Tren Konser Musik di 2022 Bergantung pada Kondisi Pandemi


Berharap di 2022 ini angka COVID-19 semakin membaik. (Foto: Unsplash/Anthony DELANOIX)
KAMU mungkin berharap di 2022 ini seluruh konser musik bisa kembali digelar secara luring. Pengamat musik sekaligus Program Director M Bloc Space, Wendi Putranto, menilai proyeksi tren konser musik di Indonesia tahun ini ditentukan oleh situasi pandemi pada Januari 2022, terlebih setelah momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Kalau untuk tahun depan, terus terang semua promotor dan concert organizer itu masih berdebar-debar menunggu Januari pasca libur Nataru ini. Semuanya dengan sangat hati-hati, kita menunggu nih, apa yang terjadi duaminggu setelah libur,” kata Wendi mengutip laman ANTARA, Selasa (28/12).
Para promotor dan concert organizer, lanjut Wendi, masih mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 yang diprediksi akan muncul setelah Nataru. Meski demikian, ia menilai bahwa konser offline akan kembali menjadi pilihan bagi banyak penonton apabila pandemi melandai tahun depan.
Baca juga:

“Sensasi menonton langsung itu menjadi yang paling utama oleh penonton, tak akan tergantikan. Secanggih apa pun teknologinya tetap tidak bisa menggantikan sensasi menonton secara langsung,” ujarnya.
Senada dengan Wendi, musisi sekaligus komposer Andi Rianto mengatakan, pengalaman menonton konser secara langsung tidak dapat tergantikan dibandingkan konser daring atau online. Ia juga menilai persentase konser offline tahun depan akan meningkat dibandingkan 2021.
“Memang belum 100 persen, orang masih ada ketakutan tentang pandemi ini. Tapi secara garis besar, akan jauh lebih meningkat dari tahun ini, live concert,” ujar Andi.
Di sisi lain, Wendi mengatakan gelaran konser langsung sebetulnya lebih bisa mendukung pemasukan dari sisi promotor dan concert organizer, dibanding konser virtual berbayar.
Baca juga:

“Konser online itu sebetulnya mitigasi, bagaimana caranya tetap bisa manggung karena manggung bukan hanya sekadar main musik tapi sebuah profesi,” ungkapnya.
Wendi mengatakan saat ini acara-acara musik dengan penonton skala kecil sudah mulai bergeliat, tetapi untuk acara musik sekelas festival yang memerlukan ribuan penonton masih belum bisa di selenggarakan mengingat pembatasan yang masih diterapkan pemerintah.
“Saya kemarin lihat Synchronize Fest juga akhirnya dibuat di M Bloc Space, kemudian ada IdeaFest yang bikin di M Bloc Space dalam skala terbatas 150 penonton,” kata Wendi.
Jika tahun ini kasus positif COVID-19 meningkat, kata Wendi, para penyelenggara acara musik terpaksa harus menunda konser offline, terutama konser di dalam ruangan. (and)
Baca juga:
Konser Musik Hingga Pesta Pernikahan Diperbolehkan dengan Prokes Ketat
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Lirik Lagu 'Man I Need' dari Olivia Dean

Lirik Lagu 'Judi', Sebuah Kritik Sosial Rhoma Irama lewat Musik Dangdut

Lirik Lagu “INSIDE OUT” dari DAY6, Kembali dengan Kisah Cinta Penuh Kerentanan

Lirik Lagu 'The 1' dari Taylor Swift, Bawa Kisah Nostalgia yang Menyentuh Hati

Lirik Lagu Ours to Keep dari Kendis, Ajak Pendengar Merasakan Sisi Rapuh Seseorang

Lirik Lengkap Lagu 'Toki Yo Tomare' dari ILLIT, Pertegas Eksistensinya di Kancah Musik Jepang

Luncurkan EP 'Midnight’s Promises', Gabriella Ekaputri Tuangkan Luka dan Kekuatan

The Kid LAROI Rilis “A COLD PLAY” Lagu Patah Hati dengan Refleksi Mendalam, Berikut Lirik Lengkapnya

Ruang Senja Angkat Filosofi Stoicism dalam Single Baru “Tak Semua Dalam Kendalimu”

Lagu Ikonik Naif 'Piknik 72' Dibawakan oleh Pee Wee Gaskins dan Jadi Bagian Mini Album, Simak Liriknya
