Ray Rangkuti Nilai Gaya Kampanye Menyerang, Katrol Elektabilitas Prabowo
Direktur LIMa Ray Rangkuti dalam sebuah diskusi publik di Jakarta (MP/Gomes R)
MerahPutih.Com - Kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sudah berlangsung sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan paslon capres-cawapres beberapa waktu lalu.
Sejak akhir Juli 2019, pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi melancarkan kampanye dialogis dan simpatik ke sejumlah elemen masyarakat.
Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, gaya kampanye menyerang yang dilakukan Prabowo Subianto ternyata berdampak positif terhadap elektablitasnya. Keuntungan elektoral itu didapat Prabowo-Sandi lantaran serangan dan kritikan terhadap pemerintah yang dipimpin calon petahana, Jokowi.
Selain itu, Ray Rangkuti mengatakan Prabowo-Sandi kerap menggunakan istilah-istilah kontroversial untuk merebut hati masyarakat.
Tak hanya itu, Prabowo-Sandi juga lebih diinginkan masyarakat karena dianggap sebagai respresentasi kepemimpinan umat.
"Saya pikir dalam portal pertama kampanye kali ini dalam 3 bulan terakhir Prabowo-Sandiaga mendapatkan kelimpahan elektoral dari situasi dengan berbagi pernyataan kontroversial. Jadi ini perpaduan yang cukup apik babak pertama imajinasi kepemimpinan umat ditambah dengan permyataan yang kontroversial dan model kampanye menyerang," kata Ray dalam diskusi publik yang berlangsung di D'hotel, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).
Jargon kepemimpinan umat yang diinisiasi Prabowo-Sandi meski bersifat imajinatif ternyata secara tidak langsung ikut mengatrol elektabilitas pasangan calon. Meski ide tersebut ada juga dalam visi-misi pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Kita cek melalui visi-misi keduanya tidak berbeda jauh dari visi misi pak Jokowi yang berkaitan dengan akomodir kepemimpinan umat. Oleh karena itu yang dimaksud dengan kepemimpinan umat pro umat itu sebenernya lebih bersifat imajinatif daripada faktual memang disengaja diproduksi dalam rangka menaikkan elektabilitas," kata Ray.
Selama masa kampanye berlangsung, Ray menduga Prabowo-Sandi akan tetap menggunakan strategi menyerang dengan aksi dan beragam pernyataan kontroversial. Meskipun, di saat yang sama, kubu Jokowi-Ma'ruf juga sudah mengubah strategi dengan lebih menyodorkan fakta sebagai bantahan terhadap kampanye rivalnya tersebut.
Dalam menghadapi strategi menyerang dari kubu Prabowo, Ray menilai bukan tidak mungkin kubu Jokowi juga akan melakukan serangan balik, namun hal itu dikhawatirkan berdampak negatif karena masyarakat juga mulai jenuh dengan strategi Prabowo-Sandi.
"Tapi yang ada di kubunya Pak Jokowi agak berubah nih, kubunya Pak Jokowi mungkin tidak sibuk lagi menjelaskan apa yang saya kerjakan sekarang. Langsung mereka menusuk menyerangnya dengan mengatakan Prabowo mana solatnya, prabowo merangkap menjadi imamnya, serang melawan serang sekarang," pungkas Ray Rangkuti.(Gms)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Anak Buahnya Diciduk KPK, Begini Tanggapan Menpora Imam Nahrawi
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Pecat Bahlil karena Ketahuan Bohong Listrik di Aceh Sudah Menyala
Kejar Swasembada Energi, Prabowo Minta Papua Tanam Sawit hingga Singkong
Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bentukan Prabowo Diharap Jadi Juru Selamat Korban Banjir Sumatra
Prabowo Ingatkan Kepala Daerah Papua tak Gunakan Dana Otsus untuk Jalan-Jalan
Belajar dari Bencana, Prabowo Dorong Pembangunan Lumbung Pangan di Papua
Prabowo Targetkan 2.500 SPPG di Papua Beroperasi Penuh pada 17 Agustus 2026
Jenguk Korban Kecelakaan Mobil SPPG, Prabowo Janji Traktir Makan Bubur Ayam
Dijenguk Prabowo, Begini Kondisi Guru dan Siswa SDN 01 Kalibaru yang Ditabrak Mobil SPPG
Kunjungi RSUD Koja, Prabowo Jenguk Guru dan Siswa Korban Tabrakan Mobil SPPG
Prabowo Perintahkan Menhut Cabut Izin Perusahaan Perusak Hutan