Sekali Lagi Soal Ban, Butuh Perhatian Serius


Perhatikan kondisi ban sesuai dengan kebutuhan. (Foto; Pixabay/Mikes-Photography)
MENURUT survei yang dibuat oleh produsen ban Michelin Indonesia, menunjukkan bahwa 75% pengendara mengganti ban kendaraan apabila melihat adanya keausan pada ban atau ban mengalami kerusakan. Rata-rata pengendara yang disurvei menyatakan mengganti ban dilakukan setiap 2-4 tahun sekali.
Menurut Mochammad Fachrul Rozi, Customer Engineering Support Michelin Indonesia, umur pakai dan jarak tempuh ban tergantung beberapa faktor. Seperti desain, kebiasaan berkendara, cuaca, kondisi jalan dan perawatan yang dilakukan terhadap ban tersebut.
Baca Juga:
Empat Produsen Sepeda Motor Berkolaborasi untuk Bikin Baterai

“Tidak banyak pengendara yang tahu bahwa batas kedalaman tapak ban yang aman adalah 1,6 milimeter. Jika kurang dari ini maka sudah waktunya mengganti ban,” kata Rozi.
Rozi menegaskan bahwa ban adalah salah satu komponen penentu keselamatan berkendara. Fungsinya menahan beban kendaraan, peredam guncangan, penerus fungsi kemudi dan tenaga dari mesin untuk menunjang mobilitas kendaraan.
Ban menjadi satu-satunya komponen yang bersentuhan dengan permukaan jalan. Oleh karena itu, keamanan berkendara sangat bergantung pilihan ban yang tepat dan berkualitas. Memilih ban memiliki kebutuhan berbeda-beda. Ada tiga jenis, yakni Highway Terrain (HT) biasanya dipakai berkendara di jalan raya atau jalan aspal, karakter kembangnya halus.
Kemudian All Terrain (AT) yang dirancang untuk digunakan pada permukaan jalan beraspal, jalan tanah atau kasar (off road), ciri khas kembangan lebih kasar dan agresif. Lalu Mud Terrain yang digunakan untuk mobil-mobil yang melintasi jalan off-road. Tapak ban jenis ini memiliki karakter khas karena berbentuk blok atau yang kerap disebut kembang tahu. Kalau ban ini digunakan di jalan aspal, akan terdengar bunyi bising, akibat bersentuhan dengan tanah.
Biasanya, penguna kendaraan bermotor mencari ban yang murah, nyaman dan awet, namun dia memberi cara memilih ban yang baik.
Baca Juga:

"Ban yang itu tidak berubah performanya ketika masih baru sampai mendekati habis masa pakai," jelasnya.
Jadi bisa dipastikan, jika Anda membeli ban dan kondisinya saat akan habis masih seperti yang disebutkan di atas, maka ban tersebut memiliki kualitas yang baik.
Rozi juga memberikan tips agar ban awet dan kondisi mobil tetap normal. Salah satu yang disarankan jangan mengubah spesifikasi atau tipe ban yang sudah diberikan oleh pabrikan mobil. Karena selama ini banyak pemilik kendaraan yang sengaja mengubah, memperkecil ban tanpa dipikirkan keselamatan.
“Jangan pernah mengganti ban dengan ukuran yang lebih kecil karena tidak sesuai dengan aturan pabrikan," tambahnya. Aturan yang dimaksud, terkait load index dan speed index, dapat membahayakan keselamatan berkendara.
Jika mau mengganti ukuran ban, dia menyarankan agar mengganti dengan ukuran atau load index yang lebih tinggi. Tapi bukan berarti tidak menimbulkan risiko, karena traksi menjadi lebih berat saat berbelok. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

Paling Dipercaya Konsumen, Oli Buatan Lokal Dominasi Top Brand Award 2025

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?
