Soedirman Bapak Penyayang Keluarga dan Jenderal Sederhana


Panglima Besar Soedirman di tengah sambutan para pejuang. (Istimewa)
MerahPutih.com - Dedikasi dan kesetiaan Jendral Sudirman untuk membela Indonesia tak perlu diragukan lagi. Ia menyerahkan seluruh waktu dan hidupnya berperang gerilya mengusir Belanda dari Indonesia.
Tak hanya cinta tanah air, Jendral Sudirman juga sosok ayah yang sayang keluarga. Putra bungsu Jendral Sudirman, Muhammad Teguh Bambang Sudirman berkisah walau sibuk berperang, sang ayah rajin menanyakan perkembangan dan kondisi anak-anaknya ke para asisten. Tak jarang ia menitipkan barang atau makanan untuk keluarganya melalui orang kepercayaan.
"Bapak juga pantau perkembangan anak-anak ke ibu (Siti Alfiah). Sering tanya bagaimana kabar anak-anak ke ibu," ujar Teguh di Yogyakarta.
Disela-sela kesibukannya menjalankan amanah sebagai Panglima Tentara Rakyat, Sudirman sering menyempatkan diri pulang ke rumah. Waktu ini dipergunakan dirinya untuk mencium anak-anaknya yang sudah terlelap. Hal ini disampaikan sang ibu kepada anak-anaknya.
Teguh lahir tahun 1949 saat Sudirman dan sekeluarga tugas di Yogyakarta. Ia tinggal bersama sang ibu dan saudara-saudaranya di rumah dinas Jendral Sudirman yang kini sudah diubah menjadi Museum Sasmita Loka Jendral Sudirman. Museum ini beralamat di Jalan Bintaran Wetan 3 Yogyakarta. Sang Jendral meninggal saat dirinya masih bayi.
Walau tak lama berjumpa dengan sang ayah, Teguh kenal karakter sang ayah dari penuturan sang ibu. Sikap Sudirman tak pernah berubah. Ia pribadi yang santun, sopan dan penuh kesederhanaan.
Saat menjabat sebagai panglima tentara rakyat pun Sudirman menolak hidup mewah. Ia tak pernah sok "ngebos" ke anak buahnya. Jarang sekali ia main perintah tanpa mau turun langsung ke lapangan. Sampai akhir hayatnya, Sudirman tak memiliki banyak harta.
"Kemewahan adalah permulaan keruntuhan, kesenangan melupakan tujuan, iri hati merusak persatuan, dan angkara murka menghilangkan kejujuran," kata Teguh menirukan pesan yang disampaikan Soedirman melalui ibu Alfiah.
Pendidikan agama menjadi hal penting yang diajarkan ke seluruh anaknya. Sudirman selalu menekankan anak-anaknya menjadi pribadi bermoral, beretika, berakhlak dan beragama. Tak lupa Sudirman turut mengajarkan anak-anaknya rasa cinta tanah air dan bangsa.
Teguh berharap agar generasi muda saat ini turut mencontoh keteladanan Jendral Sudirman yang gigih membela tanah air.
Sudirman lahir pada 24 Januari 1916 di Dukuh Rembang, Desa Bantar Barang, Kecamatan Rembang. Ia wafat pada 29 Januari 1950 dan dimakamkan di TMP Semaki. (*)
Berita ini merupakan laporan Teresa Ika, kontributor Merahputih.com, untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Baca juga artikel Teresa Ika di: Banyak Posisi Kosong, Pemda DIY Ajukan 1700 CPNS Baru ke Kemenpan RB