Tim DVI Terima 155 Kantong Jenazah Penumpang Sriwijaya Air SJ-182


Petugas PMI menyemprotkan cairan disinfektan ke kantong jenazah berisi objek temuan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak. ANTARA FOTO/April
MerahPutih.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri, menerima 155 kantong jenazah berisi body part diduga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, hingga Jumat (15/1).
“Sekarang masih diproses untuk mendapatkan data-data,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Jakarta, Jumat (15/1).
Baca Juga
Tim DVI Polri Pastikan Identifikasi Semua Jenazah Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
Menurut dia, kegiatan identifikasi saat ini lebih banyak menggunakan data DNA post mortem dan ante mortem.
“Kami berharap ketika menggunakan data DNA akan semakin banyak korban-korban yang teridentifikasi dan tentunya akan memberi kepastian kepada keluarga korban,” ungkapnya.
Sementara itu. Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi menerangkan proses identifikasi korban Sriwijaya Air yang dilakukan pihaknya.

Ahmad merasa perlu untuk menjelaskan ke publik, untuk merespons penilaian pihak-pihak yang menilai identifikasi oleh DVI lambat.
Jadi operasi DVI adalah sebuah prosedur dalam mengidentifikasi korban-korban bencana massal yang jumlahnya relatif besar dengan menggunakan metode ilmiah.
"Sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," kata Fauzi.
Fauzi menjelaskan, tahap satu proses DVI adalah olah TKP di tempat bencana. Fase kedua dan ketiga adalah pemeriksaan post mortem dan ante mortem data collections. Lalu fase keempat, sambungnya, adalah rekonsiliasi.
"Adapun metode identifikasi dalam DVI ada 2, yang pertama yang sifatnya primer, yang kedua yang sifatnya sekunder," paparnya.
Fauzi menambahkan, data primer dalam identifikasi adalah sidik jari, gigi, dan DNA. Dia menerangkan, proses identifikasi dari sidik jari dan gigi bisa dilakukan dengan cepat. Untuk DNA, butuh waktu lebih lama.
"Karena proses DVI sangat ditentukan, lebih baik kita melakukan lambat asal tepat daripada kita terburu-buru tapi salah mengidentifikasi," tandas Fauzi. (Knu)
Baca Juga
Lima Hari Cari Sriwijaya Air, Tim SAR Kumpulkan 139 Kantong Tubuh Korban
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Kilas Balik Tragedi Jatuhnya Sriwijaya SJ 182 di Kepulauan Seribu

KNKT Sebut Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 karena Gangguan pada Sistem Mekanikal
