Solusi Inovatif Hadapi Kekeringan Air


Kekeringan air dapat menjadi bencana alam. (Foto: Pexels/Pixabay)
KEKERINGAN terjadi ketika suatu wilayah menerima curah hujan yang kurang dari rata-rata. Tak hanya berdampak pada tanaman atau ternak di suatu wilayah, namun juga dapat menjadi ancaman besar bagi kehidupan manusia.
Krisis iklim menjadi faktor utama dalam penciptaan kekeringan air di beberapa bagian dunia. Saat Bumi memanas, banyak wilayah di dunia mengalami lebih sedikit curah hujan dan kekeringan menjadi lebih umum daripada sebelumnya. Solusinya? Ada beberapa solusi inovatif yang dilansir dari Interesting Engineering.
Baca Juga:
Peneliti Temukan Filter Canggih Untuk Bersihkan Air dengan Cepat
Desalinasi air

Desalinasi air cukup intensif dalam sumber daya. Pertama, air perlu dipanaskan, diubah menjadi uap dan kemudian dikondensasi. Ini membutuhkan sejumlah bahan bakar fosil yang banyak untuk menghasilkan panas. Tapi harapan masih ada karena adanya perkembangan yang telah menyediakan filter yang terbuat dari graphene. Graphene dapat menghilangkan garam air dengan tidak melebihi tekanan hidrostatik.
Rainwater Harvesting (menampung air hujan)

Teknik rainwater harvesting telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Solusi ini adalah sesuatu yang harus diadopsi setiap orang. Dengan begitu, rumah dapat menyimpan air hujan dan bisa digunakan ketika mereka membutuhkannya saat kekeringan tiba. Di daerah perkotaan, hanya 15% air hujan yang masuk ke dalam tanah sedangkan di daerah pedesaan 50%.
Baca Juga:
Drip irrigation (Irigasi tetes)

Drip irrigation dapat mencapai pengiriman air yang optimal untuk tanaman dan kelembaban optimal di dalam tanah. Keuntungannya yaitu tidak boros air. Saat ini, banyak perusahaan maju telah membuat sistem irigasi yang hemat biaya dan intuitif. Pertanian berteknologi maju bergerak menuju sistem drip irrigation terinspirasi dari IoT yang dapat beroperasi tanpa campur tangan manusia. Sifat irigasi tetes sangat bertarget memastikan setiap tanaman mendapatkan jumlah air yang tepat yang dikirim langsung ke akarnya.
Memanen air dari udara

Udara mengandung banyak unsur yang salah satunya adalah kelembaban. Jika kita bisa membangun sesuatu yang efisien untuk memanen kelembapan dan memadatkannya, kita bisa memanen air dari udara. Inilah yang telah dilakukan para peneliti dari MIT. Perangkat bertenaga surya yang dipakai, menggunakan area permukaan yang besar dari pori-pori di Metal-Organic Frameworks (MOFs) untuk menangkap uap air dan melewatkannya di antara dua zona suhu untuk memadatkannya. Uji lapangan yang dilakukan di Arizona berhasil dan sekarang tim berharap untuk meningkatkan sistem sehingga dapat menghasilkan banyak liter air dalam waktu singkat. Penggunaan sistem ini dapat memanen air tanpa menggunakan listrik dan kemampuan untuk menghasilkan air. (mic)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih
