Shaggydogg X Anom Sugiswoto Rilis Cendera Mata Spesial

SETELAH single hit Di Sayidan milik Shaggydog dirubah ke versi keroncong bersama OK Puspa Jelita dan Ndarboy Genk. Kini mereka telah menyiapkan kolaborasi lainnya, bukan sebuah lagu tetapi berwujud cendera mata atau merchandise bersama seorang fotografer kawakan, Anom Sugiswoto.

Kolaborasi keduanya terbilang unik, karena berupa kaus dengan artwork foro kegiatan Shaggydog selama menjalankan tur.

“Anom berhasil menangkap momen krusial yang berhasil dijepret apik. Pengalamannya selama lebih dari satu decade dalam dunia fotografi panggung musik banyak berperan di sini,” ucap Shaggydog dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Rabu (14/4).

Baca juga:

Shaggydog Rombak Ulang Lagu 'Di Sayidan' Jadi Lebih Hidup

Fotografer kelahiran Pontianak yang kini menetap di Yogyakarta itu memiliki ketertarikan pada dokumentasi dan pengarsipan pada pertunjukan musik.

Sebagai jebolan Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional dan jurusan fotografi di Sekolah Desain Modern, Anom juga aktif dalam musik ‘bawah tanah’ dan skena skateboard di Yogyakarta.

Pria yang akrab disapa Anom ini, juga mengelola sebuah portal web untuk dokumentasi pengarsipan pertunjukan musik di Indonesia bernama weneedmorestages.com.

Anom juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari balik panggung Shaggydog. Bermula sebagai fotografer, Anom kini bertanggung jawab penuh untuk segala urusan tetek bengek, memastikan semua personel dalam kondisi aman dan prima saat akan tampil.

Baca juga:

Shaggydog Terima Penghargaan Anugerah Kebudayaan Gubernur DIY

Kolaborasi cendera mata dari Anom Sugiswoto X Shaggydog sudah bisa dilakukan pre-order mulai 13 sampai 22 April 2021. Informasi pemesanan bisa melalui akun Instagram @DoggyShopJogja.

Sebelumnya Shaggydog telah merubah aransemen lagu Di Sayidan menjadi versi keroncong. Ide tersebut muncul dari salah satu personel Shaggydog, Lilik Sugiyarto yang juga aktif di Orkes Keroncong (OK) Puspa Jelita.

Pada aransemen, pemain keyboard itu menggabungkan beberapa variasi modern dari keroncong, mulai dari gaya Solo hingga Jakarta. Dengan tamabahan variasi Cello yang meniru gaya kendang, irama gitar tenang, juga flute yang saling mengisi dengan biola, serta kombinasi cak dan cuk yang beriringan, membuat versi terbaru Di Sayidan sangat kental dengan unsur budaya Indonesia. (far)

Baca juga:

Shaggydog Ajak Ndarboy Genk Sajikan ‘Di Sayidan’ Versi Keroncong