TNI AD Selidiki Dugaan Keterlibatan Anggota dalam Penembakan Pendeta Yeremia

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 12 November 2020
TNI AD Selidiki Dugaan Keterlibatan Anggota dalam Penembakan Pendeta Yeremia

Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad), Letjen Dodik Widjanarko. Foto: MP/Kanu

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) memastikan TNI AD akan menindak secara hukum para anggota yang terlibat dalam kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani, Sabtu (19/9).

Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Danpuspomad) Letjen Dodik Wijanarko mengaku, tim gabungan TNI AD dan Kodam XVII/Cenderawasi masih melakukan penyelidikan dan penyidikan.

"Apabila di kemudian hari sudah didapat alat bukti yang cukup akan dilaksanakan proses hukum," tegas Dodik dalam konferensi pers di Aula Gatot Subroto, Puspomad, Jakarta, Kamis (12/11).

Baca Juga:

LPSK Siap Lindungi Saksi Penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya

Selain insiden penembakan Yeremia, Dodik juga mengatakan, penyelidikan dan penyidikan juga tengah berlangsung dalam kasus hilangnya 2 orang tahanan di Koramil Sugapa pada 21 April 2020 lalu.

Ia pun memastikan penanganan kasus akan berjalan terbuka.

"Yakini bahwa kasus yang telah terjadi dan melibatkan oknum TNI AD akan ditindak lanjuti sesuai ketentuan hukum dengan transparan dan tuntas," kata Dodik.

Menko Polhukam Mahfud MD saat menerima hasil investigasi penembakan di Intan Jaya dari Komnas HAM. (ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam)
Ilustrasi - Menko Polhukam Mahfud MD saat menerima hasil investigasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya dari Komnas HAM. (ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam)

Sebagai catatan, kasus penembakan Pdt. Yeremia Zanambani, Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Hitadipa di Intan Jaya pada Sabtu, (19/9) masih belum jelas. Saling tuding terjadi antara TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Menkopolhukam Mahfud MD lantas membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) atau dikenal TGPF Intan Jaya di bawah komando Benny Mamoto untuk mencari kebenaran atas kasus tersebut. Laporan tersebut sudah diserahkan pada Rabu (21/10) lalu.

Kasus kematian Pdt Yeremia berawal ketika TNI tengah mencari kelompok Organisasi Papua Merdeka (atau dikenal kelompok kriminal bersenjata/KKB) setelah insiden penembakan yang menewaskan Pratu Dwi dari Yonif 711/RKS/Brigif 22/OTA di Kali Hiabu, Kamis (17/9).

Baca Juga:

Komnas HAM Sampaikan Laporan Dugaan Kekerasan di Intan Jaya

Pada Sabtu (19/11), TNI berjaga di pos Koramil Distrik Hitadipa dan menduduki sekolah satu atap (STP) Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja Injili Hitadipa.

Dalam aksi tersebut, TNI menyisir kampung dan membakar 2 dari 4 rumah dinas kesehatan yang ditempati warga.

Akibat aksi tersebut, warga memutuskan mengungsi dari Hitadipa, tetapi tidak bagi Yeremia dan keluarga.

Yeremia tertembak ketika keluar mencari makan di daerah Hitadipa.

Sebelum meninggal, Yeremia mengaku kepada istri ditembak karena dituduh menghabisi nyawa rekannya. (Knu)

Baca Juga:

Anggota KKB Penembak TGPF Intan Jaya Tewas di Tangan Satgas Nemangkawi

Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan