Virus Keriting Serang 472 Hektare Lahan Tembakau

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 05 September 2017
Virus Keriting Serang 472 Hektare Lahan Tembakau

Ilustrasi tembakau. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Tanaman tembakau petani terserang virus phytopthora atau virus keriting seluas 472 hektare dari realisasi tanam tembakau seluas 7.883 hektare.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengatakan, virus keriting menyerang tanaman tembakau petani sekitar 5,9 persen dari realisasi tanam tembakau tahun 2017.

"Tembakau yang terserang virus tersebut daunnya akan menyerupai kerupuk atau keriting dan virus phytopthora muncul karena ada vektor penularnya, yaitu jenis kutu atau Myzus sp," kata Hasyim di Probolinggo, Selasa (5/9).

Menurutnya, penyebab munculnya virus keriting pada tembakau karena bekas lahannya dari tanaman cabai, terong atau melon, sehingga tanaman itu dinilai sebagai inang dari virus tersebut.

"Jenis hamanya sama, sehingga inangnya bisa berlanjut ke tembakau. Kami sudah sosialisasikan pengendalian virus itu kepada petani," katanya.

Dia menjelaskan, perantara virus yakni Myzus sp menularkan virus karena tipe mulutnya menusuk dan menghisap, sehingga salah satu cara pengendalian yaitu dengan cara mencabut tanaman sakit agar tidak menjadi sumber virus.

"Sedangkan untuk kutu bisa dikendalikan dengan pestisida nabati ataupun kimia. Tanaman yang sakit tidak boleh dibuang sembarangan, harus bijak, bisa dengan dibakar atau dibuang jauh dari lahan," katanya.

Untuk antisipasi yang akan datang, kata Hasyim, pihaknya mengimbau mulai dari persemaian tembakau sebaiknya menggunakan abu tomang, abu dapur, atau abu bekas pembakaran batu bata.

"Abu diyakini bisa menghambat pertumbuhan virus. Sebaiknya abu itu diberikan saat di persemaian atau saat mau pindah tanam dan setiap lubang diberi abu," katanya.

Selain itu, lanjut dia, tembakau yang mengidap penyakit keriting disebabkan benih yang sebelumnya memang mengandung virus tersebut karena sifat virus bisa bertahan membentuk kapsul pelindung dan akan muncul lagi jika ada tanaman yang sesuai, sehingga hal itu juga perlu diperhatikan oleh petani.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Ahmad Mudzakir mengatakan serangan virus keriting terjadi hampir merata di tujuh kecamatan sentra tembakau di wilayah setempat.

"Bahkan dari tanaman tembakau yang ditanam, sebesar 25 persen dari realisasi tanam sebesar 7.883 hektare terserang virus keriting yang merupakan data kumulatif kurun waktu penanaman tembakau pada Mei-Agustus 2017," katanya. (*)

Sumber: ANTARA

#Petani Tembakau #Penyebaran Virus
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Berita Foto
Menilik Mata Rantai Industri Hasil Tembakau
Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya (tengah) didampingi anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Nurhadi (kanan) dan Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes RI Sundoyo menyampaikan paparan dalam diskusi membahas mata rantai industri hasil tembakau di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Didik Setiawan - Selasa, 12 November 2024
Menilik Mata Rantai Industri Hasil Tembakau
Bagikan