Sungai Meluap, 2.474 Jiwa Terdampak Banjir di Gorontalo
Warga melihat air banjir yang mulai surut di Desa Lomaya, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sabtu (3/6) dini hari. ( ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Bencana banjir kembali merendam ratusan rumah di Kabupaten Gorontalo. Hujan deras yang berlangsung cukup lama menyebabkan sungai-sungai meluap sehingga terjadi banjir di wilayah Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Jumat (2/6) kemarin.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hujan yang sangat tinggi menyebabkan Sungai Marisa yang melintasi wilayah Limboto Barat, Sungai Moloupo melintasi wilayah Limboto dan Sungai Monggelomo yang melintasi wilayah Kecamatan Tibawa meluap.
"Banjir merendam ratusan permukiman dan lahan pertanian di Kecamatan Limboto, Limboto Barat dan Tibawa. Banjir merendam 9 kelurahan/desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Limboto (Kelurahan Tenilo, Bolihuangga, Hunggaluwa, Bongohulawa, dan Kayumerah); Kecamatan Limboto Barat (Desa Haya-Haya, Yosonegoro, Pone) dan Kecamatan Tibawa (Desa Datahu). Ketinggi banjir berkisar 50–200 sentimeter," kata Sutopo pada siaran pers yang diterima merahputih.com, Sabtu (3/6).
Sutopo menjelaskan Sebanyak 484 rumah berisi 664 KK atau 2.474 jiwa terdampak banjir. Fasilitas umum seperti sekolahan, masjid, puskesmas dan perkantoran juga terendam banjir.
"Daerah yang paling banyak terendam adalah Kelurahan Tenilo (178 rumah, 203 KK/632 jiwa) dan di Desa Pone (86 rumah, 96 KK/384 jiwa)," tuturnya.
Tidak ada korban jiwa, sambungnya, rumah terendam banjir, masyarakat tidak mengungsi karena wilayah ini hampir setiap tahun mengalami banjir.
"Masyarakat telah memiliki mekanisme kehidupan untuk hidup harmoni dengan banjir. Artinya masyarakat telah memiliki daya survival untuk merespon banjir," ucapnya.
Untuk membantu masyarakat maka BPBD Kabupaten Gorontalo bersama BPBD Provinsi Gorontalo, TNI, Polri, SAR, SKPD, PMI dan relawan telah memberikan bantuan kepada masyarakat. BPBD menyalurkan makanan siap saji untuk buka puasa dan sahur bagi masyarakat yang terdampak. BPBD juga membantu masyarakat untuk membersihkan lumpur di sekolah-sekolag dan tempat tempat ibadah.
Saat ini sebagian banjir sudah surut. Rutinitas banjir di Gorontalo disebabkan rusaknya kawasan hulu, meningkatnya sedimentasi di sungai dan Danau Limboto serta kondisi topografi wilayahnya yang merupakan dataran banjir yang telah berkembang menjadi permukiman. Wilayah hulu yang banyak berubah menjadi kebun jagung dan lahan pertanian tanpa disertai dengan konservasi tanah dan air telah menyebabkan wilayah di Gorontalo rentan banjir.
Bagikan
Berita Terkait
Normalisasi Kali Krukut Mulai dari Segmen Tarakanita hingga Jembatan Tendean
Pekan Ini Jakarta Terancam Banjir Rob, 560 Pompa Disiapkan Pemerintah
Antisipasi Banjir Rob Lebih dari Setengah Meter, BPBD DKI Siapkan 257 Lokasi Pengungsian untuk Warga Jakarta Utara
Banjir Lahar Semeru Bikin Ratusan Warga Terisolasi
Waspada Bencana Susulan di Papua dan Papua Barat Daya, BMKG Beri Sinyal Hujan Lebat di Raja Ampat
Pramono Janji Perbaiki Tanggul Baswedan yang Jebol 40 Meter
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Air Laut Mau 'Ngelunjak' ke Daratan, Dinas SDA DKI Siapkan Ribuan Pompa dan Pasukan Biru di Pesisir Jakarta
Siaga 'Banjir Akbar'! Selain Curah Hujan Lokal, Limpasan Air dari Puncak Hingga Fenomena Bulan Purnama Jadi Ancaman Serius Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Tegaskan tak Ada Pergantian Nama Tanggul Baswedan menjadi Pramono