Token Crypto Squid Game Jatuh, Diduga Akibat Penipuan


Squid tersedia untuk dijual di bursa kripto terdesentralisasi termasuk PancakeSwap dan DODO. (Foto: newshub.co.nz)
TOKEN digital yang terinspirasi oleh serial Netflix dari Korea Selatan, Squid Game, telah kehilangan hampir semua nilainya karena dinyatakan sebagai penipuan.
Squid, yang memasarkan dirinya sebagai "cryptocurrency play-to-earn", harganya sempat melambung dalam beberapa hari terakhir, tapi kini melonjak ribuan persen.
Baca Juga:
Namun, seperti yang dilaporkan BBC, cryptocurrency itu dikritik karena tidak mengizinkan orang untuk menjual kembali token mereka. Penipuan semacam ini biasa disebut "rug pull" oleh investor kripto. Hal ini terjadi ketika promotor token digital menarik pembeli, menghentikan aktivitas perdagangan dan menghasilkan uang dari penjualan.
Pengembang Squid telah menghasilkan sekitar USD 3,38 juta atau sekitar Rp 547,2 miliar menurut situs teknologi Gizmodo. Cryptocurrency "Play-to-earn" adalah tempat orang membeli token untuk digunakan dalam gim daring dan dapat memperoleh lebih banyak token yang nantinya dapat ditukar dengan cryptocurrency lain atau mata uang nasional.

Selasa (26/10) lalu, Squid diperdagangkan hanya dengan 1 sen. Dalam waktu kurang dari seminggu, harganya melonjak menjadi lebih dari USD 2.856 atau sekitar Rp 40, 8 juta. Nilainya kini anjlok 99,99 persen, kata situs data cryptocurrency CoinMarketCap.
Squid didaftarkan sebagai token yang dapat digunakan untuk gim daring baru yang terinspirasi oleh serial Netflix, menceritakan kisah sekelompok orang dipaksa memainkan permainan anak-anak yang mematikan demi uang. Gim itu akan ditayangkan November ini.
Baca Juga:
Namun, para ahli cryptocurrency telah memperingatkan beberapa tanda bahwa kemungkinan cryptocurrency itu adalah penipuan. Yang paling jelas adalah bahwa orang yang membeli token Squid tidak dapat menjualnya.
Kritik juga menyoroti bahwa situs webnya mengandung banyak kesalahan ejaan dan kesalahan tata bahasa. Situs web tidak lagi dapat diakses dan akun media sosial yang mempromosikan token juga menghilang. "Ini adalah salah satu dari banyak skema di mana investor retail yang naif ditarik dan dieksploitasi oleh promotor crypto yang jahat," kata ekonom Cornell University Eswar Prasad kepada BBC (1/11).

Profesor Prasad mengatakan pembeli perlu waspada saat membeli cryptocurrency karena hampir tidak ada pengawasan peraturan. "Faktanya, skema open pump and dump merajalela di dunia crypto, dengan investor sering melompat dengan mata terbuka lebar, mungkin berharap mereka dapat menaiki gelombang dan membuang kepemilikan mereka untuk keuntungan cepat sebelum harga runtuh," katanya.
Squid tersedia untuk dijual di bursa kripto terdesentralisasi termasuk PancakeSwap dan DODO, yang memungkinkan pembeli untuk terhubung langsung ke penjual, tanpa otoritas pusat.
"Saat ini koin baru dapat terdaftar di bursa terdesentralisasi pada hari pertama dibuat, tanpa regulasi atau uji tuntas apa pun," kata Jinnan Ouyang dari perusahaan kripto Openmining yang berbasis di Singapura.
"Jadi kamu bisa membeli koin dari siapa pun dengan agenda apa pun." (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
