Sejarah Festival Sekala Bekhak di Lampung Barat

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 12 Juli 2022
Sejarah Festival Sekala Bekhak di Lampung Barat

Festival Sekala Bekhak dianggap memiliki nilai penting untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. (Kemenparekraf/Indonesia.Travel)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PEMERINTAH Kabupaten Lampung Barat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Festival Sekala Bekhak 2022, 10-13 Juli 2022. Festival ini berlangsung di Liwa, Lampung Barat. Mengusung nama Sekala Bekhak, festival ini bertujuan ganda.

Pertama, menggali, melestarikan dan mempromosikan seni budaya tradisi dan adat istiadat yang asli di Bumi Sekala Bekhak Lampung Barat. Kedua, menarik minat wisatawan lokal dan asing untuk mengunjungi Lampung Barat.

"Budaya yang terawat maka akan menarik minat wisatawan, maka dari itu mari kita lestarikan budaya yang ada,” tutur Parosil Mabsus, Bupati Lampung Barat ketika membuka Festival, seperti dikutip lampungbaratkab.go.id.

Sekala Bekhak merujuk pada nama salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diyakini berdiri di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau, kini masuk Lampung Barat, pada abad ke-3 M.

"...Pada abad ke-3, telah berdiri Kerajaan Sekala Brak Kuno yang belum diketahui secara pasti kapan mulai berdirinya," catat Ahmad Yanuana dalam Peradaban Atlantis Nusantara.

Baca juga:

Lampung Tengah Digadang Jadi Pusat Sejarah Kebudayaan Lampung

sejarah sekala bekhak
Sebutan untuk Sekala Bekhak berbeda-beda. Dari Sakala Bhra, Sekala Beghak, Segara Brak, sampai Skala Brak. (Kemenparekraf/Indonesia.Travel)

Sebutan untuk Sekala Bekhak berbeda-beda. Dari Sakala Bhra, Sekala Beghak, Segara Brak, sampai Skala Brak. Meski berbeda sebutan, para ahli menyepakati bahwa semua sebutan itu merujuk pada satu nama yang sama, yaitu unit masyarakat yang didirikan oleh suku Tumi, leluhur orang Lampung.

Orang-orang Tumi menganut kepercayaan nenek moyang (animisme). Seiring penyebaran agama Hindu ke Lampung, orang-orang Tumi beralih keyakinan. Pada masa Hindu, dibentuk kelompok adat pemimpin bernama Sai Batin. Mereka berhasil menciptakan aksara Lampung pada awal abad ke-9.

Orang-orang Tumi mempertahankan kedudukannya hingga abad ke-14. Namun, kedatangan orang-orang Pagaruyung ke Lampung mengubah situasi. Orang-orang ini ingin memperluas wilayahnya dengan menaklukan orang-orang Tumi yang kala itu dipimpin oleh perempuan. Serangan Pagaruyung membuat orang Tumi melarikan diri ke pesisir.

Era Kerajaan Hindu Sekala Bekhak berakhir, berganti era baru Sekala Bekhak yang mulai memeluk Islam. Masa ini Sekala Bekhak dibagi dalam empat wilayah. Masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang Umpu (putra raja Pagaruyung). Sekala Bekhak kemudian berganti nama.

"Maka Sekala Brak kemudian diperintah oleh keempat Umpu dengan menggunakan nama PAKSI PAK Sekala Brak. Inilah cikal bakal Kepaksian Sekala Brak yang merupakan puyang bangsa Lampung," tulis Oktaviyanti Subung dkk dalam "Tinjauan Historis Sekala Bekhak Sebagai Muasa Keberadaan Keratuan Adat Lampung", termuat di Jurnal PESAGI Vol 1, No 2, Tahun 2013.

Pada masa Islam, Sekala Bekhak menghasilkan tradisi sastra yang disebut Tambo. Selain itu, Sekala Bekhak juga menjadi tempat akulturasi kebudayaan lama dan baru sehingga memperkaya kebudayaan Lampung.

Baca juga:

Masjid Cikoneng Akulturasi Budaya Lampung masa Kesultanan Banten

sejarah sekala bekhak
Sejak 2021, festival ini menjadi agenda tetap Kharisma Event Nusantara Kemenparekraf. (Kemenparekraf/Indonesia.Travel)

Empat kerajaan yang membentuk Sekalah Bekhak berkedudukan setara. Tak ada yang lebih tinggi atau rendah. Kerajaan ini terus bertahan melewati zaman kolonial dan kemerdekaan. Meski sudah tak memiliki wewenang pemerintahan, Sekala Bekhak masih mempunyai Saibatin. Lembaga ini tetap dipertahankan hingga sekarang.

Saibatin bahkan dilibatkan oleh Pemkab Lampung Barat dalam setiap pengambilan keputusan publik berwawasan budaya. Tujuannya agar nilai-nilai luhur Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak tetap terjaga.

"Pada masa yang modern ini, pemerintah mencoba mengembalikan nilai-nilai luhur tersebut dengan cara melibatkan Sai Batin untuk membantu pemerntah daerah dalam merumuskan kebijakan berwawasan budaya di Kabupaten Lampung Barat," terang Bima Novian dkk dalam "Peranan Sai Batin Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bekhak dalam Perumusan Kebijakan Publik Berwawasan Budaya di Kabupaten Lampung Barat", termuat di Jurnal Administrativa, Vol 2, No 1, Tahun 2020.

Bentuk pelibatan itu terwujud dalam penyelenggaraan Festival Sekala Bekhak pada 2014. Festival ini kemudian digelar secara rutin. Sejak 2021, festival ini menjadi agenda tetap Kharisma Event Nusantara garapan Kemenparekraf.

Itu artinya festival Sekala Bekhak dianggap memiliki nilai penting untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. (dru)

Baca juga:

Lampung Tengah Digadang Jadi Pusat Sejarah Kebudayaan Lampung

#Festival #Bandar Lampung #Wisata Lampung
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

ShowBiz
Gesrek Festival 2025, Kolaborasi Musik Multi-Genre dan Komunitas Motor Besar
Gesrek Festival 2025 hadir di Ancol 28–30 November. Slank, JKT48, hingga Sound Horeg siap meriahkan perayaan 10 tahun GSrek Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
Gesrek Festival 2025, Kolaborasi Musik Multi-Genre dan Komunitas Motor Besar
Fun
GSrek Indonesia Gelar The Grand Tour 2, Touring sambil Mengabdi untuk Negeri
Komunitas GSrek Indonesia menggelar The Grand Tour 2 Adv Rally 2025 bertema “Rise, The Phoenix” dengan 64 riders membawa misi kemanusiaan dan sejarah dari Malang ke Jakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 04 November 2025
GSrek Indonesia Gelar The Grand Tour 2, Touring sambil Mengabdi untuk Negeri
ShowBiz
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal
Wondherland 2025 resmi digelar kembali pada 9 - 11 Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Oktober 2025
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal
Fun
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Wadah ekspresi yang menyatukan inovasi produk F&B dengan berbagai sektor gaya hidup.
Wisnu Cipto - Rabu, 01 Oktober 2025
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
ShowBiz
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
JakCloth telah bertransformasi jadi sebuah movement anak muda.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 01 Oktober 2025
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
ShowBiz
Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta
Pop City 2025 menjadi tempat berkumpul bagi para kreator dan penikmat industri kreatif.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 26 September 2025
Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta
Fun
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
Pop City 2025 mengangkat semangat Pop Culture Society dengan merayakan berbagai bidang.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
ShowBiz
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Synchronize Fest 2025 mengangkat tema Saling Silang, Tema ini berasal dari simbol angka Romawi "X", yang dimaknai sebagai lambang perjumpaan lintas generasi.
Soffi Amira - Kamis, 11 September 2025
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Indonesia
Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk
Insiden ini menjadi tantangan besar bagi Tomorrowland
Angga Yudha Pratama - Kamis, 17 Juli 2025
Panggung Megah Tomorrowland Hancur Dilalap Api, Nasib Festival di Ujung Tanduk
Indonesia
JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025
Akses menuju lokasi festival sangat mudah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 23 Mei 2025
JE KA TE World: Transformasi Lapangan Banteng dalam Gemerlap Jakarta Light Festival 2025
Bagikan