediktif. Ia menekankan peran AI dalam mempercepat proses penemuan obat dengan memanfaatkan kemajuan terbaru dalam data besar, bioinformatika, dan kimia.
Dalam seminar tersebut dihadirkan juga tim proyek Ristek UI. Mahasiswa fakultas ilmu komputer Oey Joshua, Bryan T, dan Nyoo Steven mempresentasikan solusi bertenaga AI untuk industri hukum. Tim tersebut mengusulkan sebuah alat yang akan membantu pembuat kebijakan dan mahkamah konstitusi dengan menyederhanakan proses peringkasan generatif, pengambilan undang-undang, pemrosesan dokumen, dan kelengkapan hukum.(*)
Baca juga:
Gandeng Universitas Besar Tanah Air, Yandex Luncurkan Kampanye AI
Bagikan
Berita Terkait
Vivo X300 Pro Raih Skor Tinggi di AnTuTu, Kalahkan Xiaomi 17 Pro Max

Redmi Turbo 5 Kemungkinan Bawa Baterai 9.000mAh, Siap Mengaspal 2026!

Google Pixel 10 Pro Fold Nyaris Meledak saat Uji Daya Tahan, Jadi HP Lipat Paling Lemah?

Bukan Cuma Kamera, ini Bukti iPhone Makin Ganas Buat Gaming di 2025!

Meluncur November, Huawei Mate 80 Pro+ Muncul dengan Desain Kamera Baru

Canggihnya Bukan Main! HP Lipat Samsung Bakal Punya Teknologi 'Self-Repair'

Enggak Jadi Rilis 2026, Produksi Xiaomi Mix Flip 3 dan Civi 6 Dibatalkan

Baterainya Lebih Tahan Lama, OPPO Find X9 Pro Berhasil Kalahkan Xiaomi 17 Pro Max!

Sistem Pendingin di Red Magic 11 Pro: Cara Kerja dan Keunggulan

Red Magic 11 Pro: HP Gaming dengan Sistem Pendingin Cairan Berbekal Baterai Raksasa 8.000 mAh dan Kipas 24.000 RPM
