Selamat Pagi Indonesia Segera Rilis Anak Garuda


Film Anak Garuda akan dirilis awal 2020. (foto: MP/Keenan Wahab)
KISAH inspiratif Sekolah Selamat Pagi Indonesia akan tampil di layar lebar. Selamat Pagi Indonesia merupakan sekolah yang terletak di Batu, Malang, yang didirikan Julianto Eka Putra.
Kisah Julianto dalam membawa anak yatim piatu dan duafa didikan ke kesuksesan akan menjadi inspirasi di balik film Anak Garuda yang dirilis awal 2020. Sebelum nonton filmnya, Merahputih.com merangkum fakta menarik film Anak Garuda dari berbagai sumber. Mulai dari latar belakang pembuatan hingga penghargaan yang diterima.
BACA JUGA: Anak Garuda, Kisah Nyata Tujuh Alumni Sekolah SPI Meraih Kesuksesan
1. Pahlawan milennial SPI

Film ini diangkat dari kisah nyata perjuangan murid-murid sekolah gratis, Selamat Pagi Indonesia (SPI). Sekolah tersebut memang didedikasikan untuk anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan.
Perjuangan menghadapi konflik batin hingga kepahitan hidup mengubah anak-anak itu jadi pribadi berharga. Berbeda dengan pejuang perang, perjuangan generasi milennial yang hidup di tengah keterbatasan akan mengisnpirasi kamu. Kehidupan mereka yang terbayang-bayang cibiran, tertawaan, makian, tersisihkan, keterpurukan hingga penghinaan kini berubah menjadi kesuksesan.
Itulah tujuan pembuatan film ini. Mendidik dan menyentuh hati seluruh kalangan. Belajar dari permasalahan suku, ras dan agama, film ini menunjukkan kehidupan kelam dapat dihadapi dengan kegigihan. Perjalanan anak yatim piatu meraih cita-cita setinggi langit ini patut diapresiasi.
2. Dari Indonesia hingga Eropa

Berlatar di dua negara, film Anak Garuda difilmkan di Indonesia hingga belahan Eropa. Meski Sekolah SPI berlokasi di Batu, Malang, Jawa Timur, para murid sekolah itu berjuang mewujudkan cita-cita mereka hingga pergi ke Eropa.
Itulah mengapa lokasi syuting film ini juga ialah Kota Paris. Kepergian generasi milennial itu didukung pendiri Sekolah SPI, Julianto Eka Putra atau biasa disapa Koh Jul.
3. Di balik layar

Menampilkan semangat muda, film ini diperankan tujuh bintang muda, yakni Tissa Biani sebagai Sayyidah, Rania Putrisari sebagai Sheren, Clarine Clay sebagai Olfa, Rebecca Klopper sebagai Dila, Ajil Ditto sebagai Robet, Viola Georgie sebagai Robet, dan Geraldy Kreckhoff sebagai Wayan.
Film Anak Garuda diproduseri aktor Verdi Solaiman. Faozan Rizal yang juga menyutradarai film Habibie-Aninun akan duduk di kursi sutradara. Alur ceritanya dituliskan Alim Sudio.
Sebelum diangkat ke layar lebar, Anak Garuda merupakan komik digital Webtoon yang tayang sejak Mei 2019. Kisah ini akan jadi film layar lebar pertama rumah produksi Butterfly Pictures.
4. Penghargaan

Kiprah sang pendiri Sekolah SPI, Julianto Eka Putra, meraih penghargaan Kick Andy Heroes 2018 sebagai Hero Terfavorit Pilihan Pemirsa.
Kegigihan Julianto telah membawa para alumnus, seperti Olfa, Robet, Yohana, Dila, Wayan, Sheren, dan Sayyidah meraup keuntungan hingga miliar rupiah seusai lulus sekolah. Keuntungan itu dihasilkan dari program wirausaha SPI, yakni rumah produksi Butterfly Pictures yang dikelola alumni Sekolah SPI bersama pendirinya. Dana yang diperoleh dari usaha rumah produksi itu akan dialokasikan untuk biaya pengelolaan Sekolah SPI.
5. Soundtrack 'Anak Garuda'

Untuk membuat film ini lebih berkesan, band Cokelat diajak berkolaborasi dalam menggarap soundtrack film ini. Band Cokelat mendaur ulang lagu ciptaan Eka Julianto. Lagu Anak Garuda yang serupa dengan judul filmnya dijadikan soundtrack film. (dys)
BACA JUGA: Nasionalisme di Balik Lagu dan Video Klip 'Anak Garuda'