Terkecoh, Cak Nun Mengajak Berkumpul Dalam Rakaat Panjang


Dalam situsnya Budayawan Emha Ainun Najib memperingatkan, “Yang pasti rakyat asli Nusantara Indonesia sedang dikurung oleh perampokan dan penjajahan besar-besaran, di mana mereka belum 10% menyadarinya”.
Sekarang Cak Nun mengaku semakin jelas melihat penggambaran baru yang lebih spesifik dan akurat. Sesudah pemecah-belahan Uni Sovyet, Balkanisasi dan Arab Spring, sekarang ada formasi baru persekongkolan internasional yang bekerja keras dan sangat strategis untuk menghancurkan Indonesia.
Agak lebih mengarah, kata penulis buku Slilit itu: merampok kekayaan Negara Indonesia, dengan cara memecah belah Bangsa Indonesia.
Cak Nun sudah mendapat pandangan, bahwa NKRI bukan akan dihancurkan, melainkan dimakmurkan, tetapi bukan untuk rakyat Indonesia.
Kedaulatan politik, bangunan konstitusi, pasal-pasal hukum, tanah dan modal, alat-alat produksi, serta berbagai perangkat kehidupan dan penghidupan – tidak lagi berada di tangan kedaulatan Bangsa Indonesia.
“Rakyat Indonesia tetap dikasih makan dan bisa ikut kecipratan sedikit kemakmuran, asalkan rela menjadi pembantu rumahtangga, karyawan, kuli, khadam dan jongos yang setia dan patuh kepada Penguasa baru NKRI, yang merupakan kongsi dari Dua Adidaya dunia. Syuraqoh, alias keserakahan, diteknokrasi sedemikian rupa,” serunya Emha berapi-api.
Yang lebih parah baru setelah intensif 20-an tahun belakangan, setelah berusaha keliling jumpa rakyat, untuk ikut memelihara keIndonesiaan, keutuhan NKRI, persatuan dan kesatuan antar golongan, yang dinding-dindingnya mungkin etnik, agama, parpol, madzhab, aliran, muara-muara kepentingan, serta membantu menambal dan menyatukan kembali kelompok yang terlibat bentrok dengan lainnya, Cak Nun mengatakan baru sadar, “Saya dan kami semua diam-diam ditikam dari belakang. Kami dimunafiki: bilangnya satu dalam perbedaan, tapi diam-diam di belakang punggung menciptakan pecahan-pecahan, menanam perilaku yang menimbulkan amarah, kebencian, permusuhan dan dendam”.
Penggagas komunitas Padhang Mbulan itu mengimbau para penindas rakyat Indonesia yang bersembunyi dalam selimut, “Tolong dipikir ulang, agar tidak menyesal kemudian”.
Jujur Cak Nun mengatakan, “Saya sedih oleh permusuhan, selalu menikmati persaudaraan dengan semua makhluk Tuhan, dan saya tidak bahagia harus bersiap untuk kemungkinan lainnya.”
Sebagai obat kesedihan dan mencari jalan menuju solusi sekaligus memperingati hari Pahlawan, sebagai orang Maiyah, Cak Nun akan hadir dalam Rakaat Panjang di Taman Ismail Marzuki Jum’at 11 November. (dsyamil)
BACA JUGA :
- Hari Jum'at, Orang Maiyah Berkumpul
- Heboh Puisi Emha Ainun Najib Rela Dianggap Kafir
- Sejarahwan Solo Sayangkan Eksekusi Rumah Budayawan oleh Pemprov Jateng
- Pesan Budayawan untuk Para Politikus Gaduh
Bagikan
Berita Terkait
Budayawan Banyumas Sebut Ucapan Ndasmu dari Prabowo Merupakan Kalimat Kasar

Ganjar-Mahfud Dapat Dukungan Seniman dan Budayawan Solo Raya

Cak Nun Diizinkan Pulang dari RSUP Dr Sardjito

Ketua DPD Jenguk Cak Nun dan Doakan Lekas Pulih
Prabowo Jenguk Cak Nun dan Doakan Lekas Sembuh

Jokowi Jenguk Cak Nun

Cak Imin: Cak Nun Sembuhlah Segera Banyak yang Butuh Obat Rohanimu

Cak Nun Dirawat Intensif di Rumah Sakit

Prabowo Nyatakan Rakyat Indonesia Tangguh dan Setia pada NKRI
