Ternyata Tampon Bisa Sebabkan Kematian

Frengky AruanFrengky Aruan - Senin, 28 Oktober 2024
Ternyata Tampon Bisa Sebabkan Kematian

Tampon. (Pexel/Photo By: Kaboompics.com)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Penggunaan tampon nyatanya bisa menimbulkan risiko kematian. Tampon merupakan pembalut yang kerap digunakan wanita ketika menstruasi.

Tampon dapat memicu terjadi kematian, apabila terjadinya sindrom syok toksik (TSS). Ini merupakan penyakit langka, disebabkan oleh infeksi dengan jenis bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes .

Hubungan tampon dan bakteri ini didasari oleh bakteri yang secara alami ada di vagina dapat tumbuh berlebihan di hadapan tampon yang berlumuran darah.

Namun, sepertiga wanita yang terkena TSS saat mereka sedang menstruasi ditemukan tidak memiliki bakteri penyebab di vagina mereka.

Gejalanya yang muncul akibat infeksi banteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes.

Baca juga:

5 Alasan Anak Rentan Terinfeksi Penyakit, Termasuk Mpox

Tampon meningkatkan risiko TSS, karena dua hal ini. Pertama, tampon (terutama jenis yang sangat menyerap) yang dibiarkan di dalam vagina dalam jangka waktu lama dapat mendorong pertumbuhan bakteri. Padahal baiknya tampon 4 jam sekali diganti.

Kedua, tampon dapat menempel pada dinding vagina, terutama saat aliran darahnya sedikit, dan menyebabkan lecet kecil saat dilepas.

Kondisi luka di bagian tubuh tersebut menjadi pintu masuk bagi infeksi bakteri staphylococcus aureus melepas toksinnya. Ketika toksin masuk ke dalam aliran darah, maka dapat memengaruhi organ seperti jantung, hati, atau ginjal hingga muncullah risiko meninggal dunia.

Dilansir dari Cleveland Clinic, di antaranya demam tinggi tiba-tiba, menggigil, nyeri tubuh, dan gejala mirip flu lainnya.

Penderitanya juga akan merasakan mual atau muntah. Diare berair, ruam yang menyerupai sengatan matahari yang parah atau bintik-bintik merah pada kulit.

Baca juga:

Waspada Infeksi Telinga saat Anak Pilek

Kepala pusing, sakit kepala, atau pingsan. Lalu adanya tekanan darah rendah (hipotensi), kemerahan di mata (konjungtivitis) dan tenggorokan. Juga mengelupasnya kulit pada telapak kaki atau telapak tangan.

Dilansir dari NHS, ada beberapa hal yang bisa dilakukan menangani TSS:

Pengobatan untuk sindrom syok toksik

Anda akan memerlukan perawatan di rumah sakit yang mendesak untuk sindrom syok toksik (TSS).

Perawatannya bisa meliputi:

1. Antibiotik untuk mengobati infeksi cairan untuk rehidrasi, biasanya melalui infus di lengan kamu

2. Obat untuk membantu mengendalikan tekanan darah

3. Oksigen

4. Operasi untuk menghilangkan infeksi dari luka atau cedera. (Tka)

#Tampon #Wanita
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Lifestyle
Ternyata Tampon Bisa Sebabkan Kematian
Tampon merupakan pembalut yang kerap digunakan wanita ketika menstruasi.
Frengky Aruan - Senin, 28 Oktober 2024
Ternyata Tampon Bisa Sebabkan Kematian
Lifestyle
Rose All Day Mudahkan Pelanggan Lewat Konsep Gerai 'Easy & On-The-Go'
Rose All Day kini mudahkan para wanita melalui konsep gerai easy & on-the-go. Nantinya, pengunjung bisa melihat dan mencoba produknya secara langsung.
Soffi Amira - Kamis, 22 Agustus 2024
Rose All Day Mudahkan Pelanggan Lewat Konsep Gerai 'Easy & On-The-Go'
Berita Foto
Peresmian 1.000 Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang 45
Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang (PWP) '45 Melani Leimena Suharli (kedua kanan) memberikan bantuan kursi roda kepada keluarga pejuang dan veteran saat prosesi 1000 Cap Telapak Tangan kedua Wanita Pejuang 45 di Ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Senayan DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2024).
Didik Setiawan - Selasa, 06 Agustus 2024
Peresmian 1.000 Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang 45
Fashion
UNIQLO Kembali Rilis Koleksi COMPTOIR DES COTONNIERS Spring/Summer
UNIQLO kembali meluncurkan koleksi COMPTOIR DES COTONNIERS Spring/Summer 2024.
Soffi Amira - Rabu, 06 Maret 2024
UNIQLO Kembali Rilis Koleksi COMPTOIR DES COTONNIERS Spring/Summer
Indonesia
Komnas Perempuan Sebut KDRT Jadi Kasus Kekerasan Terbanyak yang Dilaporkan
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan sejumlah kasus kekerasan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan maupun ke lembaga pengada layanan, mayoritas adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Mula Akmal - Sabtu, 27 Mei 2023
Komnas Perempuan Sebut KDRT Jadi Kasus Kekerasan Terbanyak yang Dilaporkan
Bagikan