Virus Corona Bisa Picu Histeria Massa

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 03 Maret 2020
Virus Corona Bisa Picu Histeria Massa

Karyawan apotek memajang tulisan pemberitahuan kehabisan stok masker dan produk cairan antiseptik di Denpasar, Selasa (3/3/2020). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/wsj

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Pengamat politik Muhammad AS Hikam menilai, salah satu kemungkinan yang perlu diantisipasi oleh pemerintah dan masyarakat pada saat terjadinya krisis seperti virus corona adalah fenomena histeria massa. Menurut Hikam, hal ini merupakan sebuah konsekuensi dari ketidakpastian.

Virus Covid-19 yang sudah resmi diakui ditemukan berjangkit di Indonesia sangat berpotensi menciptakan krisis yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya histeria massa.

Baca Juga:

Pemerintah Bakal Bangun Rumah Sakit Khusus Virus Corona

"Ia adalah gejala ilusi-ilusi kolektif tentang ancaman-ancaman, baik nyata maupun imajiner, melalui masyarakat sebagai akibat dari rumor atau ketakutan, misalnya karena terjadinya epidemi," kata Hikam dalam keterangannya, Selasa (3/3).

Ia menambahkan, epidemi Covid-19 sangat berpotensi menimbulkan ketakutan massa karena berbagai karakternya. Misalnya penyebaran yang cepat, penyebab kematian, belum ditemukan vaksin yang efektif untuk penanggulangannya, dan sebagainya.

Selain itu, fakta bahwa tak ada wilayah di dunia yang imun dari kemungkinan terjangkit virus ini makin menambah ketakutan terhadapnya.

Presiden melakukan jumpa pers di Veranda Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa. (Foto: Antara/Hanni Sofia)
Presiden melakukan jumpa pers di Veranda Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa. (Foto: Antara/Hanni Sofia)

Histeria massa jelas akan membahayakan komunitas dan masyarakat karena menciptakan dampak-dampak negatif mulai dari psikologi, harmoni sosial, ekonomi, politik, sampai keamanan nasional.

"Krisis sosial dan politik dalam masyarakat bisa terjadi jika fenomena tersebut tak diantisipasi dan dicegah sedini mungkin," terang mantan menteri di era Presiden Abdurahman Wahid ini.

Hikam berpandangan, potensi histeria massa menjadi kian besar dalam konteks kekinian justru ketika akses informasi sangat mudah dan terbuka.

Kecepatan peredaran informasi bisa saja positif, tetapi juga bisa negatif jika tak dikelola dengan baik dan tepat. Masif dan mudahnya pemakaian internet dan platform media sosial selain bisa digunakan untuk hal-hal yang positif, juga terbuka digunakan untuk penyebaran propaganda, hoaks, disinformasi, dan lain-lain.

Baca Juga:

Virus Corona Membuat Pemerintah Tunda Pemberian Insentif bagi Wisatawan Asing

Karena itu, lanjut Hikam, penanganan masalah ancaman dan bahaya penyebaran virus tersebut tak hanya merupakan tugas pihak yang terkait dengan masalah kesehatan, tetapi bisa dikatakan seluruh komponen pemerintah dan warganegara.

"Pendekatan yang digunakan pun tak hanya tunggal tetapi harus melibatkan semua komponen bangsa," sebut Hikam

Hikam menyebut, salah satu upaya antisipasi agar tak terjadi histeria massa adalah pengelolaan informasi publik yang efektif dari pemerintah dan masyarakat sipil.

"Langkah Presiden Jokowi yang cepat dalam hal ini patut kita apresiasi. Kendati pemerintah tak mungkin bisa sendirian dalam hal ini, tetapi dengan sikap yang jujur dan terbuka sebagaimana ditunjukkan Jokowi dalam menyikapi masalah virus ini, publik akan memiliki semacam pegangan kuat dan merasakan kehadiran negara," tutup Hikam. (Knu)

Baca Juga:

Soal Virus Corona, Ombudsman: Kita Ini Kebanyakan Informasi

#Muhammad AS Hikam #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan