X-Men, Franchise Terbaik Marvel yang Dianggap Kurang Serius Penggarapannya
Tim superhero Marvel pertama yang sukses di layar lebar. Tetapi kurang kasih sayang dari studionya (Foto: Screen Rant)
SEBAGAI salah satu tim superhero Marvel pertama yang muncul di layar lebar, X-Men menjadi yang paling banyak ditonton sejak film pertamanya di awal abad ke-21. Aktor seperti Patrick Stewart, Ian McKellan, dan Hugh Jackman terlibat dan mendapatkan imbas kesuksesannya pada masa itu.
Tentu saja, di masa itu tidak ada film superhero yang diperuntukkan oleh remaja menengah ke atas. Meski Blade adalah film solo anti-hero Marvel terbaik yang dirilis pada 1998, franchise Marvel mendapatkan perlakuan yang kurang baik seperti tidak dilibatkannya sutradara handal seperti James Cameron, Andrew Kevin Walker, dan Joss Whedon.
Baca juga:
Bahkan DC sebagai pesaing Marvel lebih sukses pada akhir abad ke-20 lewat film Batman & Robin yang memiliki alur cerita layaknya komik, dan dekade setelahnya.
Melansir laman Screen Rant, ada tiga hal yang membuat X-Men menjadi franchise terbaik Marvel, bisa dibilang lebih keren lagi bila dipegang oleh studio yang tepat.
1. Berhasil membawa franchise Marvel ke layar lebar
Jika kamu sering menonton film kartun atau membaca komik X-Men di tahun 90-an, siapa sih yang tidak ingin melihat X-Men di layar lebar? Dengan superhero yang memiliki kekuatan beragam, seperti memiliki cakar adamantium, mata yang bisa menembakkan laser, hingga memanggil badai petir.
Meski dengan harapan untuk membawa tim superhero ini ke layar lebar, studio 20th Century Fox berhasil. Tetapi sayangnya, film tersebut hanya memfokuskan cerita ke kisah cinta antara Wolverine dan Rogue.
Padahal, jika studio tersebut mengulik cerita lebih dalam dari versi komik, X-Men dapat terlihat layaknya superhero penyelamat dunia dibanding peperangan sengit antar dua kubu yang bertentangan.
Baca juga:
2. Tim superhero pertama sebelum Avengers
Jika film X-Men tidak sukses di layar lebar, bisa jadi Avengers juga tidak digarap oleh Marvel. Karena konsep film X-Men yang digarap oleh Bryan Singer ini menjadi pengenalan pertama kepada penonton, dengan menampilkan tim superhero yang dapat menyelamatkan dunia.
Meski Batman memiliki sebuah tim superhero berisikan Robin dan Batgirl, konsep menghadirkan belasan superhero mutan di film X-Men adalah ide terbaik yang dilakukan oleh Singer.
Setiap superhero pada tim X-Men memiliki kisahnya masing-masing, seperti cinta segitiga antara Logan, Cyclops, dan Jean Grey, Wolverine yang marah karena diejek memiliki kostum yang jelek, serta kerjasama antar tim untuk melawan supervillain terkuat seperti Magneto.
Dengan kesuksesan X-Men, tentu studio seperti Marvel Cinematic Universe (MCU) mengikuti jejak dari konsep film tersebut untuk mewujudkan Avengers ke layar lebar, plus menginspirasi banyak studio untuk menggarap film tentang tim superhero lainnya.
3. Franchise dengan ending yang mengenaskan
Setelah film terakhirnya X-Men: The Last Stand yang dirilis pada 2006, franchise tersebut terombang-ambing. Bayangkan saja, banyak spinoff dari studio 20th Century Fox untuk mengembalikan kesuksesan X-Men, seperti film Deadpool di 2016, dan Logan setahun setelahnya untuk menutupi kekurangan film X-Men: Origins Wolverine kala itu.
Lalu franchise tersebut juga dibangkitkan lagi dengan memperkenalkan tim yang lebih muda di film X-Men: First Class di 2011. Tetapi untuk menyaingi studio MCU dengan film Avengers, X-Men harus bisa lebih kompetitif dan relevan di era tersebut.
Para penggemar sempat mengharapkan versi terbaik pada film X-Men: Apocalypse di 2016, tetapi film tersebut terlihat lebih seperti kartun dan kurang cocok untuk dirilis pada tahun tersebut.
Upaya terakhir studio pemegang lisensi resmi mencoba membangkitkan franchise X-Men yakni di film Dark Phoenix yang dirilis pada 2019. Tetapi sayang sekali film tersebut malah menjadi 'peti mati' bagi 20th Century Fox.
Kabarnya Franchise X-Men akan dialihkan dan di-reboot ke versi MCU. Kita nantikan saja apakah MCU dapat membangkitkan kembali franchise terbaik dari Marvel yang satu ini. (dnz)
Baca juga:
16 Tahun Film Spider-Man 2, Berikut 5 Fakta Unik Manusia Laba-Laba dari Marvel
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Manga 'Look Back' Diadaptasi Jadi Film Live-Action, Kore-eda Hirokazu Siap Hadirkan Fujino ke Layar Lebar di 2026
Film ‘Ready or Not 2: Here I Come’ akan Hadir April 2026, Trailer Baru Tampilkan Teror Lebih Mencekam
Angga Dwimas Sasongko Hadirkan ‘Ratu Malaka’, Perpaduan Aksi dan Budaya Asia Tenggara
Film Thriller 'How to Make a Killing' Hadir Februari 2026, Kisah Warisan Berdarah Dimulai
Golden Globes 2026 Berikan Sorotan ke Karya Luar Hollywood, Film Korea ‘No Other Choice’ Dapat 2 Nominasi
‘One Battle After Another’, Film Baru Leonardo DiCaprio Borong Nominasi Golden Globes Award 2026
'Zootopia 2' Jadi Film Animasi Terlaris Tahun Ini, Raup Rp 15,2 Triliun secara Global
‘Senin Harga Naik’, Film Drama Keluarga Terbaru yang Diperkenalkan Starvision di JAFF 2025
Daftar Nominasi Golden Globe, Film 'One Battle After Another' Pimpin Perolehan
Sinopsis dan Trailer Film Komedi 'Modual Nekad': Petualangan Kocak Tiga Bersaudara