WhatsApp Batasi 'Forward Massage' Untuk Lawan Hoaks, Ini Penjelasannya
WhatsApp akan batasi Forward massage untuk cegah Hoax (Foto: Pixabay/geralt)
KABAR mengejutkan untuk kamu para pengguna WhatsApp yang kerap forward massage ke lebih dari lima orang atau grup.
Karena, pihak Whatsapp akan membuat aturan baru dengan memblokir forward massage ke lebih dari lima orang atau grup. Hal itu guna menangkal fake news atau hoaks.
Vice-president Perusahaan untuk kebijakan dan komunikasi, Victoria Grand, mengumumkan kebijakan tersebut dalam sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu, seperti yang dilansir dari laman The Guardian.
1. Batasan tersebut awalnya diberlakukan untuk 20 penerima
Pembatasan forward massage untuk lima penerima awalnya diberlakukan di India pada bulan Juli tahun lalu. Namun batasnya lebih besar yaitu 20 penerima, dan diberlakukan secara global. Saat itu Whatsapp mengatakan batasan akan membantu menjaga Whatsapp seperti yang dirancang untuk aplikasi pesan pribadi.
Namun seiring berjalannya waktu, Carl Woog, Kepala Komunikasi WhatsApp mengatakan bahwa mereka kemudian menetapkan lima kontak saja. Karena mereka percaya ini adalah jumlah yang wajar untuk menjangkau teman dekat sambil membantu mencegah penyalahgunaan.
2. Pasar WhatsApp terbesar di India
India merupakan pasar WhatsApp terbesar dengan lebih dari 200 juta pengguna. Tindakan tersebut diambil karena serentetan setidaknya 30 kasus hukuman mati diseluruh dunia yang diakibatkan ujaran kebencian lewat pesan WhatsApp.
Kasus tersebut rata-rata pembunuhan yang kerap diikuti dengan pesan provokatif. Hal itu tak luput dari penyebar pesan ujaran kebencian yang mengakibatkan kemarahan berujung dengan tindak kriminal.
3. Desain forward message WhatsApp diusulkan harus tercantum identitas pengirim
Batas tersebut diperkenalkan pada musim panas lalu bersama dengan fitur lain. Terdapat dengan jelas memberi label pesan yang diteruskan dan penghapusan tombol forward di sebelah gambar, video dan klip audio.
Whatsapp mengatakan langkah-langkah mengurangi pengiriman sebanyak 25% secara global dan lebih dari itu di India.
Mekanisme penerusan pesan WhatsApp dipersalahkan lantaran membantu penyebaran hoaks. Karena cara WhatsApp menampilkan pesan yang diteruskan. Pesan teks yang telah diteruskan ke penerima baru ditandai dalam teks abu-abu terang. Namun tak dapat dibedakan dari pesan asli yang dikirim oleh kontak.
Para kritikus mengatakan desain tersebut menghilangkan identitas pengirim. Kemudian memungkinkan pesan menyebar secara viral dengan sedikit pertanggungjawaban. (ryn)
Baca juga yuk artikel menarik yang lainnya Deretan Pose Cantik Aldira Chena yang Bikin Mata Adem, Nomor 5 Bikin Terkejut
Bagikan
Berita Terkait
Dari Trauma Masa Kecil Menjadi Film, 'Waluh Kukus' Segera Tayang Di Bioskop
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Tragedi Masjid Sibolga: Kemenag Murka Rumah Ibadah Diubah Jadi Arena Kekerasan, Program Inklusif Terancam Gagal Gara-Gara Aksi Para Pelaku
A2O MAY Merilis "PAPARAZZI ARRIVE" dengan Synth Sirene dan Beat Dubstep yang Bikin Candu Generasi Muda
Raisa Tumpahkan Kekecewaan Dalam Lirik Lagu 'Terserah'
Kalya Islamadina Rilis EP Perdana “Orange”, Ungkap Cinta Lewat Kejujuran
Bekantan Berjubah di Artwork 'Pandir Wara', Primitive Monkey Noose Rilis Single Paling Satir Agar Melek Soal Kepalsuan Hidup
Falaci Bawa Virus Electronic Groove dan Rock yang Catchy Lewar 'prototype (demo)'
Bilal Indrajaya Ajak Menyelami Kenangan Manis dan Realitas Pahit Perpisahan di ‘Akhir Pekan yang Hilang’
Viral Warga Israel Diduga Punya KTP Indonesia, Begini Penjelasan Disdukcapil Cianjur