Sibuk Sudah menjadi Simbol Status Sosial Bukan Sebuah Keanehan


Sibuk merupakan simbol status saat ini. (Foto: huffpost)
DAHULU simbol status sosial adalah menunjukan kemewahan dengan berbagai barang-barang mahal, pesiar ke tempat-tempat mewah atau menikmati makanan di restoran bergengsi. tentunya hanya orang-orang kaya yang mampu melakukannya. Orang kaya sepertinya wajib hidup mewah dan menikmati hidup. Sedangkan kelas di bawahnya harus bekerjakeras mencari uang.
Namun saat ini bukan seperti itu yang menjadi ukuran simbol status sosial. 'Sibuk' merupakan simbol status yang harus diperlihatkan pada lingkungan sosial. Maka berbondong-bondonglah orang kemudian menjadi sibuk dan memperlihatkannya pada jejaring media sosialnya.
Apalagi dalam budaya popular saat ini melakukan sebuah pencapaian berkat usaha sendiri akan lebih dihargai oleh orang. Mereka yang hanya mendapatkannya dari warisan tidak memiliki tempat di atas. Menjadi 'sibuk' berarti memperlihatkan diri seseorang berambisi meraih sebuah target. Apalagi target tersebut memiliki poin yang sangat tinggi.
Namun jangan disamakan status ekonomi mereka masuk ke dalam tingkatan atas. Bisa jadi orang-orang yang memiliki status 'sibuk' bukan berasal dari kalangan atas. Mereka memiliki status yang beragam dan dianggap sebagai barang langka karena hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan kegiatan sosial.
Dapat berjumpa dengan mereka ini menjadi kesempatan yang harus dipenuhi. Mereka ini dianggap sebagai orang yang ahli dalam bidangnya dan memiliki ambisi pencapaian yang besar.
Tentunya kita harus pandai menilai kesibukan yang dijadikan status. Apakah memang orang itu sibuk dengan pekerjaannya atau sibuk tapi tidak memiliki pekerjaan. Simbol status 'sibuk' merupakan cara seseorang memberitahukan pada khalayak ramai jika dirinya adalah orang penting. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Diminta Selesaikan Status Pegawai PTNB
