Sebagian Pemain 'Gran Turismo 7' Lakukan Eksploitasi Credit demi Hindari Microtransaction

Eksploitasi demi menghindari pemain melakukan transaksi menggunakan mata uang riil. (Foto: Sony)
SEPERTINYA Sony tidak harus menjadikan game first-party nya sebagai penerus game EA dengan menghadirkan microtransaction yang memberatkan pemainnya. Bahkan, sebagian pemain ternyata melakukan eksploitasi credit demi mendapatkan mobil impiannya tanpa harus membayar lagi. Tentu saja, meskipun tujuannya baik, tindakan ini tetap ilegal di dunia game.
Update yang dilakukan Polyphony Digital terhadap Gran Turismo 7 seperti yang dikutip dari laman Kotaku, ternyata membuat pemain lebih berat untuk mendapatkan credit secara cuma-cuma demi mendapatkan mobil impian. Bahkan, membuat pemain harus membeli credit dengan mata uang riil, yang sepertinya tidak harus dilakukan untuk sebuah game yang dominan dimainkan secara single player.
Baca Juga:
Microtransaction tersebut membuat pemain dapat membeli 100 ribu credit dengan harga Rp 45 ribu, yang bahkan untuk membeli satu mobil supercar pun harus ditebus dengan harga 2 juta credit. Ini berarti membuat pemain harus merogoh kocek hingga lebih dari Rp 300 ribu untuk mendapatkan mobil impian yang sepertinya harga tersebut sudah setengah dari harga game Gran Turismo 7 itu sendiri.
Demi menghindari membeli mobil digital menggunakan mata uang riil, salah satu pemain bernama Septomor merilis skrip yang dapat digunakan untuk pemain grinding credit dengan cara meninggalkan gamenya bergerak sendiri menggunakan fitur Remote Play. Eksploitasi tersebut dapat digunakan agar pemain dapat menghasilkan hingga 650 ribu credit per jam dengan cara meninggalkan konsol tersebut menjalankan programnya.
Baca Juga:
Eksploitasi tersebut membuat pemain dapat merogoh keuntungan hingga 15 juta credit per 24 jam, sudah sangat banyak untuk membeli satu supercar dengan harga tinggi dan modifikasi demi bermain di turnamen kelas tinggi. Bahkan, 15 juta credit bila dibandingkan dengan mata uang riil itu setara dengan Rp 1,75 jutaan, yang berarti dua kali dari harga game itu sendiri.
Memang, microtransaction dari Gran Turismo 7 menjadi suatu hal yang kontroversial untuk sebuah game first-party dari Sony. Permasalahan tersebut memang dilakukan Sony dan Polyphony Digital untuk memangkas cheater yang akan merugikan pemain pada fitur multiplayer, akan tetapi hal tersebut juga dapat berpotensi memancing para whaler untuk hadir ke dalam game. Whaler adalah sebagian komunitas yang menggunakan mata uang riil dengan jumlah banyak demi memamerkan mobilnya dengan alasan gengsi dan kemenangan beruntun.
Hingga akhir Maret 2022 ini, Gran Turismo 7 tetap menjadi game first-party garapan Sony yang memiliki nilai ulasan terendah di Metacritic. Apakah Sony akan tetap dengan konsistensinya di Gran Turismo 7, atau membenah diri dan memperbaiki kekurangan yang membebani pemainnya? (dnz)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Genshin Impact Versi Candra I Hadir 10 September, Bawa Terang Rembulan di Nod-Krai

HoYoverse Umumkan Honkai: Nexus Anima, Buka Pendaftaran Uji Coba Tertutup

Zenless Zone Zero Versi 2.2 Rilis 4 September, Kenalkan Obol Squad yang akan Membalikkan Keadaan

Mengenal Berbagai Cara Top Up Game dengan Aman dan Terjangkau

DPR Dukung Larangan Roblox: Bukan Sekadar Game, Konten di Dalamnya Dicurigai Merusak Moral dan Memicu Kekerasan Anak

Pemerintah Didesak Blokir Roblox, KPAI: Jika Mereka Terbukti Melanggar UU ITE

Pemprov DKI Peringatkan Bahaya Tersembunyi di Balik Game Roblox yang Marak Dimainkan Anak-Anak, Orang Tua Wajib Waspada

Mendikdasmen Larang Anak Main Roblox, Ini Yang Bakal Dilakukan Pemprov DKI

Daripada Melarang Roblox, Pemerintah Harusnya Mau ‘Kerjasama’ dengan Penyedia Platfrom Game

Game 'Roblox' Bakal Dilarang Karena dianggap Tak Mendidik, DPR: Anak-Anak Harus Diajari Etika Berteknologi
