Tampilkan Tarian Silat Wajah Budaya Indonesia, Etoile Dancer Bersinar di OCA General Assembly 2025
Penampilan Etoile Dancer dalam Gala Diner OCA di Kuwait. Foto:NOC Indonesia
MerahPutih.com - Indonesia sukses mencuri perhatian di pentas olahraga Asia melalui penampilan budaya yang memukau dalam Gala Dinner Olympic Council of Asia (OCA) General Assembly 2025 di Kuwait.
Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) mempersembahkan pertunjukan pencak silat yang menjadi simbol kuat diplomasi budaya dan penguatan positioning Indonesia di mata dunia.
"Kami mempersembahkan pertunjukan budaya Indonesia yang indah, termasuk pencak silat," kata Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam keterangannya kepada media yang diterima di Jakarta, Senin (12/5).
Dari 45 negara anggota OCA, hanya ada enam negara yang diberikan kesempatan untuk tampil. Indonesia melalui aksi tarian Pencak Silat yang dibawakan Etoile Dancer menjadi salah satu yang mencuri perhatian di akhir rangkaian acara.
Baca juga:
American Football Jadi Anggota NOC, Indonesia Berpotensi Kirim Tim ke Olimpiade Los Angeles 2028
Para penari mengusung semangat Together for Excellence, yakni keunggulan bukan hanya soal prestasi, tetapi juga memperkenalkan identitasnya melalui kekuatan budaya Indonesia dan Asia Tenggara. Etoile Dancer sukses mengkolaborasikan seluruh aspek budaya di Asia Tenggara, baik dari olahraganya sampai ke kostum yang dipakai penari.
Lebih jauh, Okto menambahkan pesan yang disampaikan ke seluruh Asia adalah Indonesia memiliki keberagaman budaya luar biasa yang salah satunya pencak silat. “Kami ingin membawa pencak silat ke level yang lebih tinggi,” tegasnya
Sementara itu, Komite Eksekutif NOC Indonesia Josephine Tampubolon menambahkan kehadiran Etoile Dancer di General Assembley OCA merupakan kontribusi aktif Indonesia kepada OCA.
"Indonesia setiap ikut acara itu tidak mau hanya sebagai tamu, tapi berkontribusi juga supaya menunjukkan eksistensi kita di Asia maupun internasional," tambah Josephine.
Baca juga:
Penampilan wakil Indonesia yang digarap Art Director Etoile Dancer Archangela Lina Lukman ini menekankan pentingnya menyampaikan pesan budaya Indonesia secara artistik dan mendalam.
"Pencak silat bukan hanya bela diri, tapi filosofi hidup yang mencerminkan unity of the world. Kami senang pesannya tersampaikan dengan kuat ke seluruh audiens,” ucap Angel.
Assistant Director & Choreographer Cepi Gunawan menambahkan pertunjukan ini juga mengintegrasikan unsur bela diri dari negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat narasi regionalitas.
"Kami cari benang merahnya agar budaya Asia Tenggara bisa bersatu dalam semangat pencak silat. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, pesan budaya Indonesia diterima dengan hangat,” ungkap Cepi.
Melalui pertunjukan ini, NOC Indonesia tidak hanya mempromosikan pencak silat sebagai olahraga warisan, tetapi juga menegaskan peran Indonesia sebagai kekuatan budaya dan olahraga yang tumbuh dan bersinar di jantung Asia. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Asian Youth Games Bahrain 2025: Busana Adat Mandailing, Betawi Hingga Batak Karo jadi Sorotan Dunia, Simbol Nyata Keharmonisan Sebelum Bertarung Habis-habisan
Kalah di Babak Kualifikasi, Tim Kurash Indonesia Jadikan AYG Bahrain ‘Cek Ombak’ Menuju SEA Games 2025
Atlet Pencak Silat Indonesia Raih Emas di Asian Youth Games Bahrain 2025, Skor di Semifinal Hingga Final Bikin Geleng-Geleng Kepala
Lepas Kontingen Indonesia ke AYG dan ISG 2025, Erick Thohir: Pahlawan yang Kita Kirim untuk Berperang
Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 di Jakarta: Gunakan AI dalam Sistem Pertandingan, Diikuti 490 Atlet dari 77 Negara
Jalan Terjal Timnas Kick Boxing Indonesia Menuju SEA Games Thailand 2025, Optimis Bisa Raih Emas
Pemprov DKI Jakarta Dukung Penuh Olympic Day 2025, Dorong Generasi Muda Hidup Sehat dan Berprestasi
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari Doakan Indra Sjafri Sukses Pimpin Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025
Indonesia Dituding ‘Dibalik’ Sanksi Keras FIFA terhadap Malaysia, Ketum NOC: Jangan Mau Diprovokasi
Menuju SEA Games Thailand 2025: Indonesia Hadapi Tantangan Anggaran dan Potensi Kehilangan Medali Emas