Sektor Pertanian-Perikanan Terancam La Nina di Akhir 2021

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 29 Oktober 2021
Sektor Pertanian-Perikanan Terancam La Nina di Akhir 2021

Petani menunjukkan buah jagung yang rusak akibat serangan hama tikus di Desa Tanen, Tulungagung, Rabu (27/10) (ANTARA/HO - Joko Purnomo)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sektor pertanian dan perikanan diprediksi terancam oleh La Nina di penghujung tahun 2021.

Oleh karenanya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Lapang mengatakan, pemerintah harus memberi perhatian lebih di kedua sektor tersebut.

"Dampaknya akan mengancam ketahanan pangan karena berpotensi merusak tanaman akibat banjir, hama dan penyakit tanaman, serta juga mengurangi kualitas produk karena tingginya kadar air,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (29/10).

Baca Juga:

BMKG: Sejumlah Provinsi Masuk Kategori Waspada Banjir

Di sektor perikanan, katanya, pasokan ikan akan berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.

Kalaupun melaut, kata dia, maka hasil tangkapannya tidak akan maksimal karena tingginya gelombang dan memengaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal.

La Nina, kata Dwikorita, fenomena mendinginnya suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya.

Kondisi ini memengaruhi sirkulasi udara global yang mengakibatkan udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.

Akibatnya, Indonesia banyak terbentuk awan dan diprediksi kondisi ini bisa meningkatkan curah hujan sebagian besar wilayah tanah air.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina menjelang akhir tahun ini.

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.

Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap menyambut La Nina yang diprakirakan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.

Berdasarkan kejadian La Nina 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Lapang yang dilakukan secara daring, Kamis (28/10/2021). (ANTARA/HO-BMKG)
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Lapang yang dilakukan secara daring, Kamis (28/10/2021). (ANTARA/HO-BMKG)

BMKG juga telah memprakirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia yang akan memasuki periode musim hujan mulai Oktober ini, meliputi wilayah Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian tengah, Jawa Tengah bagian barat dan tengah, sebagian D.I. Yogyakarta dan sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Beberapa wilayah Indonesia lainnya, akan memasuki musim hujan pada November hingga Desember 2021 secara bertahap dalam waktu yang tidak bersamaan.

Secara umum, sampai dengan November 2021 diprakirakan 87,7 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, pada akhir Desember 2021, BMKG memprakirakan 96,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

“Sebagai langkah mitigasi guna meminimalkan risiko, BMKG terus melakukan Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN). Karena meski La Nina adalah ancaman, namun di sisi lain ada hal positif yang juga dibawa,” katanya.

Di antaranya bagi petani, katanya, La Nina menyediakan pasokan air yang berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian, sedangkan bagi pekerja di sektor kelautan, La Nina membuat perluasan area pasang surut wilayah pesisir yang dimanfaatkan oleh nelayan tambak budi daya dan garam.

Hasilnya, Dwikorita mencontohkan, SLI yang digelar di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada Juni 2020 di mana panen bawang dengan demontration plot (demplot) SLI menghasilkan produk berkualitas.

“Begitu juga dengan aktivitas kegiatan SLCN yang ternyata memiliki dampak cukup baik terhadap perubahan pola pikir nelayan. Nelayan yang sudah mengaplikasikan update informasi cuaca maritim secara rutin dapat terhindar dari kecelakaan akibat angin kencang dan hujan badai siklon tropis Seroja,” kata dia.

Baca Juga:

Hujan Deras Mulai Sering Turun, PDIP Ajak Rakyat Waspadai La Nina

Untuk itu, ia mengajak para pemangku kepentingan memberi dukungan pengembangan SLI/SLCN di wilayahnya. Hal ini akan mencerminkan bahwa pendampingan terhadap petani dan nelayan akan menjadi aksi kolektif-kolaboratif berbasis kemitraan yang setara yaitu kemitraan pemerintah-publik-swasta dengan semangat gotong royong.

BMKG juga membentuk “Brigade La Nina” bersama Kementerian Pertanian dan jaringan alumni SLI yang ada di seluruh Indonesia. Harapannya, seluruh pembaruan perkembangan cuaca dan iklim maupun peringatan dini dapat langsung tersebar dan diterima masyarakat guna meminimalisasi dampak kerugian yang dapat ditimbulkan.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko mengatakan, sejak digelar 2015, SLI telah mendapat pengakuan World Meteorological Organization (WMO) dan rujukan jurnal ilmiah. Sejak kali pertama diselenggarakan 2011, terdapat 15.300 alumnus SLI di 540 lokasi di 33 provinsi.

“Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan salah satu teknik adaptasi perubahan iklim yang memfasilitasi peningkatan literasi iklim dan terbukti diikuti dengan peningkatan panen hingga 30 persen,” kata dia.

Urip mengatakan, SLCN juga memiliki kisah sukses lain. Sejak dihelat 2016, terdapat 6.358 alumnus dari komunitas nelayan yang memiliki keterampilan mengakses informasi cuaca maritim dan peringatan dini. Pasca-SLCN, peserta juga mampu membentuk Komunitas Online Nelayan yang menerima informasi cuaca maritim dari BMKG. (*)

Baca Juga:

Hadapi Fenomena Ekstrem La Nina, Pemprov DKI Beli Belasan Pompa Mobile

#BMKG #La Nina #Prakiraan Cuaca
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang
Dinamika atmosfer saat ini cukup kompleks dan berkontribusi pada peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang
Indonesia
Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)
Beberapa daerah bahkan diperkirakan mengalami hujan disertai petir.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)
Indonesia
BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini
BMKG menekankan perlu dilakukan simulasi dan audit respons peringatan dini cuaca ekstrem di daerah untuk memastikan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana berjalan efektif menjelang puncak musim hujan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 September 2025
BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus  Respons Peringatan Dini
Indonesia
Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah
Sektor kesehatan juga perlu waspada terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue
Angga Yudha Pratama - Jumat, 12 September 2025
Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September
Hujan ringan akan turun Jakarta dan Yogyakarta, serta hujan sedang di Serang. Adapun Bandung berpotensi hujan disertai petir
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September
Indonesia
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten
Cuaca ekstrem terbentuk disebabkan beberapa fenomena atmosfer
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten
Indonesia
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025
BMKG meminta untuk mewaspadai hujan disertai petir di Jakarta, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Banjarmasin, Nabire
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Untuk pagi hari, seluruh wilayah Jakarta dalam kondisi berawan tebal.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Indonesia
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Hal ini tidak lepas dari prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di mana NTT masih akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi
Indonesia
Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
BMKG sebut hujan ekstrem di Bali dipicu fenomena gelombang ekuatorial Rossby.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 September 2025
Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
Bagikan