Survei Garis Pantai untuk BIG
Proyek survei garis pantai ini dilaksanakan selama September 2022 hingga Januari 2023. (Foto: Unsplash/frank mckenna)
PERUSAHAAN pemanfaatan teknologi drone telah menyelesaikan proyek survei garis pantai sepanjang 1.080 kilometer. Hal ini dilakukan untuk kebutuhan data dari Badan Informasi Geospasial (BIG) yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan drone untuk mengambil gambar dari udara dan bertujuan untuk menyediakan data Digital Elevation Model (DEM) sebagai acuan dalam pembentukan data garis pantai. Proyek survei garis pantai ini dilaksanakan selama September 2022 hingga Januari 2023, dengan wilayah proyek meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, dan Kepulauan Riau.
Managing Director of Terra Drone Indonesia Michael Wishu Wardana mengatakan proyek survei garis pantai ini menjadi salah satu bukti bahwa teknologi drone dapat dimanfaatkan di berbagai bidang, termasuk memperoleh data yang akurat dan efisien.
Baca juga:
"Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan teknologi drone untuk terus mengembangkan teknologi drone dan memberikan solusi terbaik bagi berbagai sektor industri, termasuk pemerintah," kata Michael, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, Terra Drone Indonesia melakukan survei pendahuluan dari data area of interest (AOI) yang diberikan oleh BIG, sebagai langkah perencanaan dalam pelaksanaan proyek. Namun pada saat pelaksanaan proyek, lanjut Michael, pihaknya mengalami beberapa kendala yang cukup besar.
Baca juga:
Kendala tersebut didominasi oleh tiga hal, yaitu musim hujan yang menyebabkan pengoperasian drone terhambat, lokasi yang harus ditempuh melalui jalur laut, dan perizinan terbang pada lokasi kerja yang cukup rumit karena masuk dalam ruang udara milik Singapura. Meski mengalami kendala tersebut, Terra Drone Indonesia berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai standar BIG.
Drone yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah drone Quantum System Trinity F90+, drone fixed wing yang dapat terbang 90 menit dan memiliki sistem failsafe sangat tinggi yang dapat meminimalisir kesalahan operasi terbang oleh operator
Dibandingkan dengan metode konvensional, drone dapat menyelesaikan proyek ini jauh lebih cepat dan data yang dihasilkan lebih akurat. Jika menggunakan metode konvensional atau darat, proyek ini bisa selesai dengan memakan waktu lebih lama. (and)
Baca juga:
Tiongkok Pamerkan Drone Bawah Air Seperti Ikan Sungguhan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Xiaomi 17 Ultra Bisa Rilis Lebih Cepat, Sudah Bisa Pre-order dari 15 Desember
Spesifikasi Lengkap OPPO Reno 15c Bocor, Dijadwalkan Rilis 19 Desember 2025
Sudah Raih Sertifikasi, Xiaomi 17 Siap Debut Global dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
iPhone 18 Bakal Uji Coba Face ID di Bawah Layar, Apple Siap Masuki Era Baru
Samsung Galaxy Z TriFold Sudah Mengaspal di China, Harganya Mulai dari Rp 47,1 Juta
Realme 16 Pro Segera Meluncur, Bawa Lensa Telefoto dan Baterai 7.000mAh
Xiaomi 17 Ultra Paling Cepat Bisa Dipesan Mulai Desember, tak Perlu Menunggu hingga 2026!
Render Samsung Galaxy S26 Series Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan!
Xiaomi 17 Ultra Leica Leitzphone Edition Muncul di GSMA, Ditunggu-tunggu Pencinta Fotografi!
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh