Varian Coronavirus Baru Lebih Mematikan dan Cepat Menyebar


Jagalah kebersihan. (Foto- Pexels/Miguel A. Padrinan)
KETIKA kita masih dihantui oleh COVID-19 yang jumlah kasusnya sudah semakin meningkat di Indonesia, laman BBC melaporkan pada Selasa, (28/1) bahwa telah ditemukan varian baru coronavirus yang ditakutkan lebih gampang menular dan mematikan daripada yang pertama kali tersebar.

Saat ini, memang ada ribuan varian yang berbeda dari coronavirus yang menyebar. Meski begitu, kekhawatiran para ahli terfokus pada tiga varian coronavirus baru, salah satunya berasal dari Inggris. Varian baru ini telah tersebar di sebagian besar wilayah di Inggris dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara lain.
Varian coronavirus dari Inggris ini pun telah dideteksi pertama kali pada September lalu. Varian ini dianggap sangat membahayakan karena mampu menggantikan versi virus lainnya dengan cepat. Varian ini juga mampu bermutasi, dan salah satu hasil mutasinya bisa meningkatkan kemampuan virus dalam menginfeksi sel. Ini yang menyebabkan varian baru dari Inggris ini diperkirakan mampu menyebar lebih cepat daripada COVID-19 yang pertama kali menyebar pada 2019 lalu.
Baca juga:
Vaksin Terbatas, Vaksinasi COVID-19 Harus Dibarengi Penelitian Lanjutan
Varian kedua yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah coronavirus baru yang menyebar di Afrika Selatan bernama 501.V2. 501.V2 juga dilaporkan melahirkan mutasi virus yang dinamakan E484K. Prof Francois Balloux dari University College London mengatakan bahwa vaksin belum tentu bisa berguna ketika menghadapi E484K.
"Mutasi E484K telah terbukti bisa mengurangi pengenalan antibodi. Dengan demikian, E484K bisa membantu virus SARS-CoV-2 untuk melewati perlindungan kekebalan tubuh yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi sebelumnya," ungkapnya kepada BBC.

Dilansir dari BBC, varian coronavirus asal Afrika Selatan ini telah menyebar ke Inggris dan menyebabkan 77 kasus per Selasa, (28/1). Saat ini, Inggris pun telah melarang penerbangan dari beberapa negara di benua Afrika.
Varian coronavirus asal Afrika ini juga telah menyebar setidaknya ke 20 negara lain termasuk Austria, Norwegia, dan Jepang.
Varian ketiga yang cukup mengkhawatirkan berasal dari Brazil. Walau belum terbukti lebih berbahaya atau tidak, varian dari Brazil yang disebut sebagai P.1 ini telah menyebar ke Amerika Serikat. Pada Senin (25/1), ada satu kasus P.1 yang menginfeksi turis yang baru saja berpergian ke Brazil.
Cara terbaik untuk melindungi diri dari berbagai varian coronavirus yang baru pastinya adalah membatasi keluar rumah dan tetap mengikuti protokol kesehatan. (SHN)
Baca juga:
Menkes Minta Tenaga Kesehatan Segera Ikut Vaksinasi
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
