Telusur Sejarah Dubai di Al Fahidi Historical Neighbourhood


Al Fahidi Historical Neighbourhood, dulu dikenal dengan Al Bastakiya, merupakan kawasan bersejarah menawan. (Foto: Dubai Economy and Tourism)
LUPAKAN gemerlap dan kemegahan gedung pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab. Mari berteleportasi ke masa lalunya. Jauh sebelum Dubai penuh dengan gemerlap gedung-gedungnya.
Datanglah ke Al Fahidi Historical Neighbourhood. Kamu akan merasakan suasana Dubai pada 1890-an. Al Fahidi Historical Neighbourhood, dulu dikenal dengan Al Bastakiya, merupakan kawasan bersejarah menawan yang dibangun oleh para pedagang tekstil dan mutiara dari Persia (Iran sekarang).
Di sini kamu dapat merasakan pengalaman berbeda ketika mengunjungi Dubai. Melihat arsitektur berusia ratusan tahun, menelusuri asal-usul minuman favorit dunia di Museum Kopi, sampai menikmati hidangan tradisional Timur Tengah.
Perjalanan waktumu dapat dimulai dengan mengeksplorasi Pusat Pemahaman Budaya Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (SMCCU) yang dikelilingi oleh lebih dari 50 rumah tradisional Emirati.
Baca juga:

Jangan lewatkan rumah yang disulap menjadi Museum Koin. "Museum ini punya koleksi menarik dengan lebih dari 470 koin langka dari berbagai masa seperti koin Kekaisaran Inggris, India, dan wilayah sekitarnya," tulis Dubai Economy and Tourism (DET) melalui rilis yang dikirimkan kepada Merahputih.com.
Setelahnya, kamu dapat singgah di Symposium House dan Events House. Tempat ini menyediakan berbagai demonstrasi kerajinan oleh pengrajin lokal. Ada pula Calligraphy House (Dar Al Khatt) yang memamerkan jejak keahlian kaligrafi khas Arab.
Penggemar arsitektur wajib singgah di Municipality House untuk menjelajahi arsitektur tradisional Emirati.
Kalau kamu penggemar kopi, Museum Kopi di Dubai akan memanjakanmu pengetahuan tentang asal-usul kopi dan bagaimana kopi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Arab.
Di museum ini, kamu dapat menelusuri kisah legenda Kaldi, seorang penggembala kambing, yang mengembara dari dataran tinggi Ethiopia, lalu menemukan biji kopi, dan membawanya ke Dubai.
Museum ini juga menampilkan berbagai koleksi artefak seperti penggiling kopi Perang Dunia I, data sejarah kopi, dan alat pembuat kopi yang antik. Tak ada biaya tiket masuk untuk museum ini, alias gratis!
Setelah mencicipi sejarah dan kopi khas Arab, waktunya menyeberangi Sungai Dubai. Sungai ini telah menjadi urat nadi kehidupan penduduk setempat, lokasi tempat tinggal yang populer, dan tempat berkembangnya industri pelabuhan dan mutiara di kota ini.
"Sampai saat ini, Sungai Dubai masih menjadi daya tarik turis sepanjang tahun. Hanya dengan AED 1 (Rp 1.000), Anda dapat menaiki abra, kapal feri tradisional, untuk menyeberangi sungai yang memisahkan Bur Dubai (wilayah historis) dengan Deira, pusat kota Dubai yang lebih modern," terang rilis DET.
Baca juga:
4 Rekomendasi Aktivitas saat Berlibur di Dubai pada Musim Panas
Sesampainya di seberang, Spice Souk atau Pasar Rempah menanti. Aroma rempah-rempahnya sangat kuat. Bersiaplah untuk mencicipi cita rasa dan berbagai resep baru saat kamu menjelajahi pasar ini.
Jika ingin berbelanja, para penjual sudah menyiapkan rempah-rempah dalam kemasan. Jadi, tidak perlu bingung jika ingin membawa pulang.
Seperti pasar tradisional lainnya, kamu dapat menghemat uang jika membeli dalam jumlah besar. Pedagang pun mempersilakan kita untuk menawar.
Tur budaya yang dimulai dari Al Fahidi Historical Neighbourhood hingga Sungai Dubai ini bisa dipesan dan dinikmati sepanjang tahun.
DET merekomendasikan kunjungan pada pagi atau sebelum matahari terbenam untuk pemandangan yang paling menawan. Saran lainnya, berpakaian nyaman, membawa air minum, dan gunakan uang tunai untuk berbelanja di pasar tradisional. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Tetap Terkoneksi selama Liburan, EZYM Perkenalkan eSIM yang Menjangkau 225 Negara

Indonesia Ingin Uni Emirat Arab Jadi Pintu Masuk Produk Pertanian ke Pasar Global

Dari Bali sampai Jepang, ini nih Rekomendasi Airbnb Unik yang Siap Bikin Liburan Kamu Berkesan

Jalan-Jalan Lihat Aqueduct di Spanyol, Pria ini Malah Tewas Terjatuh ke Saluran

Ledakan Wisatawan Mengancam Zen dalam Onsen di Penjuru Jepang

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia pada 2025, AS Catat Posisi Terendah

Time Out Rilis Daftar Kota Kuliner Terbaik di Dunia untuk 2025, Jakarta Masuk 10 Besar Loh

Pemerintahan Trump Pertimbangkan Larangan Perjalanan Baru untuk Puluhan Negara, Korut Salah Satunya

Jajal Petualangan Bahari nan Seru di Geraldton, Australia Barat, Surga bagi para Penyelam

Dubes UEA Tinjau RS Kardiologi Emirates Indonesia, Soft Launching Masih Gelap
