Rajut Kegetiran Hidup Van Gogh dari Produk Daur Ulang di Jakarta Fashion Week 2022
Indahnya kehidupan van Gogh yang tertuang lewat karya fashion (Sumber: Istimewa)
BERBAGAI kegatan yang dilakukan di industri fashion bertanggung jawab kepada dunia. Sisa kain yang digunakan untuk membuat baju di pabrik-pabrik berskala kecil hingga besar, kerap menimbulkan masalah baru berupa penumpukan limbah fesyen atau fashion waste.
Begitu juga sisa material tekstil yang sudah tidak terpakai oleh konsumen dan menumpuk menjadi limbah fesyen. Menurut informasi yang dilansir BBC, jumlah limbah dari industri fashion secara global mencapai angka 92 juta ton.
Baca Juga:
Bukan Hanya Pakaian, Jakarta Fashion Week 2022 Juga Hadirkan Tren Tata Rambut 2022
Fakta tersebut menggerakkan para pegiat di industri fashion untuk melakukan sesuatu yang lebih ramah lingkungan. Rinda Salmun menjadi satu dari sekian desainer yang coba membawa brand-nya ke arah yang lebih ramah lingkungan. "Gerakan daur ulang atau zero waste adalah bagian saya," ucapnya.
Rinda mencoba membantu lingkungan menjadi lebih berkelanjutan dengan menggunakan kain lama dari koleksi sebelumnya. Ia mencoba bereksperimen dengan zero waste. "Justru dari penggunaan koleksi dari sebelumnya makin kekinian, sekarang, tapi tetap gayaku sendiri," tuturnya.
Gerakan ramah lingkungan tidak hanya dilakukan Rinda dengan cara memanfaatkan sisa material dari karya sebelumnya. Tetapi juga dengan menampung dari limbah material desainer dan pengrajin lain. Salah satunya untuk koleksi Jakarta Fashion Week (JFW) 2022 yang ditampilkan pada Sabtu (27/11). Alih-alih membeli gulungan kain baru, ia justru meminta kawan-kawannya di media sosial untuk menyumbangkan pakaian bekas atau tak terpakai sebagai bahan baku pembuatan koleksinya.
Baca Juga:
Menguak Ketatnya Protokol Kesehatan di Backstage Jakarta Fashion Week 2022
"Awalnya saya tanya di Instagram siapa yang punya pakaian bekas, silakan dikirim ke saya," jelasnya. Hasilnya bukan hanya teman-teman terdekat, tetapi juga mereka yang memiliki konveksi turut menyumbangkan pakaian-pakaian sampel atau reject kepada Rinda untuk diolah menjadi koleksi baru.
Sementara itu, untuk tema besarnya, koleksi kolaborasi Rinda Salmun dan Erha tersebut terinspirasi dari kesukaran hidup seniman dunia, Vincent van Gogh. Lewat kegetiran yang dialami sang pelukis, Rinda mencoba menyulam duka menjadi sebuah koleksi yang hidup. Kesulitan yang menempa Van Gogh sepanjang hidupnya menjadi inspirasi utama Rinda Salmun.
Rinda Salmun menceritakan bagaimana ia terinspirasi dari kehidupan Van Gogh sebagai seniman. "Dari naik turunnya kehidupan van Gogh yang justru lebih banyak dukanya, saya coba mengambil aspek-aspek keseharian dari kehidupan di masa Van Gogh hidup sebagai inspirasi utamanya," tuturnya.
Potongan celana dan kemeja yang longgar serta gaun dengan pinggang yang ketat menjadi dua hal yang bisa dijumpai di koleksi Rinda Salmun kali ini. (avia)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Semangat Segar di Tahun Baru, Converse Sambut Komunitas Converse All Star Class of ’26 dan Katalis Musim ini, Harra.
Converse Sambut Musim Liburan Akhir Tahun dengan Koleksi Terbaru, Gaya Maksimal di Segala Perayaan
Gaya Sporty Luxe ala Justin Hubner: Maskulin, Melek Mode, dan Anti Ribet
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025