Sekolah Saat Ini Tidak Senyaman Taman Siswa

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 01 Mei 2016
Sekolah Saat Ini Tidak Senyaman Taman Siswa

Pendopo Agung Taman Siswa, Jalan Taman Siswa No 25, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah))

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Pola pendidikan di Indonesia harus menjadi pusat perhatian dan perlu banyak dibenahi. Hal ini dikarenakan banyak sekali kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah baik tingkat SD, SMP, sampai dengan perguruan tinggi.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (SFSGI) Retno Listyarti mengatakan, saat ini pendidikan di Indonesia tidak seperti seperti pendidikan Taman Siswa yang dibangun oleh tokoh pelopor pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan Taman Siswa menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi para siswa.

"Kalau dulu Taman Siswa yang buat beliau, sekolah itu sesuatu yang indah menyenangkan, dan menyenangkan bagi anak-anak," kata Retno saat dihubungi merahputih.com melalui sambungan telepon, Minggu (1/5).

Retno menambahkan, alasannya karena sistem pendidikan sekarang membuat para siswa merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah. Zaman Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang memerdekakan karena waktu itu situasinya belum merdeka.

"Ketika kita sudah merdeka pun situasinya berbeda dengan sekarang. Ketika itu, pendidikan itu jauh membangun daya kritis, membangun cara berpikir yang merdeka. Kalau sekarang, kasus kekerasan di sekolah sangat luar biasa. Bagaimana hal ini membuat rasa nyaman dan menyenangkan. Bila merujuk berbagai kekerasan yang terjadi di sekolah, bahkan beberapa kasus di level sekolah dasar saja mengakibatkan anak itu meninggal," tuturnya.

Jadi, lanjutnya, sudah tidak seperti taman lagi. Misalnya kasus Jakarta Timur dua tahun yang lalu ketika meninggalnya siswa oleh kakak kelasnya. Tahun berikutnya terjadi kasus meninggal siswa, tapi bukan oleh kakak kelasnya tapi teman seangkatan.

"Kekerasan di sekolah sudah sering terjadi bukan hanya di tingkat SD, tapi di tingkat perguruan tinggi pun sudah sering. Contoh di STPDN, terus menimbulkan kematian, Sekolah Ilmu Pelayaran akibat timbul oleh kalangan senior. Ternyata tidak di level itu, SMA tawuran, kekerasan terjadi di sekolah juga, senior terhadap junior," terangnya.

Retno berharap, dalam menyambut Hari Pendidikan Nasional, perlu diperbaiki terus dan kembali menggalakkan nilai-nilai seperti yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara.

"Jadi momen Hari Pendidikan itu harus dibangkitkan kembali sehingga sekolah menjadi taman sekolah seperti dulu," tuturnya. (Abi)


BACA JUGA:

  1. Peninggalan Ki Hadjar Dewantara di Museum Taman Siswa
  2. Taman Siswa Dulu dan Kini
  3. Wisata Religi ke Makam Bapak Pendidikan Nasional
  4. Jelang Hardiknas, Ini Kata Artis Soal Pendidikan Nasional
  5. Pendidikan Rendah, Perempuan Indonesia Jarang Yang Kritis
#Hardiknas 2016 #Ki Hadjar Dewantara #Taman Siswa
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Kenali 3 Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Menyambut Hari Pendidikan Nasional
Ki Hadjar Dewantara merupakan pencetus pendidikan di Tanah Air hingga dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
Frengky Aruan - Selasa, 29 April 2025
Kenali 3 Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Menyambut Hari Pendidikan Nasional
Bagikan