Sutradara Palestina Garap 22 Film Pendek selama Perang di Gaza


Sutradara Palestina, Rashid Masharawi, memproduksi 22 film pendek selama perang di Gaza. (Foto: IMDb)
MerahPutih.com - Sutradara Palestina, Rashid Masharawi, mempersembahkan 'From Ground Zero', yakni kompilasi 22 film pendek yang ia rekam di Jalur Gaza selama konflik Israel-Hamas. Kompilasi film tersebut ditampilkan dalam Festival Film Taormina.
Melalui wawancaranya bersama Variety, Masharawi menceritakan proses pembuatan film tersebut dan bagaimana menghadapi kondisi mengerikan dengan seni.
"Saya lahir dan besar di Gaza. Saya telah membuat banyak film di Gaza sebagai sutradara dan produser. Kali ini, setelah melihat semua yang terjadi, saya memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada sineas Palestina dan yang berada di Gaza untuk menceritakan apa yang terjadi," ujar Masharawi.
Idenya adalah fokus pada kisah-kisah pribadi yang belum terungkap. Kemudian, melatih dan meningkatkan keterampilan para pembuat film agar karyanya bisa diputar di festival dan televisi.
Baca juga:

Masharawi bekerja sama dengan Coorigine Productions dari Prancis dan produser, Laura Nikolov, yang mengurus koordinasi dengan kelompok di Gaza, menerima materi, serta mengawasi pascaproduksi. Pembuatan film ini juga dipenuhi tantangan logistik, termasuk pengiriman rekaman dari Gaza.
“Salah satu masalah utama adalah mengirimkan materi dari Gaza dan tetap berhubungan dengan para pembuat film. Tanpa listrik untuk mengisi daya ponsel, komunikasi menjadi sulit,” katanya.
Bahkan, terkadang mereka harus bekerja sepanjang waktu ketika listrik dan internet tersedia untuk mengunggah materi ke Prancis. Film terakhir pun baru tiba dua minggu lalu.
Menggabungkan 22 film menjadi satu karya adalah tantangan besar dalam penyuntingan. Sebab, peralatan dan pengaturan yang berbeda digunakan oleh setiap pembuat film.
Baca juga:
Gaza Butuh 15 tahun untuk Bersihkan Puing-puing akibat Serangan Israel
Salah satu film pendek, 'Sorry Cinema', secara khusus menggambarkan keterbatasan dalam menciptakan sinema dalam kondisi sulit.
“Ini adalah film yang sangat berkesan bagi saya karena sinema seharusnya menjadi prioritas hidup, namun dalam situasi seperti ini, manusia lebih penting daripada sinema. Film ini menunjukkan sutradara harus memilih antara hidup dan sinema, dan ia memilih hidup," katanya.
Bicara soal peran sinema, Masharawi menyebutkan, “Sinema sangat penting bagi saya. Saya mulai membuat sinema di wilayah Palestina yang diduduki lebih dari 30 tahun lalu. Sinema harus dilindungi dari pendudukan Israel dan menjadi tindakan, bukan hanya reaksi. Orang Palestina memiliki sejarah, bahasa, musik, warna, dan makanan yang bisa menjadi landasan kuat untuk membuat sinema.” (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Film Street Fighter Tayang 2026: Lebih Brutal dari Versi Game?

Wuthering Heights 2026: Margot Robbie dan Jacob Elordi Hadirkan Cinta Tragis di Layar Lebar

Mark Kerr: Kisah Kelam Sang Juara UFC di Film The Smashing Machine

Disney Siapkan Film Animasi Baru 'Hexed', Siap Tayang November 2026

Suzy, Yoo Jung Hoo, hingga Kim Dan akan Bintangi Adaptasi Live-Action 'Men of the Harem'

Dari Komedi hingga Thriller, Film dan Serial Seru akan Hadir di Netflix selama September 2025

Wajib Ditonton! 4 Film yang Jadi Cerminan Aparat Penegak Hukum dan Politik di Indonesia

6 Film Ikonik Mengenai Kebobrokan Hingga Brutalitas Polisi yang Wajib Kamu Tonton

Netflix Rilis Teaser ‘Mantis’, Film Spin-off ‘Kill Boksoon’, Tampilkan Im Siwan dalam Mode Garang

Cerita di Balik Kolaborasi Eva Celia dan Bilal Indrajaya untuk Lagu 'Rangga Cinta'
