Ternyata Warga Cina Lasem Sudah Ada Sejak Tahun 230 SM

Pelabuhan Teluk Ragol di Laut Bonang sekarang. (MP/Widi Hatmoko)
Komunitas masyarakat Tionghoa (Cina) di Lasem, ternyata sudah ada sejak 230 sebelum masehi (SM). Migrasi warga Tionghoa dari daratan Cina yang masuk ke Lasem juga sudah berkali-kali terjadi.
Menurut sejarawan Lasem, Edi Winarno, proses masuknya warga Tionghoa ke Lasem setelah tahun 230 sebelum masehi diantaranya adalah pada abad ke-11, saat terjadinya perang di Singosari, beberapa anggota tentara dari ekspedisi Kubilai Khan dari Tiongkok yang datang akan menghukum Raja Singosari Kertanegara, tidak pulang ke negaranya; Selanjutnya adalah pada tahun 1413 masehi, yaitu beberapa anak buah Cheng Ho yang melakukan ekspedisi dan tidak pulang ke Tiongkok. Mereka mendarat di Lasem di bawah pimpinan Bi Nang Un; Dan, pada tahun 1600-an terjadi eksodus yang sangat luar biasa, di mana banyak perantau dari Cina yang datang ke Lasem.
"Para sejarawan kan biasanya menyebut pada abad ke-15. Tetapi di buku-buku lama, seperti buku Asal Usul Wong Jowo disebutkan bahwa pada tahun 230 sebelum masehi sudah ada para imigran dari Yunan datang ke Gunung Kendeng. Mereka mendarat di sekitar Tanjung sari, Kecamatan Kragan yang sekarang terkenal dengan peninggalan megalitikum. Itu diyakini oleh para arkeologi, artinya dari penelitian di situ, mereka adalah nalayan unggul yang beretnis austronesia, dan diyakini dari daratan asia yang datang ke situ," papar Edi Winarno kepada merahputih.com.
Namun demikian, kata Edi Winarno, yang paling terkenal masuknya warga Tionghoa di Lasem ini adalah pada sekitar abad ke-15 atau tahun 1413, ketika ekspedisi Cheng Ho memasuki wilayah Jawa. Karena, menurut Edi, anak buah Cheng Ho yang saat itu dipimpin oleh Bi Nang Un mendarat di Teluk Regol, atau sekarang dikenal sebagai Laut Bonang ini, membawa peradaban baru. Mereka membawa kesenian, seperti seni tari, seni batik, termasuk mengenalkan agama Islam.
"Pada saat itu juga diyakini Cheng Ho sempat membikin masjid di Lasem. Karena meskipun Cheng Ho ini ekspedisi Kaisar Yung Le dari Tiongkok, tetapi memang membawa misi Islam. Dan, bebarapa penulis yang menulis tentang ekspedisi Cheng Ho juga mengatakan, ia membuat masjid di beberapa daerah seperti Palembang, di Jakarta dan di Lasem," katanya.
Hingga saat ini, warga Cina Lasem atau komunitas masyarakat Tionghoa yang ada di wilayah tersebut adalah warga peranakan, atau hasil perkawinan dengan masyarakat lokal. Sehingga, tidak heran, kalau warga Cina Lasem, atau peranakan Tionghoa Lasem ini kulitnya kehitam-hitaman, seperti masyarakat Jawa kebanyakan.
Setelah membaca ulasan migrasi warga Tionghoa ke Lasem, baca juga Menguak Jejak Penyelundupan Opium di Lasem yang tak kalah menarik.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa

Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem

6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
