Saint Laurent Hadirkan Capuche untuk Paris Fashion Week di Eiffel Tower


Capuche merupakan gaun sepanjang zaman yang muncul beberapa kali dalam koleksi Yves Saint Laurent. (Foto: YouTube/Saint Laurent)
SAINT Laurent menampilkan kembali gaun hoodie rancangan Yves Saint Laurent (YSL) yang juga dikenal sebagai capuche pada Paris Fashion Week, Selasa (27/9).
Pertama kali ditampilkan pada 1969, capuche merupakan gaun 'sepanjang zaman', sehingga desainer itu memunculkannya kembali pada 1985 dan lagi pada 2002 dalam pertunjukan couture terakhir sebelum Yves Saint Laurent meninggal pada 2008.
Baca juga:
Jeno NCT Jadi Idola K-Pop Pertama yang Tampil di New York Fashion Week

Model gaun berkerudung tetap sama tapi bahan kain yang digunakan berubah setiap saat, mulai dari bahan jersey berat menjadi sesuatu yang lebih ringan dan lebih transparan. Selain desain gaun Mondrian, capuche tetap menjadi salah satu busana paling terkenal hingga saat ini.
Direktur kreatif koleksi busana malam untuk musim semi dan panas 2023, Anthony Vaccarello, menggambarkan versi capuche-nya sebagai 'perpanjangan kain hingga atas kepala', tetapi bagi kita semua, itu adalah gaun dengan kerudung.
Capuche rancangan Vaccarello menggunakan bahan rajutan jersey sutra tebal dengan warna hijau, perunggu, dan ungu tidak mencolok. Tampilan gaun tersebut sangat anggun dengan panjang yang menyapu lantai.
Saint Laurent bukanlah merek yang dikenal mengutamakan kenyamanan. Namun, sebagian besar koleksi yang dipamerkan di Paris tersebut, seperti gaun tanpa lengan tipis yang meninggalkan sedikit imajinasi dan sepatu hak tinggi, tampak cukup nyaman.
Ada pula atasan menerawang dengan bawahan jogging dari bahan kasmir. Untuk penutup peragaan busana, YSL menampilkan rangkaian busana sutra eksklusif dengan potongan piyama berwarna gelap dan bintik-bintik.
Baca juga:

Koleksi musim semi tersebut juga menampilkan mantel besar dan indah dalam warna hitam dan cokelat, menyerupai baju besi kulit. Dipakai dengan gaun sehingga menampilkan siluet jam pasir tapi androgini, seperti yang diharapkan dari jenama fesyen yang terkenal akan desain ulangnya terhadap tuksedo untuk perempuan
Vaccarello mengatakan, gaun-gaun itu dirancang untuk bergerak, terinspirasi oleh selubung berbentuk tabung yang dikenakan oleh koreografer Martha Graham dengan gaya modernnya yang garang mengubah gaya tari biasa menjadi lebih menantang.
Untuk melengkapi penampilan, gelang dan anting-anting chunky dikenakan para model. Aksesoris tersebut telah menjadi ciri khas utama sang desainer.
Dalam peragaan tersebut tidak ada bulu binatang di kerah setelah Saint Laurent akhirnya mengumumkan akan mengakhiri penggunaan bahan tersebut pada 2022. Bahkan Kate Moss, salah satu penonton paling menonjol di kursi barisan depan yang mengenakan bulu palsu, segera lepaskannya.
Super model itu menjadi salah satu bintang yang menghadiri peragaan bersama Zoë Kravitz, dan YSL muses Jerry Hall, serta mantan ibu negara Prancis Carla Bruni. Tak lupa kehadiran bintang K-Pop Rose Blackpink di sisi panggung terbuka di bawah langit malam.
Usai pertunjukan yang menutup hari kedua Paris Fashion Week tersebut, para tamu termasuk Rossy de Palma berlama-lama berfoto bersama koleganya. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan

Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’

Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
