Startup Dukung Percepatan Implementasi Metaverse di Indonesia


Memudahkan setiap pihak dalam beraktivitas. (Foto: Unsplash/Lucrezia Carnelos)
ISTILAH metaverse ramai diperbincangkan belekangan ini sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta pada akhir Oktober 2021. Teknologi perpaduan virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mix reality (MR) ini memungkinkan manusia untuk bisa merasakan sensasi berinteraksi di dunia maya layaknya di dunia nyata.
Di Indonesia, pakar menyebut Indonesia berpeluang menjalankan metaverse pada tiga sampai tahun ke depan. Pesatnya perkembangan metaverse direspon oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui penguatan ekosistem digital dari hulu ke hilir lewat percepatan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Sejalan dengan perkembangan metaverse, Arutala, selaku perusahaan startup berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperluas implementasi metaverse di Indonesia. Sepanjang 2021, perusahaan tersebut berfokus pada kolaborasi VR dan AR di industri teknologi kesehatan, pertambangan, dan alat berat.
Baca juga:

“Nilai yang kami kembangkan adalah teknologi dapat memberikan solusi di berbagai lini sektor kehidupan, salah satunya pelatihan yang bersifat high risk dan high cost. Dengan menciptakan ruang baru melalui teknologi VR dan AR, kita dapat menekan angka risiko dan biaya di pelatihan pada kedua sektor tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal,” kata CEO Arutala Indra Haryadi berdasarkan keterangan resminya, Selasa (4/1).
Indra menerangkan, salah satu kendala pelatihan calon tenaga kesehatan (nakes) saat pandemi adalah memandikan pasien secara langsung di rumah sakit akibat risiko penularan COVID-19. Dengan menggunakan VR, risiko penularan dapat ditekan karena pelatihan tidak harus dilakukan di rumah sakit.
Baca juga:
Walt Disney Bersiap Melakukan Lompatan Teknologi ke Metaverse

“Alih-alih harus pergi ke rumah sakit, kami hadirkan rumah sakit kepada para nakes untuk kemudahan praktikum. Tentu hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi pelatihan melalui apa yang kita sebut teknologi VR dan AR,” tuturnya.
Pihaknya juga resmi bergabung dalam program Oculus Independent Software Vendor (ISV). Oculus merupakan anak perusahaan dari Meta yang membuat dan mengembangkan produk alat VR seperti Oculus Quest, Oculus Rift, dan Oculus Go. Melalui kerja sama ini, Arutala memiliki peluang untuk berkolaborasi langsung dengan tim dari Oculus dan membantu adopsi VR di Indonesia maupun kawasan Asia Pasifik. (and)
Baca juga:
"Jakarta Metaverse" Bangkitkan Kolaborasi Lintas Sektor Kreatif
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih
