Soft Opening Internasional Gamelan Festival dengan Penampilan 73 Kelompok


International Gamelan Festival 2018 di Kota Solo. (Foto: MP/Radit)
LANTUNAN suara gamelan terdengar syahdu di kawasan Plaza Sriwedari, Kamis (9/8/2018) sore. Iringan suara gamelan tersebut, seolah saling bersautan dengan angin yang datang sore itu.
Terdengar lagu berjudul 3WMP, dilantunkan disana. Ya, bagi masyarakat Kota Solo, lagu yang diiringi dengan gamelan ini sudah tidak asing lagi. Mengingat lagu tersebut syairnya ditulis langsung oleh Walikota Solo. Lagu 3WMP sendiri menceritakan tentang bagaimana komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Lagu 3WMP diambil dari bahasa Jawa, yakni waras (sehat), wasis (pintar), wareg (kenyang), mapan (hidup layak), dan papan (tempat tinggal).

Ya, lagu tersebut mengawali soft opening Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018. Dalam pembukaan itu, hadir 73 kelompok gamelan, baik dari masyarakat maupun kelompok seni. Uniknya, gamelan tersebut dibawakan di pinggir jalan raya, yakni di Jalan Slamet Riyadi, Solo yang merupakan jantung Kota Bengawan.
Ajang yang diadakan baru pertama kali ini, tak hanya melibatkan seniman asal Indonesia saja. Namun juga berasal dari Inggris, Australia, Irlandia, Jepang dan masih banyak lagi.
Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo mengatakan, dengan mengusung tema Homecoming, seolah memanggil kembali pelaku seni asal Kota Solo yang sudah melalang buana, untuk kembali dan menujukan kesenian gemelan kepada masyarakat.

”Jika dilihat gamelan terdiri dari bermacam-macam bentuk. Namun, kalau didengarkan dan dipukul dengan rasa, akan tercipta suara yang indah,” jelas Walikota Solo yang akrab disapa Rudy ini.
Sementara itu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan, ajang ini merupakan festival gamelan yang pernah ada di Indonesia. Bahkan, pihaknya mengapresiasi pelajar dan masyarakat Kota Solo. Menurutnya mereka tidak hanya menyaksikan saja, namun juga ikut memainkan gamelan di kawasan jalan sepanjang 2 kilometer ini. (*)
Berita ditulis oleh Radit kontributor merahputih.com untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Bagikan
Berita Terkait
GEMFest 2025 Berhasil Menyulap Kesenian Gamelan Jadi Gemerlap dan Kekinian

Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Menilik Sentra Kerajinan Gamelan Kuningan Daliyo Legiyono Yogyakarta Sejak 1954

KJRI New York Ajak Kerja Sama Gibran Tampilkan Gamelan di USA

Alat Musik Tradisional Gamelan Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Oleh UNESCO

UNESCO Serahkan Sertifikat Gamelan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Gamelan Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO
