Stok Berkurang, Indonesia Berpotensi Impor Beras 2,25 Juta Ton Seperti di 2018


Gudang Beras Bulog. (Foto: Bulog).
MerahPutih.com - Pemerintah perlu melakukan berbagai langkah kebijakan untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga beras pada akhir tahun 2020. Harga beras kualitas medium sejak Oktober terpantau stabil tinggi di kisaran Rp12.500 per kilogram.
"Harga ini berpotensi untuk mengalami kenaikan jelang Natal dan Tahun Baru 2021," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania di Jakarta, Kamis (3/12).
Ia memaparkan, jumlah stok sebanyak 1,1 juta ton saat ini tidak hanya menandakan lebih rendahnya stok dibanding tahun 2019 yang berjumlah 2,24 juta ton, namun juga lebih rendah dibandingkan dengan stok beras 2018 sebanyak 2,19 juta ton.
Baca Juga:
Luhut Cari Dukungan Buat Lembaga Pengelola Investasi ke Jepang
Tetapi, jumlah stok beras saat ini masih lebih tinggi kalau dibandingkan dengan stok 2017 yang tercatat sebanyak 900.000 ton.
"Melihat perbandingan yang kurang lebih sama dengan keadaan di tahun 2017, Indonesia harus dapat mengantisipasi ketersediaan beras, tidak hanya untuk menghadapi libur akhir tahun akan tetapi juga menghadapi kebutuhan tahun 2021," ujarnya.
Galuh mengingatkan jumlah stok akhir di tahun 2017 memaksa pemerintah untuk melakukan importasi beras hingga sebanyak 2,25 juta ton sepanjang 2018. Kondisi ini berpeluang berulangnya di tahun 2021.
"Seharusnya sudah diantisipasi sesegera mungkin. Perhitungan akan impor harus dikalkulasikan sedini dan seefektif mungkin untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga beras dan panjangnya birokrasi impor," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama November 2020, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun 1,93 persen dan rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan turun sebesar 1,00 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Selama November 2020, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.722 per kg atau turun 1,93 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.815 per kg atau turun 2,29 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.312 per kg atau turun 1,74 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.440 per kg atau turun 1,56 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.454 per kg atau turun 3,22 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.565 per kg atau turun 3,09 persen.
Dibandingkan November 2019, rata-rata harga gabah pada November 2020 di tingkat petani untuk kualitas GKP turun 7,38 persen, GKG turun 5,47 persen dan gabah luar kualitas turun 4,33 persen. (Asp)
Baca Juga:
Pemerintah Klaim Ekonomi Mulai Membaik
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Harga Beras di Retail Moderen Bisa Capai Rp 130 Per 5 Kilogram, YLKI Pertanyakan Stok Beras Melimpah

Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Beras Langka di Toko Ritel, Harga di Agen Naik hingga Rp 25 Ribu

Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian

Pemerintah Bakal Tetapkan Beras Subsidi Jadi Satu Harga Biar Tidak Disalahgunakan Swasta
