Tak Asal Sembelih, Ini Kisah Tukang Jagal Profesional


Menyembelih hewan ternak membutuhkan keahlian khusus yang diperoleh melalui pembelajaran panjang. (Unsplash/Madie Hamilton)
KUMISNYA hitam tebal. Kepalanya tertutup songkok hitam. Semua setelannya serba hitam. Sebilah pisau kecil terselip di pinggangnya. Dua cincin akik melingkari dua jari manisnya di kiri dan kanan. Urat tangannya mencuat.
Tangannya meraih kambing yang ada di dekatnya. Dia mengelus-elus kambing itu, dari kepala sampai ke punggung. Kambing terlihat keenakan. Dia lalu mencengkeram dua kaki kambing, membalikkannya, dan menindih perut kambing dengan lututnya. Dia keluarkan pisau kecil dari pinggangnya dan arahkan ke leher kambing. Seketika, leher kambing terbelah.
Itulah keseharian Zen Farray, tukang jagal hewan ternak. Bang Farray, panggilan karibnya, kelahiran 50-an tahun silam di Tanah Abang, Jakarta. Dia telah menjadi tukang jagal sejak usia 10-an tahun di kampungnya.
Bagi sebagian besar orang, menyembelih hewan ternak mungkin urusan sepele. Padahal menyembelih hewan ternak membutuhkan keahlian khusus yang diperoleh melalui pembelajaran panjang. Bukan asal sembelih.
Bang Farray menceritakan, keahliannya menyembelih hewan ternak diperoleh secara bertahap. "Saya nggak berawal motong dulu. Ngangon kambing dulu, sore-sore," kata Bang Farray kepada merahputihcom.
Baca juga:

Di tempat tinggal Bang Farray, Tanah Abang, berdiri sehampar pasar kambing. Beberapa warga juga memelihara kambing. Sedari kecil, dia biasa melihat orang-orang memotong kambing di wilayahnya saban pagi sebelum dia berangkat sekolah siang.
Orang-orang itu menyelipkan pisaunya lebih dulu sebelum memotong. Para kuli potong, sebutan Bang Farray untuk tukang jagal, juga sering membacakan beberapa ayat Qur'an sebelum memotong. Biasanya Surat Al-Kahfi. Pakaian mereka juga menutupi aurat lelaki sesuai ajaran Islam. Sebelum menyembelih, mereka wajib menjauhi perbuatan yang dilarang agama.
"Itu teknis tukang potong," kata Bang Farray.
Pisau sengaja ditaruh di sarung supaya tak bikin stres hewan ternak yang akan dipotong. Sementara bacaan Qur'an berguna untuk meredam emosi negatif hewan ternak agar tak mengamuk. Pakaian menutup aurat dan menjaga perilaku ditujukan agar pekerjaan tukang jagal beroleh keberkahan. Singkatnya, penyembelih hewan ternak tidak boleh berperilaku serampangan.
Selama melihat para kuli potong, Bang Farray juga mempelajari teknik sembelih. Pisau kecil atau besar bukanlah masalah. Di tangan kuli potong berpengalaman, keduanya sama-sama bisa melumpuhkan hewan ternak secara cepat tanpa menyakiti.
Karena itu, menurut Bang Farray, para kuli potong akan menjaga pisaunya tetap tajam. Setelah itu, para kuli potong juga sangat menguasai teknik dan ilmu menyembelih.
"Kalau kita, anak-anak Tenabang, narik pisaunya dari atas ke bawah. Jadi bukan soal kecil atau besarnya pisau. Melainkan teknik dan ilmunya, ya," kata Bang Farray.
Setelah merasa cukup mengangon kambing, mempelajari cara berpakaian, tindakan, dan teknik kuli potong, Bang Farray mulai mendapat tugas menyembelih kambing. "Kelas 6 SD, sudah motong kambing. Kambing terus, nggak pernah sapi," ujar Bang Farray.
Perlahan, Bang Farray mulai kebanjiran pesanan menyembelih hewan ternak yang lebih besar seperti sapi dan kerbau. "Sudah nggak keitung lah jumlahnya," tambah Bang Farray.
Bang Farray tak pernah mematok upah tiap menyembelih. Dia hanya akan bertanya kepada pengguna jasanya, berapa upahnya untuk keseluruhan kerja itu.
"Tinggal kita tanyain, ini motong upahnya berapa, mau selesainya jam berapa," beber Bang Farray.
Bang Farray memegang teguh ajaran gurunya, Habib Abdullah Syami' al-Attas, terkait tak ada patokan upah menyembelih hewan ternak.
"Kalau elu belon bisa bikin nyawa kambing dan nyawa sapi, jangan coba-coba minta upah. Semakin tidak minta upah, semakin besar milik rezekilu," kata Bang Farray, menirukan ucapan gurunya.
Baca juga:

Sepanjang memegang petuah gurunya, Bang Farray merasa tak pernah kekurangan rezeki. Dia bisa menjalani hidup layak dari profesinya selama lebih dari 40 tahun.
Selama 40 tahun itu pula, Bang Farray sangat mengenal alat kerjanya, yaitu pisau. Dia tahu bagaimana merawat alat itu agar tetap fungsional bagi pekerjaannya. Ada dua jenis pisau dalam pekerjaannya : sembelih dan keset.
Pisau sembelih digunakan untuk menyembelih leher hewan ternak, sedangkan pisau keset dipakai ketika menguliti hewan ternak. Keduanya punya bobot, pegangan, ukuran, dan ketajaman yang berbeda.
Seorang tukang jagal yang ahli seperti Bang Farray dapat menentukan jenis pisau sembelih apa yang cocok untuk menyembelih sekian hewan ternak. Dengan demikian, pekerjaannya akan lebih lancar. Karena itu, Bang Farray mengoleksi berbagai jenis pisau. Jumlahnya mencapai ratusan bilah.
Menjelang Idul Adha, Bang Farray selalu kebanjiran pesanan. Dia akan mengajak teman-temannya yang ahli jagal untuk bergabung agar pekerjaan lekas selesai.
Hingga sekarang, Bang Farray masih rutin mengajarkan teknik penyembelihan hewan ke berbagai tempat. Dia juga tergabung dalam organisasi Juleha atau Juru Sembelih Halal. Ini adalah organisasi profesi resmi yang berada di bawah naungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Nah, kan, tukang jagal itu bukan profesi sembarangan, lho. (dru)
Baca juga:
Tradisi Unik Menyambut Idul Adha di Berbagai Daerah Indonesia
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Dispangtan Solo Temukan Cacing Hati Di Beberapa Lokasi selama Periode Idul Adha 2025

KAI Daop 6 Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang saat Idul Adha, Tembus 143 Persen

Libur Panjang Idul Adha, KAI Catat Lonjakan Penumpang Capai 115 Persen

Puncak Arus Balik Idul Adha Hari ini, 20.734 Penumpang Kereta Api Tiba di Jakarta

10 Rute Kereta Jarak Jauh Terlaris Sepanjang Long Weekend Idul Adha 2025

Akhir Pekan Landai, Puncak Arus Balik Idul Adha Penumpang Kereta Terjadi Senin

Masjid Agung Surakarta Potong Sapi Milik Prabowo Berbobot 1,019 Ton dan Pemberian Gibran dengan Berat 980 Kg

Resep Soto Rawon Medok Khas Jawa Timur ala Master Chef Indonesia Puguh Setiawan

Makna Idul Adha Bagi Prabowo: Belajar Ikhlas untuk Sesuatu yang Lebih Besar

10 Stasiun Kereta Terpadat Long Weekend Idul Adha 2025, Pasar Senen Juaranya
