SEJARAH HARI INI: Gelora Rapat Raksasa Ikada
Poster Rapat Raksasa di Lapangan Ikada, 18 September 1945 (KITLV)
SEJARAH HARI INI, 72 tahun silam, sekira 200 ribu rakyat Indonesia dari penjuru tanah air membanjiri lapangan Ikada untuk bersama-sama mengikuti Rapat Raksasa di lapangan Ikada bertujuan membulatkan tekad mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Rapat akbar di lapangan Ikada (Monas, kini) bermula ketika para pemuda-pemuda revolusioner Menteng 31, menurut Sidik Kertapati, pada Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945, melihat gejala kedatangan pasukan Sekutu untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
Tujuh tentara Sekutu menggunakan parasut telah mendarat di lapangan Kemayoran pada 8 September 1945, mendapat instruksi langsung pemimpin Sekutu di Asia Tenggara, Lord Louis Mountbatten, untuk membuat laporan situasi Indonesia. Seminggu berselang, kapal perang Sekutu telah bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, mengangkut salah satu tokoh penting mantan Gubernur Jawa Timur, CH van der Plas.
Pemuda Menteng 31, kemudian bergerak cepat mengadakan pertemuan membahas kedatangan Sekutu. Mereka antara lain, Wikana, Chaerul Saleh, Njono, AM Hanafie, Pandu Kartawiguna, Maruto Nitimiharjo, DN Aidit, Sidik Kertapati, Darwis, Kusnandar, Djohar Nur, Kusnaeni, Jahja Liman, Suko, Gandiman, dan lain-lain, bersepakat mengadakan pertemuan kabar di lapangan Ikada untuk menguatkan semangat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pamflet rapat raksasa di lapangan Ikada pun disebar. Pada 19 September 1945, lapangan Ikada penuh lautan rakyat. Bung Karno hadir memberikan pidato singkat tak sampai lima menit meminta rakyat tetap tenang dan percaya bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan kemerdekaan. (*)
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Jenazah Istri ke-7 Presiden ke-1 RI Soekarno Akan Dipulangkan ke Indonesia
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis
Melihat Aksi Pukulan Padel dalam Ajang Soekarno Padel Open 2025 di Jakarta
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali
Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar
Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis
AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'
Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui
Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai