Ternyata Penemu Bunga Rafflesia Arnoldii Bukan Thomas Stamford Raffles, Tapi…

Thomas KukuhThomas Kukuh - Minggu, 27 Agustus 2017
Ternyata Penemu Bunga Rafflesia Arnoldii Bukan Thomas Stamford Raffles, Tapi…

Sketsa Rafflesia Arnoldii, sumber The Mis ... neous Botanical Works of Robert Brown. (ist)

Ukuran:
14
Audio:

RAFFLESIA Arnoldii sering dikaitkan dengan nama Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Jawa (1811-1816) dan Sumatera (1818) sebagai sang penemu bunga terbesar di dunia tersebut. Tapi beberapa sumber penelitian menyatakan bukan Raffles yang menemukan bunga terbesar di dunia itu. Bila bukan dia, lantas siapakah sang penemu bunga Rafflesia Arnoldii?

Setelah gagal mengelola keuangan pemerintah Inggris di tanah Jawa, posisi Raffles digantikan John Fendall, dan tak lama kemudian dia mendapat posisi baru di Bengkulu untuk membendung pengaruh luas Belanda terhadap raja-raja Melayu.

Di sana, hasrat naturalis Raffles terhadap sejarah alam, botani, semakin menguat. Dia mengangkat Dr. Joseph Arnold, seorang naturalis juga dokter bedah angkatan laut Inggris, untuk melakukan ekspedisi menjelajah pedalaman Bengkulu mencari sumber rempah dan hasil tambang Sumatera.

Menurut John Bastin dalam “A Further Note on Dr. Joseph Arnold”, Joseph Arnold mulai melakukan perjalanan menyisir sungai Manna (Bengkulu Selatan) pada 22 Maret 1818 untuk menelisik tumbuhan endemik selama dua hari.

Setiba di Pulo Lebbar, 30 kilometer Manna, Arnold melihat sebongkah tumbuhan endemik dengan bunga besar. Dia lantas membuat laporan deskripsi rinci dan sketsa temuan spesies bunga raksasa tersebut.

Nahas, belum genap merampungkan laporan temuan bunga raksasa, Joseph Arnold meninggal dunia karena terjangkit malaria di Padang, Sumatera Barat, tiga bulan setelah menjelajah sungai Manna.

Sementara hasil laporan dan dokumen terkait temuan tersebut pun musnah dilalap api ketika kapal Fame, pengangkut dokumen resmi, terbakar di laut lepas pada 1824.

Raffles tak ingin temuan penting tersebut tak berbekas. Dia lalu mendatangkan ahli Botani Inggris dari Calcutta, William Jack, untuk merampungkan kerja Arnold.

William Jack mulai membenahi temuan Arnold. Dia secara berkala mengirim hasil temuan tersebut kepada ahli botani terkemuka di Inggris, Robert Brown, untuk disempurnakan dan dikenalkan kepada kaum intelektual serta masyarakat luas.

Di hadapan para ahli biologi, botani, dan zoologi pada perhimpunan taksonomi dan sejarah alam di Linnean Society, London, Robert Brown mempresentasikan temuan bunga raksasa lengkap dengan rincian deskripsi dan sketsa, serta memperkenalkan nama bunga; Rafflesia Arnoldi, dua nama tokoh penting pad penemuan tersebut.

Mereka terkagum-kagum dengan besar ukuran juga eksotika bunga. Seketika jagat botani Eropa gempar. Rafflesia Arnoldii pun jadi buah bibir masyarakat Eropa.

“Raffles sangat diuntungkan, sejauh reputasinya sebagai seorang naturalis, karena dikaitkan dengan penemuan bunga raksasa ini,” tulis John Bastin dalam ‘Sir Stamford Raffles and The Study of Natural History in Penang, Singapore, and Indonesia JMBRAS Vol.63 1990.

Meski temuan bunga raksasa Joseph Arnold menjadi catatan penting keberhasilan naturalis Raffles sebagai penguasa Inggris di tanah Hindia-Belanda, sejarah mencatat temuan itu bukanlah penemuan bunga rakasasa (Rafflesia) pertama.

Pada 1791, ahli bedah dan naturalis Perancis, Louis Auguste Deschamps menjelajah perairan Samudera Oceania, untuk mencari kapal La Perouse nan hilang diterjang badai.

Sial bagi Deschamps, kapalnya dihantam badai. Dari 119 awak kapal, 89 di antaranya meninggal. Mereka terombang-ambing di lautan hingga kemudian tercium kapal Belanda. Deschamps menjadi tawanan politik Belanda, namun diberi tugas untuk mencatat keanekaragaman flora di Jawa.

Pada 1797, Deschamps menemukan sebuah bonggol besar dan saat merekah menjadi bunga raksasa di Nusakambangan. Dia membuat laporan penemuan bunga raksasa yang kelak bernama Rafflesia dan flora-flora di Jawa, dengan judul Material Toward a Flora of Java.

Setahun setelah penemuan, Deschamps membawa seluruh koleksinya kembali ke tanah kelahirannya di masa sedang bergejolak pertempuran sengit antara Perancis-Inggris.

Saat mendekat selat Inggris, kapal Deschamps ditangkap pasukan Inggis dan seluruh koleksinya dirampas lalu disumbangka kepada British Museum pada 1816.

Temuan Deschamps sempat menghilang dan kembali mencuat di muka publik ketika CL Blume meneruskan temuan Deschamps dan memberi nama bunga tersebut Rafflesia Patma (1825).

Walau menjadi pionir penemuan bunga raksasa, justru pamor Rafflesia Arnoldii lebih mencuat ketimbang Rafflesia Patma. (YUDI ANUGRAH)

#Rafflesia Arnoldii
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Berita Terkait

Travel
Fenomena Langka Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Kembar Dempet di Sumbar
Fenomena unik itu menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk melihat secara langsung di Cagar Alam Batang Palupuh Sumbar.
Wisnu Cipto - Minggu, 11 Mei 2025
Fenomena Langka Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Kembar Dempet di Sumbar
Bagikan