Headline

Walhi Desak BKSDA Jamin Keselamatan Harimau Sumatera

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 11 Maret 2018
Walhi Desak BKSDA Jamin Keselamatan Harimau Sumatera

Harimau Sumatera. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Populasi Harimau Sumatera yang terus mengalami penurunan mengundang perhatian banyak pihak. Mulai menyempitnya habitat sang raja hutan itu memicu terjadi konflik harimau dengan manusia.

Upaya penyelamatan harimau bukan melulu tanggung jawab pemerintah melalui BKSDA tapi siapa saja termasuk organisasi swadaya masyarakat seperti Walhi. Terkait ancaman kepunahan Harimau Sumetera, Walhi mendesak Badan Konservasi Sumber Daya Alam melindungi keselamatan harimau Sumatera (panthera tigris Sumatrae) yang berada di Kabupaten Mandailing Natal.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut, Dana Prima Tarigan di Medan, Sabtu mengatakan, gangguan yang yang dialami satwa langka tersebut merupakan tanggung jawab Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Mandaling Natal (Madina).

Sebab, menurut dia, institusi tersebut yang berwenang menjaga harimau itu jika mengalami ancaman dari perburuan liar maupun gangguan masyarakat.

"Jadi, seekor harimau yang mati akibat ditombak warga Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Madina, merupakan kelalaian BKSDA dan tidak dapat menjaga hewan tersebut," ujar Dana, Sabtu (10/3).

Ia mengatakan, ancaman kehidupan harimau tersebut, bukan hanya dari aksi perburuan, tetapi juga dikarenakan pembukaan kawasan hutan untuk dijadikan areal perkebunan sawit.

Saat ini, kawasan hutan Madina banyak yang beralih fungsi jadi kebun sawit, dan hal tersebut juga merupakan tugas BKSDA untuk menyoalisasikan penyelamatan hutan/lingkungan.

"BKSDA jangan hanya mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar jangan melakukan perburuan satwa yang dilindungi dan merusak hutan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi," katanya.

Dana seperti dilansir Antara menyebutkan, namun kenyataannya pembukaan hutan untuk dijadikan sawit, masih terus terjadi dan tidak ada larangan.

Bahkan setelah dibukanya areal hutan tersebut untuk perkebunan sawit maka harimau itu juga kehilangan tempat tinggal dan sulit memperoleh makanan seperti kancil, rusa serta binatang lainnya.

Akhirnya harimau atau "raja hutan" tersebut, mencari makan ke perkampungan penduduk dan ditombak secara beramai-ramai hingga mati.

"Peristiwa matinya harimau tersebut secara sadis dapat dijadikan sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi BKSDA dan ke depan tidak terulang lagi," kata dia.

Sebelumnya, Personel Polsek Batang Natal bekerjasama dengan masyarakat berhasil melumpuhkan seekor harimau yang berkeliaran di Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Rina Sari Ginting di Mapolda, Minggu (4/3) mengatakan peristiwa pembunuhan harimau itu terjadi sekira pukul 08.00 WIB.

Saat itu, menurut dia, warga melihat seekor harimau masuk ke kolong rumah warga bernama Sofii dan melaporkan peristiwa tersebut ke Kepala Desa Bangkeleng dan diteruskan ke Polsek Batang Natal.

"Kemudian, Polsek Batang Natal menurunkan sejumlah personel guna membantu warga mengamankan satwa langka harimau tersebut," ujar Rina.(*)

#Harimau Sumatera #Walhi #Harimau
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Pekebun Kopi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Tewas Diduga Diserang Harimau
Korban ditemukan dalam keadaan tubuh tidak utuh, sementara tubuhnya dari leher hingga kaki hilang tanpa jejak.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
Pekebun Kopi di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Tewas Diduga Diserang Harimau
Indonesia
Harimau di Solo Safari Lahirkan 3 Anak, Diberi Nama Bantolo, Tirto, dan Maruto
Pemberian nama berdasarkan filosofi Jawa
Frengky Aruan - Kamis, 03 April 2025
Harimau di Solo Safari Lahirkan 3 Anak, Diberi Nama Bantolo, Tirto, dan Maruto
Indonesia
Walhi Desak Tindakan Tegas ke Pelaku Pemagaran Laut di Tangerang, Jakarta dan Bekasi
Terkait adanya rencana reklamasi itu, Walhi memperingatkan sejumlah dampak tidak hanya kepada lingkungan sekitar tetapi juga perekonomian.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Januari 2025
Walhi Desak Tindakan Tegas ke Pelaku Pemagaran Laut di Tangerang, Jakarta dan Bekasi
Travel
Duo Harimau Langka yang Jadi Bintang di Media Sosial dan Mengguncang Thailand
Harimau Bengal dengan warna unik seperti Ava dan Luna, yang berusia 3 tahun, hanya ditemukan di pusat pembiakan hewan atau kebun binatang, bukan di alam liar
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 26 Desember 2024
Duo Harimau Langka yang Jadi Bintang di Media Sosial dan Mengguncang Thailand
Dunia
Terancam Punah, Harimau Siberia Terlihat di China
Menjadi bukti bahwa harimau Siberia liar telah kembali ke wilayah pedalaman Gunung Changbai setelah tiga dekade.
Dwi Astarini - Kamis, 05 Desember 2024
Terancam Punah, Harimau Siberia Terlihat di China
Indonesia
Harimau Sumatra Terjebak Perangkap Warga Solok Hingga Menderita Dehidrasi Berat
BKSDA Sumbar belum dapat memastikan berapa umur harimau berjenis kelamin betina yang terjebak perangkap buatan warga.
Wisnu Cipto - Kamis, 14 November 2024
Harimau Sumatra Terjebak Perangkap Warga Solok Hingga Menderita Dehidrasi Berat
Indonesia
Yang Bikin Harimau Jawa Diyakini Belum Punah
Harimau jawa yang bernama latin Panthera tigris sondaica merupakan hewan endemik Pulau Jawa dan tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Yang Bikin Harimau Jawa Diyakini Belum Punah
Indonesia
Walhi Kritisi Kebijakan Lingkungan Program Hilirisasi Gibran Cuma Tempelan
Dalam debat itu Gibran lebih menyasar pada hal-hal tekni
Wisnu Cipto - Selasa, 23 Januari 2024
Walhi Kritisi Kebijakan Lingkungan Program Hilirisasi Gibran Cuma Tempelan
Bagikan