Kesehatan

Varian Coronavirus Baru Lebih Mematikan dan Cepat Menyebar

annehsannehs - Kamis, 28 Januari 2021
Varian Coronavirus Baru Lebih Mematikan dan Cepat Menyebar

Jagalah kebersihan. (Foto- Pexels/Miguel A. Padrinan)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETIKA kita masih dihantui oleh COVID-19 yang jumlah kasusnya sudah semakin meningkat di Indonesia, laman BBC melaporkan pada Selasa, (28/1) bahwa telah ditemukan varian baru coronavirus yang ditakutkan lebih gampang menular dan mematikan daripada yang pertama kali tersebar.

Jagalah kebersihan. (Foto- Pexels/Miguel A. Padrinan)
Jagalah kebersihan. (Foto- Pexels/Miguel A. Padrinan)

Saat ini, memang ada ribuan varian yang berbeda dari coronavirus yang menyebar. Meski begitu, kekhawatiran para ahli terfokus pada tiga varian coronavirus baru, salah satunya berasal dari Inggris. Varian baru ini telah tersebar di sebagian besar wilayah di Inggris dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara lain.

Varian coronavirus dari Inggris ini pun telah dideteksi pertama kali pada September lalu. Varian ini dianggap sangat membahayakan karena mampu menggantikan versi virus lainnya dengan cepat. Varian ini juga mampu bermutasi, dan salah satu hasil mutasinya bisa meningkatkan kemampuan virus dalam menginfeksi sel. Ini yang menyebabkan varian baru dari Inggris ini diperkirakan mampu menyebar lebih cepat daripada COVID-19 yang pertama kali menyebar pada 2019 lalu.

Baca juga:

Vaksin Terbatas, Vaksinasi COVID-19 Harus Dibarengi Penelitian Lanjutan

Varian kedua yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah coronavirus baru yang menyebar di Afrika Selatan bernama 501.V2. 501.V2 juga dilaporkan melahirkan mutasi virus yang dinamakan E484K. Prof Francois Balloux dari University College London mengatakan bahwa vaksin belum tentu bisa berguna ketika menghadapi E484K.

"Mutasi E484K telah terbukti bisa mengurangi pengenalan antibodi. Dengan demikian, E484K bisa membantu virus SARS-CoV-2 untuk melewati perlindungan kekebalan tubuh yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi sebelumnya," ungkapnya kepada BBC.

Batasi keluar rumah. (Foto TTR Weekly)
Batasi keluar rumah. (Foto TTR Weekly)

Dilansir dari BBC, varian coronavirus asal Afrika Selatan ini telah menyebar ke Inggris dan menyebabkan 77 kasus per Selasa, (28/1). Saat ini, Inggris pun telah melarang penerbangan dari beberapa negara di benua Afrika.

Varian coronavirus asal Afrika ini juga telah menyebar setidaknya ke 20 negara lain termasuk Austria, Norwegia, dan Jepang.

Varian ketiga yang cukup mengkhawatirkan berasal dari Brazil. Walau belum terbukti lebih berbahaya atau tidak, varian dari Brazil yang disebut sebagai P.1 ini telah menyebar ke Amerika Serikat. Pada Senin (25/1), ada satu kasus P.1 yang menginfeksi turis yang baru saja berpergian ke Brazil.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari berbagai varian coronavirus yang baru pastinya adalah membatasi keluar rumah dan tetap mengikuti protokol kesehatan. (SHN)

Baca juga:

Menkes Minta Tenaga Kesehatan Segera Ikut Vaksinasi

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan