Raymond Sapoen, Capres Suriname Keturunan Banyumas


Foto: masshar2000.com
MerahPutih Internasional- Tanggal 26 Mei 2015 mendatang Suriname akan menyelenggarakan Pemilihan Presiden (pilpres). Sebanyak 5 orang capres akan bertarung dengan Presiden Petahana Desi Bourtese yang juga menguasai mayoritas kekuatan di parlemen.
Seorang calon presiden (capres) yang akan bertarung adalah Raymond Sapoen yang kini menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri di kabinet Desi Bourtese. Sapoen adalah pria berusia 48 tahun yang merupakan generasi kedua dari imigran asal Jawa yang dikirim pemerintah Kolonial Belanda pada awal abad ke 20.
Pada tahun 1928 pemerintah kolonial Belanda mengirim 30 ribu imigran asal Jawa untuk menggarap perkebunan. Salah satu imigran yang dikirim adalah Sapoen yang berasal dari desa Kanding, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Sapoen yang lahir pada 25 Oktober 1967 mengawali karir politiknya dari profesi pengacara, kemudian ia bergabung ke Partai Demokrasi Nasional (NDP). Tak berapa lama, politikus asal Jawa Paul Somohardjo mengajaknya bergabung ke Partai Pendawa Lima, yang banyak mengincar suara pemilih Jawa. Belakangan Sapoen menjadi petinggi koalisi partai Jawa Pertjaja Luhur.
Dengan bekal kepiawaian dalam politik, Sapoen masuk ke dalam pemerintahan Presiden Jules Wijdenbosch pada tahun 1996 dengan tugas awal sebagai penasehat hukum Departemen Pembangunan Suriname. Karir politiknya terus melejit, pada tahun 1999 ia diangkat sebagai Wakil Menteri Pendidikan.
Baca Juga: Seorang Bocah Selamat dalam Kecelakaan Pesawat TransAsia Airways
Dalam pilpres di Suriname, jumlah etnis Jawa sebanyak 500 ribu jiwa. Sapoen bukan hanya mengincar suara imigran asal Jawa yang mendiami distrik Nickerie Saramacca, Wanica dan Commewijne. Sapoen juga harus berjuang keras merebut suara minoritas peranakan China atau warga Kreol.
Seperti dilansir dari situs kluban.net, ada dua orang Sapoen yang berangkat ke Suriname di era penjajahan Belanda yaitu Sapoen dari desa kading Banyumas dan Sapoen dari desa Kedungwuluh Purbalingga. Namun demikian Sapoen yang mirip dengan Raymond Sapoen adalah Sapoen yang berasal dari Desa Kanding Banyumas.
Di desa Kanding sendiri ada seorang perempuan tua bernama Mbok Sadem yang memiliki satu orang anak bernama Sapoen, pergi tidak pernah kembali dan tidak ada kabarnya sama sekali hingga kini. Bahkan dalam kesedihannya mbok Sadem yang masih kerabat dekat dengan suaminya ini sering mengeluh sambil jualan Tempe:
"Anake nyong siji-sijine lunga ora bali bali ora nana wartane, apa ndarani Nyong wis mati apa kepriwe," kenang Mbok Sadem. (bhd)
Bagikan
Berita Terkait
Pertama dalam Sejarah Suriname Pilih Perempuan sebagai Presiden
