Sumatra Barat Masih Akan Dilanja Curah Hujan Ektrem Sampai Penghuju Tahun 2025
Warga membersihkan halaman rumah dari sampah kayu dan lumpur pascabanjir bandang di Nagari Paninggahan, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Berdasarkan data dari Pemkab Solok sebanyak 62 unit rumah warga rusak berat, 229 rusak sedang, dan 412 rusak ringan yang tersebar di sembilan kecamatan, 16 nagari serta 5.420 jiwa terdampak bencana banjir bandang yang melanda kabupaten tersebut. ANTARA FOTO/Wawan Kurniawan/tom.FOTO/Wawan Kurniawan)
MerahPutih.com - Pergerakan eks siklon tropis Senyar yang berada di Laut Cina Selatan terus menjauhi wilayah Indonesia sehingga potensi cuaca ekstrem semakin berkurang di wilayah Sumatra.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau di Padang Pariaman memperkirakan Sumatera Barat masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
"Namun di Sumatera Barat bulan Desember masih merupakan puncak musim hujan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan di Padang, Senin.
Selain puncak musim hujan, ia mengatakan terdapat kondisi dinamika atmosfer di Sumbar seperti Indeks Ocean Dipole (IOD) dan Sea Surface Temperatur (SST).
Baca juga:
Sumatra Barat Berangsur Pulih dari Bencana Banjir dan Longsor
Termasuk pula adanya belokan konvergensi arus udara yang masih aktif menyuplai uap air sehingga dapat memicu potensi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah di Ranah Minang dalam sepekan ke depan.
Oleh sebab kondisi perkembangan dinamika atmosfer tersebut, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di penghujung tahun ini.
"Kemudian perlu memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal terutama yang rawan terjadi bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," ujarnya.
Ia mengimbau dan merekomendasikan masyarakat yang berada di posko bencana di kabupaten dan kota yang terdampak untuk berangsur kembali ke tempat tinggal masing-masing, namun tetap mengutamakan keselamatan dan kesiapsiagaan.
Daerah yang berpotensi meliputi untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah datar, Kabupaten Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang.
Lalu, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kabupaten Solok Selatan
BMKG meminta masyarakat selalu mengenali titik-titik rawan bencana, melakukan pembaruan informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas serta mencari lokasi yang aman apabila kondisi hujan terjadi dalam intensitas yang tinggi dan durasi yang lama.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Sumatra Barat Masih Akan Dilanja Curah Hujan Ektrem Sampai Penghuju Tahun 2025
BMKG Sempat Beri Peringatan Dini Siklon Tropis Senyar Sebelum Bencana Sumatra Terjadi
BMKG Coba Kendalikan Cuaca di Langit Sumatra Hingga 3 Desember
Momen Presiden Prabowo Subianto Tiba di Bandara Raja Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara
DPR Minta Kemen PU, Kemenhub, BNPP dan BMKG Percepat Penanganan Banjir Sumatra
Kapolri Kerahkan Personil Dari Mabes, Percepat Penanganan Banjir Sumatra
Jalur Kereta Api Terdampak Banjir Sumatra, PT KAI Percepat Perbaikan
Bulog Tambah Pasokan Beras ke Dearah Bencana Sumatra, Pastikan Kebutuhan Tercukupi
Akses Darat Terputus, Polri Lakukan Airdrop Bantuan ke Desa Terisolasi di Sumut
Presiden Prabowo Temui Pengungsi Banjir Sumut: Desa Terisolasi dan Jalur Terputus Jadi Kendala