Terpengaruh Pemanasan Global, Mango Mulai Produksi Pakaian Tak Berbatas Musim
Mango telah berupaya beradaptasi atas perubahan iklim sehingga membuat pakaian lebih fungsional, baik di Eropa maupun di Asia. (Foto: YouTube/Mango)
MerahPutih.com - Retail busana asal Spanyol, Mango, mengembangkan pakaian tak berbatas musim untuk membantu pelanggan menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang tidak menentu karena perubahan iklim.
Keputusan ini membuat mode tidak lagi harus bersifat musiman. Sebelumnya, industri mode kerap membagi koleksinya berdasarkan musim. Namun, pemanasan global mendorong mereka beradaptasi agar menciptakan inovasi pakaian yang dapat dipakai pada cuaca panas sekaligus dingin.
“Sebelumnya, ketika Anda musim panas berakhir, semua toko penuh dengan pakaian musim dingin. Semakin banyak pelanggan yang mencari apa yang mereka butuhkan pada saat itu," kata Kepala Eksekutif Mango, Toni Ruiz, seperti dikutip reuters.com.
Spanyol dan negara-negara lain di Eropa sempat mengalami kenaikan suhu yang lebih tinggi selama beberapa periode dalam setahun serta lebih banyak hujan di beberapa tempat. Tren pakaian pun mengalami pergeseran.
Baca juga:
Gaya Hidup Aktif Dorong Preferensi ke Pakaian Ringan nan Praktis
Tren jas hujan ringan di kalangan perempuan adalah contoh pakaian peralihan musiman. Mango juga menawarkan pakaian pria yang menggunakan bahan yang lebih menyerap keringat dan lebih mampu menahan keringat saat hari panas.
Dalam beberapa tahun terakhir, Mango telah berupaya beradaptasi atas perubahan iklim sehingga membuat pakaian lebih fungsional, baik di Eropa maupun di Asia.
“Kami memiliki kemampuan bekerja di dua dunia paralel, tergantung kebutuhan dan sifat produknya. Saya percaya hal ini merupakan sebuah kebajikan yang perlu dilakukan saat ini di dunia yang disruptif ini,” ujar Ruiz.
Retail ini telah memfokuskan investasinya pada perluasan jumlah toko dan pengembangan teknologi. Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak tren di media sosial dan melakukan referensi silang data konsumen dengan koleksi dan merek lain.
Perusahaan ini memiliki platform AI internalnya sendiri, mirip dengan antarmuka ChatGPT, yang membantu para desainer. Sekira 20 desain telah dibuat dengan bantuan AI.
"AI adalah pemain sayap yang hebat dalam strategi kami untuk memahami apa yang terjadi di dunia,” kata Ruiz. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion